Usulan Anas ditolak SBY dalam rapat Majelis Tinggi
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum membongkar rapat yang dilakukan oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat, di kediaman Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Cikeas, Bogor, Jumat 8 Februari 2013.
Dalam rapat tersebut, Anas sudah mengetahui bahwa dalam pidato yang akan disampaikan SBY pada malam itu, menyebutkan dirinya lebih fokus pada masalah hukum yang tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya menyatakan bahwa kalimat itu tidak relevan, sebaiknya kalimat itu dihapus, tetapi tentu beliau (SBY) tidak setuju. Itu sudah menjadi keputusan dari rapat Majelis Tinggi," ucap Anas, seperti dikutip Sindonews dari hasil wawancara khusus RCTI, Rabu (27/2/2013) dini hari.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini menegaskan, usulan itu dia sampaikan langsung kepada SBY.
"Tidak perlu perantara, karena rapat, rapat Majelis Tinggi. Semua orang yang hadir tidak berpendapat terkait usulan itu," tegasnya.
Namun dia tidak sependapat, jika pada rapat malam hari itu, dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sudah tidak diinginkan lagi oleh Majelis Tinggi.
"Saya kira tidak terkait dengan itu, ini satu rangkaian yang panjang. Seperti yang saya sampaikan, bahwa Anas sebagai Ketua Umum, itu ibarat bayi yang baru lahir tidak diharapkan, tidak dikehendaki, karena memang proses kongresnya seperti itu," pungkasnya.
Dalam rapat tersebut, Anas sudah mengetahui bahwa dalam pidato yang akan disampaikan SBY pada malam itu, menyebutkan dirinya lebih fokus pada masalah hukum yang tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya menyatakan bahwa kalimat itu tidak relevan, sebaiknya kalimat itu dihapus, tetapi tentu beliau (SBY) tidak setuju. Itu sudah menjadi keputusan dari rapat Majelis Tinggi," ucap Anas, seperti dikutip Sindonews dari hasil wawancara khusus RCTI, Rabu (27/2/2013) dini hari.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini menegaskan, usulan itu dia sampaikan langsung kepada SBY.
"Tidak perlu perantara, karena rapat, rapat Majelis Tinggi. Semua orang yang hadir tidak berpendapat terkait usulan itu," tegasnya.
Namun dia tidak sependapat, jika pada rapat malam hari itu, dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sudah tidak diinginkan lagi oleh Majelis Tinggi.
"Saya kira tidak terkait dengan itu, ini satu rangkaian yang panjang. Seperti yang saya sampaikan, bahwa Anas sebagai Ketua Umum, itu ibarat bayi yang baru lahir tidak diharapkan, tidak dikehendaki, karena memang proses kongresnya seperti itu," pungkasnya.
(maf)