IPW: Perlu dibuat sistem kontrol kinerja Densus 88

Sabtu, 02 Maret 2013 - 17:17 WIB
IPW: Perlu dibuat sistem...
IPW: Perlu dibuat sistem kontrol kinerja Densus 88
A A A
Sindonews.com - Indonesian Police Watch mengusulkan perlunya dibuat sistem kontrol terhadap kinerja Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri.

Dengan adanya pengawasan, diharapkan bisa mengantisipasi munculnya tindak kekerasan seperti yang diduga dilakukan oknum anggota Densus 88 pada tersangka teroris yang tersebar melalui video di youtube.

"Laporan tersebut harus membuat Polri, pemerintah dan legislatif agar segera membuat sistem kontrol yang ketat terhadap kinerja Densus 88," ujar Ketua Presidium IPW, Neta S Pane melalui rilis yang diterima Sindonews, Sabtu (2/3/2013).

Menurut Neta, selama ini praktis tidak ada kontrol terhadap kinerja Densus 88. Di sisi lain, lanjutnya, sikap paranoid sebagian masyarakat terhadap isu-isu terorisme seakan memberi legitimasi kepada densus untuk berbuat apa pun.

"Situasi ini tidak boleh dibiarkan. Sebab siapa pun di negeri ini, termasuk Densus 88 tidak boleh bersikap semena-mena. Untuk petugas Densus 88 yang melakukan penyiksaan di Poso, IPW)mendesak oknum tersebut harus dipecat dari Polri dan segera diadili karena melakukan tindak pidana penyiksaan," tegasnya.

Sebelumnya Sindonews memberitakan, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyambangi Markas Besar (Mabes) Polri untuk melakukan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

Pertemuan itu sendiri dimaksudkan untuk melaporkan dugaan tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang diduga dilakukan oleh Densus 88 terhadap tersangka teroris.

"Sekarang khusus kami datang juga untuk melaporkan bukti berupa video yang mengandung gambar tentang pemberantasan teroris. Tapi kami tidak tahu dimana dan kapan, tetapi sangat jelas mengindikasikan pelanggaran HAM berat," kata Din usai melakukan pertemuan dengan Kapolri di Gedung Rupatama, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Februari 2013.

Dia menyayangkan tindakan kekerasan yang membawa lambang dan simbol agama Islam yang dianggap telah melecehkan. Padahal, Din sendiri mengklaim, bahwa Islam sangat membenci aksi terorisme.

"Ada penyiksaan terhadap teroris, tersangka, dan luar biasa penindasannya. Diikat kaki tangannya, ditembak, diinjak-injak dan ada bernada nuansa keagamaan. 'Anda kan mau mati beristighfarlah. Itu ajaran agama mana'," ungkapnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1184 seconds (0.1#10.140)