Tak mudah bagi SBY memperbaiki elektabilitas Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Terpilih secara aklamasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum. Kini SBY mempunyai tugas utama untuk memperbaiki elektabilitas Partai Demokrat jelang Pemilu 2014.
Kendati demikian, untuk memperbaiki citra partai tersebut, tidaklah semudah memutar balikkan telapak tangan, mesti ada perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan SBY.
"Itu tidak mudah, butuh perjuangan yang sangat keras. Menaikkan elektabilitas partai tidak hanya dengan duduk saja bisa memperbaiki elektabilitasnya," kata Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Budiatna saat dihubungi Sindonews, Minggu (31/3/2013).
Dia mengatakan, popularitas SBY di Pemilu 2014 mendatang sudah tidak bisa diandalkan untuk menaikkan elektabilitas partai itu. Karena, masyarakat sudah tidak percaya lagi terhadap SBY.
"Masyarakat sudah mencemooh prilaku SBY. Itu akibat ucapannya sendiri yang menjilat ludahnya sendiri. Ditambah popularitas SBY sudah menurun. Dia boleh saja kuasai partai, tapi di luar PD dia dicemooh," katanya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Nasional (LSN) mengeluarkan hasil surveinya terkait dengan calon Ketua Umum partau Demokrat (Ketum PD). Dari hasil survei itu menyatakan, masyarakat tidak mengharapkan Ketua Majelis Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai ketua umum (Ketum) partai.
"Mayoritas publik tidak menyetujui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Publik menilai Presiden SBY tidak konsisten," kata Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry dalam siaran resminya yang diterima Sindonews, Jumat (29/3/2013).
Dia menjelaskan, SBY sering kali memerintahkan menterinya yang berasal dari partai politik (parpol) agar tetap fokus pada tugas kementeriannya daripada parpol masing-masing. Tetapi SBY sendiri yang mengkhianati ucapannya tersebut.
"Publik mengharapkan SBY sepenuhnya mencurahkan waktu untuk mengurus tugas-tugas negara dan pemerintahan," tandasnya.
Kendati demikian, untuk memperbaiki citra partai tersebut, tidaklah semudah memutar balikkan telapak tangan, mesti ada perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan SBY.
"Itu tidak mudah, butuh perjuangan yang sangat keras. Menaikkan elektabilitas partai tidak hanya dengan duduk saja bisa memperbaiki elektabilitasnya," kata Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Budiatna saat dihubungi Sindonews, Minggu (31/3/2013).
Dia mengatakan, popularitas SBY di Pemilu 2014 mendatang sudah tidak bisa diandalkan untuk menaikkan elektabilitas partai itu. Karena, masyarakat sudah tidak percaya lagi terhadap SBY.
"Masyarakat sudah mencemooh prilaku SBY. Itu akibat ucapannya sendiri yang menjilat ludahnya sendiri. Ditambah popularitas SBY sudah menurun. Dia boleh saja kuasai partai, tapi di luar PD dia dicemooh," katanya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Nasional (LSN) mengeluarkan hasil surveinya terkait dengan calon Ketua Umum partau Demokrat (Ketum PD). Dari hasil survei itu menyatakan, masyarakat tidak mengharapkan Ketua Majelis Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai ketua umum (Ketum) partai.
"Mayoritas publik tidak menyetujui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Publik menilai Presiden SBY tidak konsisten," kata Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry dalam siaran resminya yang diterima Sindonews, Jumat (29/3/2013).
Dia menjelaskan, SBY sering kali memerintahkan menterinya yang berasal dari partai politik (parpol) agar tetap fokus pada tugas kementeriannya daripada parpol masing-masing. Tetapi SBY sendiri yang mengkhianati ucapannya tersebut.
"Publik mengharapkan SBY sepenuhnya mencurahkan waktu untuk mengurus tugas-tugas negara dan pemerintahan," tandasnya.
(mhd)