Kemenakertrans akui, pengiriman TKI bermodus umrah masih terjadi
A
A
A
Sindonews.com - Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke kawasan Timur Tengah melalui modus umrah masih terjadi ketika moratorium berlaku.
Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman Ahmadi, tidak menampik maraknya TKI yang dikirim dengan visa umrah. Bahkan pada saat kunjungan Menakertrans Muhaimin Iskandar ke Jeddah beberapa waktu lalu.
"Penyelenggara umrah mengadukan ke menteri bahwa banyak jemaahnya yang melarikan diri ketika mau pulang ke tanah air," kata Reyna, saat dihubungi Koran Sindo, Minggu (17/3/2013).
Reyna menambahkan, pengaduan itu akan diklarifikasi kembali oleh pemerintah mengingat pemerintah tidak mau menambah TKI overstayer di negara tersebut. Dia menyebutkan, kecenderungan para TKI yang datang dengan visa umrah ini memang mensengajakan diri untuk tidak pulang.
"Karena diiming-imingi bekerja di Timur Tengah dengan gaji tinggi oleh TKI yang sudah terlebih dulu tinggal disana. Jumlahnya akan semakin banyak jika tidak ada tindak lanjut dari pemerintah,” ucapnya.
Reyna mengungkapkan, Kemenakertrans akan berbicara dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperketat pengiriman jemaah umrah dengan tidak hanya mendata keberangkatan namun juga kepulangannya.
Pihaknya juga akan meminta Kemenag untuk mengevaluasi biro penyelenggara umroh yang jemaahnya tidak kembali lagi ke Indonesia. Sementara Kemenakertrans akan menindak Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) yang mengirim TKI dengan modus tersebut.
Reyna menambahkan, selain meminta pengawasan dari Atase Ketenagakerjaan di masing-masing negara maka menakertrans sudah menginstruksikan untuk membuat satuan petugas yang terdiri dari relawan mahasiswa dan warga Indonesia di 12 negara terbesar dalam penempatan TKI untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jumlah atase sangat terbatas untuk merespon kasus-kasus TKI yang terjadi khususnya di Timur Tengah dan Malaysia,” jelasnya.
Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman Ahmadi, tidak menampik maraknya TKI yang dikirim dengan visa umrah. Bahkan pada saat kunjungan Menakertrans Muhaimin Iskandar ke Jeddah beberapa waktu lalu.
"Penyelenggara umrah mengadukan ke menteri bahwa banyak jemaahnya yang melarikan diri ketika mau pulang ke tanah air," kata Reyna, saat dihubungi Koran Sindo, Minggu (17/3/2013).
Reyna menambahkan, pengaduan itu akan diklarifikasi kembali oleh pemerintah mengingat pemerintah tidak mau menambah TKI overstayer di negara tersebut. Dia menyebutkan, kecenderungan para TKI yang datang dengan visa umrah ini memang mensengajakan diri untuk tidak pulang.
"Karena diiming-imingi bekerja di Timur Tengah dengan gaji tinggi oleh TKI yang sudah terlebih dulu tinggal disana. Jumlahnya akan semakin banyak jika tidak ada tindak lanjut dari pemerintah,” ucapnya.
Reyna mengungkapkan, Kemenakertrans akan berbicara dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperketat pengiriman jemaah umrah dengan tidak hanya mendata keberangkatan namun juga kepulangannya.
Pihaknya juga akan meminta Kemenag untuk mengevaluasi biro penyelenggara umroh yang jemaahnya tidak kembali lagi ke Indonesia. Sementara Kemenakertrans akan menindak Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) yang mengirim TKI dengan modus tersebut.
Reyna menambahkan, selain meminta pengawasan dari Atase Ketenagakerjaan di masing-masing negara maka menakertrans sudah menginstruksikan untuk membuat satuan petugas yang terdiri dari relawan mahasiswa dan warga Indonesia di 12 negara terbesar dalam penempatan TKI untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jumlah atase sangat terbatas untuk merespon kasus-kasus TKI yang terjadi khususnya di Timur Tengah dan Malaysia,” jelasnya.
(maf)