Demokrat terkendala DCS & figur pengganti Anas
A
A
A
Sindonews.com - Penandatanganan daftar calon sementara (DCS) dan daftar calon tetap (DCT) anggota legislatif Partai Demokrat, hingga saat ini belum juga dilakukan. Hal itu terjadi karena posisi Ketua Umum Partai Demokrat sudah ditinggalkan Anas Urbaningrum.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Gun Gun Heryanto mengatakan, berlarutnya soal DCS dan DCT ini, membuat Demokrat harus berpikir keras, agar bisa lolos di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Meski ada agenda penandatangan DCS, akan dilobi supaya DCS versi Demokrat lolos. Nanti baru mereka akan menyiapkan KLB (Kongres Luar Biasa) yang sudah disetting," ucapnya saat dihubungi Sindonews, Sabtu (9/3/2013).
Menurut Gun Gun, saat ini agar DCS bisa diselesaikan, Majelis Tinggi Demokrat sedang mengatur strategi untuk mendapatkan figur pengganti Anas.
"Artinya mereka (Demokrat) bermufakat dulu, baru bermusyawarah. Kemufakatan nama figur, akan disosialisasikan oleh kubu Cikeas baru dicarikan panggung dramaturgi politiknya untuk mengesankan seolah-olah Demokrat tetap pada pakemnya partai demokratis," pungkasnya.
Sebelumnya, Anas menjelaskan, kalau dirinya sudah tidak laik lagi mengomentari partai tersebut. Karena, bukan lagi tanggungjawabnya untuk mengomentari DCS itu.
"Saya kan sudah berhenti dari Ketua Umum, tentu tidak relevan kalau ditanyakan soal DCS, DCS itu urusan Demokrat," katanya kepada wartawan di kediamannya, Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu 3 Maret 2013.
Dirinya meyakini, jika partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu punya cara sendiri untuk mengimplementasikan Undang-undang (UU) Pemilu yang dipakai di KPU.
"Tentu Demokrat punya mekanisme berdasarkan UU Pemilu, dan tata cara pencalonan di KPU," jelasnya.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Gun Gun Heryanto mengatakan, berlarutnya soal DCS dan DCT ini, membuat Demokrat harus berpikir keras, agar bisa lolos di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Meski ada agenda penandatangan DCS, akan dilobi supaya DCS versi Demokrat lolos. Nanti baru mereka akan menyiapkan KLB (Kongres Luar Biasa) yang sudah disetting," ucapnya saat dihubungi Sindonews, Sabtu (9/3/2013).
Menurut Gun Gun, saat ini agar DCS bisa diselesaikan, Majelis Tinggi Demokrat sedang mengatur strategi untuk mendapatkan figur pengganti Anas.
"Artinya mereka (Demokrat) bermufakat dulu, baru bermusyawarah. Kemufakatan nama figur, akan disosialisasikan oleh kubu Cikeas baru dicarikan panggung dramaturgi politiknya untuk mengesankan seolah-olah Demokrat tetap pada pakemnya partai demokratis," pungkasnya.
Sebelumnya, Anas menjelaskan, kalau dirinya sudah tidak laik lagi mengomentari partai tersebut. Karena, bukan lagi tanggungjawabnya untuk mengomentari DCS itu.
"Saya kan sudah berhenti dari Ketua Umum, tentu tidak relevan kalau ditanyakan soal DCS, DCS itu urusan Demokrat," katanya kepada wartawan di kediamannya, Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu 3 Maret 2013.
Dirinya meyakini, jika partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu punya cara sendiri untuk mengimplementasikan Undang-undang (UU) Pemilu yang dipakai di KPU.
"Tentu Demokrat punya mekanisme berdasarkan UU Pemilu, dan tata cara pencalonan di KPU," jelasnya.
(maf)