IPW terima keluhan gaji prajurit polisi terlalu kecil
A
A
A
Sindonews.com - Kasus bunuh diri yang dilakukan tiga anggota Polri dalam lima bulan terakhir cukup menyita perhatian Indonesian Police Watch (IPW). IPW menilai, hal itu tidak terlepas dari persoalan ekonomi yang menghimpit prajurit polisi.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, ironisnya meski sudah bekerja keras sulit sekali bagi mereka untuk bisa mengikuti pendidikan dalam rangka kenaikan pangkat. Di sisi lain, gaji yang mereka terima sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup.
"Sejumlah polisi sering kali mengeluhkan hal ini kepada IPW. Kerja keras yang tak kenal waktu dengan gaji yang kecil ini, menurut mereka kerap kali membuat konflik di rumah dengan sang istri," ujar Neta melalui rilis yang diterima Sindonews, Senin (27/5/2013).
Kata Neta, hal ini dikarenakan tuntutan hidup yang cukup besar belakangan ini. Kondisi inilah yang kerap membuat banyak polisi di jajaran bawah sering merasa frustrasi.
"Memang cukup banyak polisi yang berhasil menghadapi tekanan demi tekanan ini. Tapi ada juga yang tak mampu. Sehingga ada yang berkompensasi, misalnya melakukan disersi atau melakukan tindakan ekstrim, bunuh diri," katanya.
Ia menambahkan, fenomena ini seharusnya dicermati para polisi yang menjadi atasan langsung. Saat ada bawahannya yang mulai menunjukkan tanda-tanda depresi karena berbagai tekanan langsung diatasi.
"Misalnya dengan cara memintanya beristirahat atau membebaskannya dari tugas-tugas yang berat," pungkasnya.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, ironisnya meski sudah bekerja keras sulit sekali bagi mereka untuk bisa mengikuti pendidikan dalam rangka kenaikan pangkat. Di sisi lain, gaji yang mereka terima sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup.
"Sejumlah polisi sering kali mengeluhkan hal ini kepada IPW. Kerja keras yang tak kenal waktu dengan gaji yang kecil ini, menurut mereka kerap kali membuat konflik di rumah dengan sang istri," ujar Neta melalui rilis yang diterima Sindonews, Senin (27/5/2013).
Kata Neta, hal ini dikarenakan tuntutan hidup yang cukup besar belakangan ini. Kondisi inilah yang kerap membuat banyak polisi di jajaran bawah sering merasa frustrasi.
"Memang cukup banyak polisi yang berhasil menghadapi tekanan demi tekanan ini. Tapi ada juga yang tak mampu. Sehingga ada yang berkompensasi, misalnya melakukan disersi atau melakukan tindakan ekstrim, bunuh diri," katanya.
Ia menambahkan, fenomena ini seharusnya dicermati para polisi yang menjadi atasan langsung. Saat ada bawahannya yang mulai menunjukkan tanda-tanda depresi karena berbagai tekanan langsung diatasi.
"Misalnya dengan cara memintanya beristirahat atau membebaskannya dari tugas-tugas yang berat," pungkasnya.
(kri)