Anas: KPU harus berpikir simpel & cepat
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum diam-diam terus memperhatikan perkembangan informasi di tanah air, termasuk upaya pengikutsertaan Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai peserta Pemilu 2014 usai mereka menang di sidang Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN).
Menurut pria asal Blitar, Jawa Timur ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebaiknya segera menjalankan putusan sidang tersebut tanpa harus mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).
"Ada baiknya KPU berpikir simpel, cepat, dan konstitusional, menerima serta melaksanakan putusan PT TUN," kata Anas melalui akun jejaring sosial Twitter pribadinya di @anasurbaningrum, Rabu (13/3/2013).
Dia melanjutkan, pada Pemilu 2009 juga ada beberapa partai politik (Parpol) peserta pemilu yang ikut menjadi peserta usai menang di sidang yang sama.
"Pemilu 2009 juga ada beberapa parpol peserta pemilu susulan, karena menang di PT TUN," tulisnya.
Dia pun menganalogikan, jika partai besutan Yusril Ihza Mahendra ini tidak diloloskan, maka demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya terlaksana.
"Kata temen saya di kampung: kalau tanpa bulan dan bintang, kompetisi demokrasi hanya ada di siang hari saja. Kalau PBB menjadi peserta pemilu, tentu politik akan hadir siang dan malam, karena kehadiran bulan dan bintang," tandasnya.
Menurut pria asal Blitar, Jawa Timur ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebaiknya segera menjalankan putusan sidang tersebut tanpa harus mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).
"Ada baiknya KPU berpikir simpel, cepat, dan konstitusional, menerima serta melaksanakan putusan PT TUN," kata Anas melalui akun jejaring sosial Twitter pribadinya di @anasurbaningrum, Rabu (13/3/2013).
Dia melanjutkan, pada Pemilu 2009 juga ada beberapa partai politik (Parpol) peserta pemilu yang ikut menjadi peserta usai menang di sidang yang sama.
"Pemilu 2009 juga ada beberapa parpol peserta pemilu susulan, karena menang di PT TUN," tulisnya.
Dia pun menganalogikan, jika partai besutan Yusril Ihza Mahendra ini tidak diloloskan, maka demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya terlaksana.
"Kata temen saya di kampung: kalau tanpa bulan dan bintang, kompetisi demokrasi hanya ada di siang hari saja. Kalau PBB menjadi peserta pemilu, tentu politik akan hadir siang dan malam, karena kehadiran bulan dan bintang," tandasnya.
(maf)