Ramadhan Pohan: Maafkan kami SBY
A
A
A
Sindonews.com - Kesediaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat untuk menggantikan Anas Urbaningrum disyukuri banyak kader partai itu. Meski hal tersebut disadari betul oleh kader Demokrat akan menambah beban bagi SBY.
"Sekarang ini lagi euforia dulu lah. Kami menikmati Pak SBY berkenan. Ini kami kan membebani Pak SBY, maafkan kamilah, kami menyadari itu," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2013).
Akan tetapi, Wakil Ketua Komisi I DPR ini membantah, jika kesediaan SBY menjadi Ketum Demokrat untuk memperluas kekuasaannya. Pasalnya jabatan Ketua Majelis Tinggi merupakan jabatan tertinggi di Partai Demokrat.
Dia mengatakan, setelah Pemilu 2014 mendatang kader Partai Demokrat tidak akan bergantung pada sosok SBY lagi. "Kami janji 2015 tidak akan bertumpu pada figur lagi, karena sudah lebih terbuka," kata dia.
Tak hanya itu, Ramadhan mengakui dalam proses penentuan SBY sebagai Ketum Demokrat tidak ada manuver yang berpotensi memecah belah internal partainya, sehingga SBY terpilih secara aklamasi.
"Secara politik hari ini, kita syukuri. Karena pemilihan Ketum tanpa money politic, tidak ada intimidasi dan terbuka oleh media massa dan low cost," pungkasnya.
"Sekarang ini lagi euforia dulu lah. Kami menikmati Pak SBY berkenan. Ini kami kan membebani Pak SBY, maafkan kamilah, kami menyadari itu," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2013).
Akan tetapi, Wakil Ketua Komisi I DPR ini membantah, jika kesediaan SBY menjadi Ketum Demokrat untuk memperluas kekuasaannya. Pasalnya jabatan Ketua Majelis Tinggi merupakan jabatan tertinggi di Partai Demokrat.
Dia mengatakan, setelah Pemilu 2014 mendatang kader Partai Demokrat tidak akan bergantung pada sosok SBY lagi. "Kami janji 2015 tidak akan bertumpu pada figur lagi, karena sudah lebih terbuka," kata dia.
Tak hanya itu, Ramadhan mengakui dalam proses penentuan SBY sebagai Ketum Demokrat tidak ada manuver yang berpotensi memecah belah internal partainya, sehingga SBY terpilih secara aklamasi.
"Secara politik hari ini, kita syukuri. Karena pemilihan Ketum tanpa money politic, tidak ada intimidasi dan terbuka oleh media massa dan low cost," pungkasnya.
(mhd)