BMKG serahkan antisipasi kekeringan pada Kementan
A
A
A
Sindonews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengaku, sudah memperingatkan Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa daerah-daerah yang akan terkena musim kemarau akan datang lebih cepat dari biasanya.
Kepala BMKG Sri Woro B. Harijono mengatakan, prediksi tersebut sudah mereka sampaikan beberapa bulan sebelum prediksi musim kemarau tesebut mereka dapatkan. BMKG pun menyerahkan, tanggung jawab dari daerah-daerah kaya akan lahan pertanian yang berpontensi terkena kekeringan kepada Kementan.
"Main usernya Kementan. Mereka juga udah kenal dengan daerah itu. Manajemennya tanggung jawab mereka dan kita hanya memberikan informasi," kata Woro di kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Woro pun berkeyakinan, Kementan sudah lebih berpengalaman dalam melakukan antisipasi terhadap musim kemarau yang akan datang lebih awal di beberapa wilayah.
"Nanti mereka antisipasi sendiri dengan cara mereka. Mereka sudah punya rumus dan jurus apa yang akan dilakukan," ungkapnya.
Ditambahkan Woro, pihaknya sudah memberikan informasi berupa kalender pertanian berdasarkan prakiraan kemarau. Itu diakuinya sebagai kewajiban yang sudah dilakukan BMKG.
Berdasarkan prakiraan BMKG, di Sumatera daerah-daerah yang diperkirakan dilanda kekeringan itu di antaranya Provinsi Riau dan Lampung Selatan bagian selatan mulai datang bulan Mei. Di Jawa, kemarau terjadi di Wonogiri bagian barat dan Gunung Kidul bagian utara mulai April, dan Sukabumi mulai Mei.
Sedangkan di Nusa Tenggara Timur, kemarau datang 30 hari lebih cepat dari biasanya, yakni di Kupang bagian utara dan Belu bagian Barat. Untuk Kalimantan, musim kemarau akan menyebabkan kekeringan di daerah Kutai Barat bagian barat daya mulai Juni.
Di Sulawesi, daerah yang lebih awal kemaraunya meliputi Kota Tomohon/Minahasa bagian tengah, selatan dan tenggara bagian utara, dan Bolaang Mongondow bagian timur mulai bulan Juni. Kemudian di Maluku Tenggara mulai bulan Juni. Rata-rata kemarau datang antara 10-30 hari lebih cepat.
Kepala BMKG Sri Woro B. Harijono mengatakan, prediksi tersebut sudah mereka sampaikan beberapa bulan sebelum prediksi musim kemarau tesebut mereka dapatkan. BMKG pun menyerahkan, tanggung jawab dari daerah-daerah kaya akan lahan pertanian yang berpontensi terkena kekeringan kepada Kementan.
"Main usernya Kementan. Mereka juga udah kenal dengan daerah itu. Manajemennya tanggung jawab mereka dan kita hanya memberikan informasi," kata Woro di kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Woro pun berkeyakinan, Kementan sudah lebih berpengalaman dalam melakukan antisipasi terhadap musim kemarau yang akan datang lebih awal di beberapa wilayah.
"Nanti mereka antisipasi sendiri dengan cara mereka. Mereka sudah punya rumus dan jurus apa yang akan dilakukan," ungkapnya.
Ditambahkan Woro, pihaknya sudah memberikan informasi berupa kalender pertanian berdasarkan prakiraan kemarau. Itu diakuinya sebagai kewajiban yang sudah dilakukan BMKG.
Berdasarkan prakiraan BMKG, di Sumatera daerah-daerah yang diperkirakan dilanda kekeringan itu di antaranya Provinsi Riau dan Lampung Selatan bagian selatan mulai datang bulan Mei. Di Jawa, kemarau terjadi di Wonogiri bagian barat dan Gunung Kidul bagian utara mulai April, dan Sukabumi mulai Mei.
Sedangkan di Nusa Tenggara Timur, kemarau datang 30 hari lebih cepat dari biasanya, yakni di Kupang bagian utara dan Belu bagian Barat. Untuk Kalimantan, musim kemarau akan menyebabkan kekeringan di daerah Kutai Barat bagian barat daya mulai Juni.
Di Sulawesi, daerah yang lebih awal kemaraunya meliputi Kota Tomohon/Minahasa bagian tengah, selatan dan tenggara bagian utara, dan Bolaang Mongondow bagian timur mulai bulan Juni. Kemudian di Maluku Tenggara mulai bulan Juni. Rata-rata kemarau datang antara 10-30 hari lebih cepat.
(kri)