KLB pemilihan langsung lebih fair dibanding aklamasi
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Toto Sugiarto mengatakan, Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat harus segera dilaksanakan.
Menurutnya, sistem pemilihan di KLB Demokrat, akan lebih bijak jika dilakukan dengan cara pemilihan langsung atau dengan suara terbanyak, dan tidak dengan cara aklamasi, karena sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.
"Nah seandainya itu (aklamasi) dilepas, pemilihan langsung mungkin bisa lebih fair," kata Toto saat berbincang dengan Sindonews di Tjikini Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2013).
Namun, dia meyakini jika faksi Cikeas tidak akan tinggal diam. Dirinya berpendapat bahwa mereka akan terus mencari Ketua Umum yang sesuai dengan kepentingan kubu Cikeas. "Tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa faksi Cikeas tidak menginginkan seseorang (yang diinginkan)," pungkasnya.
Sebelumnya, politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang juga termasuk faksi Cikeas mengatakan, kodok bisa tertawa termehek-mehek jika Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Saan Mustopa atau mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat, Tri Dianto jadi Ketua Umum (Ketum), menggantikan Anas Urbaningrum.
"Kalau kodok bisa ketawa, ketawa kodok termehek-mehek. Mereka bagian dari Anas yang hancurkan partai ini. Enggak ngaca, enggak ada budaya malu. Partai kami menjadi partai masa lalu kalau mereka yang jadi Ketum," ujar Ruhut di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, Senin 18 Maret 2013.
Menurutnya, sistem pemilihan di KLB Demokrat, akan lebih bijak jika dilakukan dengan cara pemilihan langsung atau dengan suara terbanyak, dan tidak dengan cara aklamasi, karena sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.
"Nah seandainya itu (aklamasi) dilepas, pemilihan langsung mungkin bisa lebih fair," kata Toto saat berbincang dengan Sindonews di Tjikini Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2013).
Namun, dia meyakini jika faksi Cikeas tidak akan tinggal diam. Dirinya berpendapat bahwa mereka akan terus mencari Ketua Umum yang sesuai dengan kepentingan kubu Cikeas. "Tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa faksi Cikeas tidak menginginkan seseorang (yang diinginkan)," pungkasnya.
Sebelumnya, politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang juga termasuk faksi Cikeas mengatakan, kodok bisa tertawa termehek-mehek jika Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Saan Mustopa atau mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat, Tri Dianto jadi Ketua Umum (Ketum), menggantikan Anas Urbaningrum.
"Kalau kodok bisa ketawa, ketawa kodok termehek-mehek. Mereka bagian dari Anas yang hancurkan partai ini. Enggak ngaca, enggak ada budaya malu. Partai kami menjadi partai masa lalu kalau mereka yang jadi Ketum," ujar Ruhut di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, Senin 18 Maret 2013.
(maf)