Parpol tidak ada yang beres, rakyat hilang kepercayaan
Parpol tidak ada yang beres, rakyat hilang kepercayaan
A
A
A
Sindonews.com - Hampir semua partai politik (Parpol) tersandung kasus korupsi. Hal ini membuat harapan masyarakat terhadap partai, terus menurun.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Zulfikar Ghazali mengungkapkan, partai seharusnya bisa menjadi perpanjangan tangan dari masyarakat kepada pemerintah. Di samping itu, partai diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat.
"Padahal, partai merupakan tumpuan bagi masyarakat, terutama di negara dengan sistem partai saat ini. Tapi yang terjadinya, partainya tidak ada yang beres," ucapnya, saat dihubungi Sindonews, Selasa (19/2/2013).
Untuk itu, Zulfikar memberikan saran, agar parpol bisa memilih tokoh yang bersih untuk memimpin partai. Menurutnya hal itu perlu dilakukan, untuk mengmbalikan citra partai saat ini.
"Untuk mengembalikan citra partai, perlu tokoh yang bersih dan memimpin partai yang bersih. Tapi yang terjadi, saat ini sudah tidak ada lagi yang bisa dijadikan contoh, baik itu partainya, maupun pemimpinnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, mulai dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karta (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), terlibat kasus korupsi dan suap-menyuap.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Zulfikar Ghazali mengungkapkan, partai seharusnya bisa menjadi perpanjangan tangan dari masyarakat kepada pemerintah. Di samping itu, partai diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat.
"Padahal, partai merupakan tumpuan bagi masyarakat, terutama di negara dengan sistem partai saat ini. Tapi yang terjadinya, partainya tidak ada yang beres," ucapnya, saat dihubungi Sindonews, Selasa (19/2/2013).
Untuk itu, Zulfikar memberikan saran, agar parpol bisa memilih tokoh yang bersih untuk memimpin partai. Menurutnya hal itu perlu dilakukan, untuk mengmbalikan citra partai saat ini.
"Untuk mengembalikan citra partai, perlu tokoh yang bersih dan memimpin partai yang bersih. Tapi yang terjadi, saat ini sudah tidak ada lagi yang bisa dijadikan contoh, baik itu partainya, maupun pemimpinnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, mulai dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karta (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), terlibat kasus korupsi dan suap-menyuap.
(maf)
Explore More