KLB Demokrat belum sepenuhnya aman dari letupan
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto mengatakan, dilematis bagi kubu SBY jika Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar di Bali dibuka seperti KLB yang pernah diselenggarakan di Bandung tahun 2010. Maka tak terhindari akan terjadi letupan-letupan sebagai bagian kontestasi.
Akan tetapi, jika aklamasi dipaksakan pada figur pilihan SBY tak menutup kemungkinan akan muncul resistensi dari basis struktur partai seperti DPD dan DPC.
"Mereka ini (DPD dan DPC) belum tentu juga nyaman dengan kondisi pengendalian. Jika pun sudah ada pengkondisian, dinamika KLB masih belum sepenuhnya juga bisa aman dari munculnya letupan," ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (23/3/2013).
Ia menambahkan, dampak lain jika ada pengondisian yang sifatnya berlebihan dan memosisikan semua keputusan ada di tangan kubu Cikeas sebelum KLB sangat mungkin muncul wacana demokrasi semu.
"Dampaknya, mekanisme demokrasi internal tidak berjalan dalam kontes institusionalisasi partai. Bahkan sangat mungkin terjebak pada personalisasi," jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono memastikan hingga saat ini Dewan Pimpinan Partai (DPP) belum mengetahui calon ketua umum (Caketum) partai berlambang mercy itu.
Menurut dia, hanya Tuhan, Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan peserta Kongres Luar Biasa (KLB) yang mengetahui siapa caketum Partai Demokrat nantinya.
"Tentang nama-nama calon ketua umum yang banyak berkembang di media, kami menghargai ini aspirasi dari kader Partai Demokrat," kata Ibas dalam konferensi persnya di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 21 Maret 2013.
"Akan tetapi Partai Demokrat belum secara resmi memiliki nama-nama calon ketua umum, boleh saya katakan di sini hanya Tuhan, Bapak SBY dan peserta KLB yang mengetahui," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ibas pun menekankan jika caketum Partai Demokrat nantinya dipastikan merupakan kader partai yang besar dengan warna biru itu. "Tentunya kader Partai Demokrat," cetusnya.
Akan tetapi, jika aklamasi dipaksakan pada figur pilihan SBY tak menutup kemungkinan akan muncul resistensi dari basis struktur partai seperti DPD dan DPC.
"Mereka ini (DPD dan DPC) belum tentu juga nyaman dengan kondisi pengendalian. Jika pun sudah ada pengkondisian, dinamika KLB masih belum sepenuhnya juga bisa aman dari munculnya letupan," ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (23/3/2013).
Ia menambahkan, dampak lain jika ada pengondisian yang sifatnya berlebihan dan memosisikan semua keputusan ada di tangan kubu Cikeas sebelum KLB sangat mungkin muncul wacana demokrasi semu.
"Dampaknya, mekanisme demokrasi internal tidak berjalan dalam kontes institusionalisasi partai. Bahkan sangat mungkin terjebak pada personalisasi," jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono memastikan hingga saat ini Dewan Pimpinan Partai (DPP) belum mengetahui calon ketua umum (Caketum) partai berlambang mercy itu.
Menurut dia, hanya Tuhan, Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan peserta Kongres Luar Biasa (KLB) yang mengetahui siapa caketum Partai Demokrat nantinya.
"Tentang nama-nama calon ketua umum yang banyak berkembang di media, kami menghargai ini aspirasi dari kader Partai Demokrat," kata Ibas dalam konferensi persnya di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 21 Maret 2013.
"Akan tetapi Partai Demokrat belum secara resmi memiliki nama-nama calon ketua umum, boleh saya katakan di sini hanya Tuhan, Bapak SBY dan peserta KLB yang mengetahui," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ibas pun menekankan jika caketum Partai Demokrat nantinya dipastikan merupakan kader partai yang besar dengan warna biru itu. "Tentunya kader Partai Demokrat," cetusnya.
(kri)