Pernyataan SBY soal Lapindo bukan serangan politik
A
A
A
Sindonews.com - Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengingatkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) agar memenuhi ganti rugi korban lumpur Lapindo dinilai sebagai hal yang wajar, dan sama sekali tidak menyinggung perasaan Ical.
Menurut Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Lalu Mara, Presiden SBY sangat mengetahui semua keputusan, termasuk keputusan Mahkamah Agung (MA), dan pembelian seluruh aset dalam peta berdampak.
"Kami keluarga Bakrie, lakukan kendala upaya. Dari kantong pribadi keluarga sudah keluar lebih dari Rp8 triliun, itu fakta. Bahwa namanya hidup tak selalu ideal. Masih ada kekurangan kita terima. Logikanya ngapain kita lari," tegasnya kepada wartawan di Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) Depok, Rabu (20/02/2013).
Mara menegaskan, Ical menargetkan tahun ini seluruh ganti rugi sebesar Rp786 miliar akan selesai seluruhnya. "Semoga tahun ini selesai, lihat kinerja perusahaan. Kami tidak akan lari, kalau dilihat dari pernyataan Presiden, jangan dilihat sebagai serangan politik, meskipun beliau juga ketua majelis tinggi partai politik, tapi ini fakta memang ada pembayaran yang belum kami selesaikan," jelasnya.
Pihaknya menilai pernyataan Presiden SBY tidak ada kaitannya dengan suasana politik menjelang 2014. Pernyataan SBY itu juga tidak ada yang menyinggung, justru Ical berterimakasih telah diingatkan. Ical, lanjut Mara, juga sudah berkomitmen menandatangani perjanjian, dan tidak akan ingkar janji.
"Beliau sebagai Presiden sangat mengetahui permasalahan ini. Beliau sangat mengetahui kepemilikan perusahaan tersebut, beliau juga mengetahui keputusan MA berkekuatan hukum tetap, beliau juga tahu sampai menerbitkan perpres, beliau juga tahu siapa yang bertanggung jawab dan melakukan pembelian terhadap aset-aset tersebut. Justru ini positif," tegasnya.
Menurut Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Lalu Mara, Presiden SBY sangat mengetahui semua keputusan, termasuk keputusan Mahkamah Agung (MA), dan pembelian seluruh aset dalam peta berdampak.
"Kami keluarga Bakrie, lakukan kendala upaya. Dari kantong pribadi keluarga sudah keluar lebih dari Rp8 triliun, itu fakta. Bahwa namanya hidup tak selalu ideal. Masih ada kekurangan kita terima. Logikanya ngapain kita lari," tegasnya kepada wartawan di Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) Depok, Rabu (20/02/2013).
Mara menegaskan, Ical menargetkan tahun ini seluruh ganti rugi sebesar Rp786 miliar akan selesai seluruhnya. "Semoga tahun ini selesai, lihat kinerja perusahaan. Kami tidak akan lari, kalau dilihat dari pernyataan Presiden, jangan dilihat sebagai serangan politik, meskipun beliau juga ketua majelis tinggi partai politik, tapi ini fakta memang ada pembayaran yang belum kami selesaikan," jelasnya.
Pihaknya menilai pernyataan Presiden SBY tidak ada kaitannya dengan suasana politik menjelang 2014. Pernyataan SBY itu juga tidak ada yang menyinggung, justru Ical berterimakasih telah diingatkan. Ical, lanjut Mara, juga sudah berkomitmen menandatangani perjanjian, dan tidak akan ingkar janji.
"Beliau sebagai Presiden sangat mengetahui permasalahan ini. Beliau sangat mengetahui kepemilikan perusahaan tersebut, beliau juga mengetahui keputusan MA berkekuatan hukum tetap, beliau juga tahu sampai menerbitkan perpres, beliau juga tahu siapa yang bertanggung jawab dan melakukan pembelian terhadap aset-aset tersebut. Justru ini positif," tegasnya.
(lns)