65% publik khawatir SBY lebih fokus urus partai
A
A
A
Sindonews.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbarunya terkait kehawatiran publik terhadap kinerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memimpin negara.
Kekhawatiran publik itu terjadi karena SBY kembali secara aktif mengurus Partai Demokrat, dengan mengambil alih wewenang Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.
"Mayoritas publik khawatir, Presiden SBY tak fokus lagi menjalankan tugasnya selaku presiden," ujar peneliti LSI Barkah Patimahu, saat konfrensi pers di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (17/2/2013).
Menurutnya, dengan hasil survei tersebut, menunjukan publik sangat khawatir dengan presentase 68,42 persen, tidak khawatir sama sekali 24,29 persen dan tidak tahu 7,29 persen.
"Hanya 24,29 persen publik yakin Presiden SBY tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai presiden," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, lebih khawatir terhadap kinerja SBY setelah kembali aktif urus partai. Diketahui, 68,58 persen masyarakat pedesaan khawatir, sementara 24,34 persen tidak khawatir.
"Sedangkan masyarakat kota yang khawatir sebanyak 63,79 persen khawatir dan 24,14 persen tidak khawatir kinerja SBY akan merosot," ucapnya.
Sementara, untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah 78,97 persen khawatir, dan 12,12 persen tidak khawatir. Untuk ekonomi menengah 73,68 persen khawatir terhadap kinerja SBY dan 10,53 tidak khawatir dan menengah keatas 62,67 persen dan 30,67 persen tidak khawatir.
Survei ini dilakukan pada 11-14 Februari 2013 dengan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden awal 1200 responden. Pengumpulan data dengan wawancara handset (quick poll) dengan margin of eror dua Persen.
Menurutnya, Survei dilengkapi dengan riset kualitatif, Fokus Gruop Discusion (FGD) di tujuh Ibu Kota Provinsi terbesar di Indonesia, dengan menggunakan teknik in depth interview dan analis media nasional.
Kekhawatiran publik itu terjadi karena SBY kembali secara aktif mengurus Partai Demokrat, dengan mengambil alih wewenang Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.
"Mayoritas publik khawatir, Presiden SBY tak fokus lagi menjalankan tugasnya selaku presiden," ujar peneliti LSI Barkah Patimahu, saat konfrensi pers di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (17/2/2013).
Menurutnya, dengan hasil survei tersebut, menunjukan publik sangat khawatir dengan presentase 68,42 persen, tidak khawatir sama sekali 24,29 persen dan tidak tahu 7,29 persen.
"Hanya 24,29 persen publik yakin Presiden SBY tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai presiden," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, lebih khawatir terhadap kinerja SBY setelah kembali aktif urus partai. Diketahui, 68,58 persen masyarakat pedesaan khawatir, sementara 24,34 persen tidak khawatir.
"Sedangkan masyarakat kota yang khawatir sebanyak 63,79 persen khawatir dan 24,14 persen tidak khawatir kinerja SBY akan merosot," ucapnya.
Sementara, untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah 78,97 persen khawatir, dan 12,12 persen tidak khawatir. Untuk ekonomi menengah 73,68 persen khawatir terhadap kinerja SBY dan 10,53 tidak khawatir dan menengah keatas 62,67 persen dan 30,67 persen tidak khawatir.
Survei ini dilakukan pada 11-14 Februari 2013 dengan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden awal 1200 responden. Pengumpulan data dengan wawancara handset (quick poll) dengan margin of eror dua Persen.
Menurutnya, Survei dilengkapi dengan riset kualitatif, Fokus Gruop Discusion (FGD) di tujuh Ibu Kota Provinsi terbesar di Indonesia, dengan menggunakan teknik in depth interview dan analis media nasional.
(maf)