BNPB: 12 kota di Indonesia masih terendam banjir
A
A
A
Sindonews.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, akibat hujan deras di seluruh wilayah Indonesia, menyebabkan 12 Kabupaten dan Kota di negeri seribu pulau ini terendam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, akibat banjir tersebut, ribuan rumah dan sawah yang terendam banjir.
"Ketinggian banjir di berbagai daerah bervariatif, mulai dari 20 centimeter (cm) hingga dua meter," ucap Sutopo, lewat rilis yang diterima Sindonews, Minggu (17/2/2013).
Berikut data BNPB, mengenai daerah yang masih terendam banjir.
1) Bojonegoro (Jatim). Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak Sabtu hingga sekarang. Sebanyak 59 desa di 12 Kecamatan mengalami banjir. 1.461 rumah, 1.725 hektar sawah dan jalan desa sepanjang 30 kilometer (km) terendam banjir.
Tanggul sungai Bengawan Solo di Desa Ngrape, Kec Kanor mengalami penurunan. Alat berat dan karung pasir disiapkan mengatasi hal itu. Masyarakat telah mengamankan barang-barangnya dan belum mengungsi. Masyarakat Tuban, Lamongan, Gresik diminta waspada karena banjir di Bojonegoro dapat berimbas ke hilirnya.
2) Kota Manado (Sulut), banjir pada 17 Februari 2013, merendam enam Kecamatan (Singkil, Paal Dua, Sario, Tumintung, Malalayang, Wenang). Tinggi banjir 60-70 cm. Masyarakat mengungsi ke rumah ibadah.
3) Tiga wilayah di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Sungai Penuh, Muaro Jambi, dan Kota Jambi terendam banjir sejak Kamis 14 Februari. Di Kota Jambi 1.074 rumah terendam banjir dan dua orang meninggal. Di Muaro Jambi merendam 5.438 rumah dan di Sungai Penuh 900 rumah dan 350 hektar are (ha) sawah.
4) Bolaang Mongondow Timur (Sulut) banjir bandang pada 17 Februari di Desa Togid, Kecamatan Tutuyan. Masih pendataan.
5) Manggarai Barat (NTT) di Desa Golo Bilas, Kec Komodo pada 17 Februari yang disebabkan meluapnya bendungan Wae Mese, masih pendataan.
6) Aceh Barat (NAD) pada 16 Februari, menggenangi lima Kecamatan (Panton, Reu, Woyla Barat, Meurubo, Johan Pahlawan) yang langganan banjir. Sungai Woyla meluap dan merendam ribuan rumah hingga satu meter.
7) Bandung (Jabar), yang terjadi sejak 11 Februari hingga sekarang akibat luapan Sungai Citarum Hulu. 3.808 jiwa masih mengungsi, yaitu 1.809 di Baleendah, 1.599 jiwa di Dayeuhkolot, dan 400 jiwa di Bojongsoang. Pengungsi ada di 17 titik.
8) Tabalong (Kalsel), banjir yang terjadi sejak 14 Februari masih merendam 10 desa, empat Kecamatan (Bintang Ara, Tanjung, Kluak, Juai) dengan tinggi 30-100 cm. Pendataan masih dilakukan.
9) Samarinda (Kaltim), banjir menggenangi jalan-jalan dan permukiman pada 16 Februari. Tidak ada pengungsi.
10) Kapuas Hulu (Kalbar), banjir yang terjadi 11 Februari di Kecamatan Silat Hulu dan Silat Hilir mulai menggenangi daerah-daerah hilir. Ada delapan kecamatan yang terdampak. Pendataan masih dilakukan.
Untuk mengatasi banjir tersebut, saat ini Badan BPBD bersama dengan TNI, Polri, Tagana, SKPD terkait, masyarakat dan lainnya, masih melakukan penanganan darurat bencana. Sebagian besar telah didirikan posko, dapur umum, posko, dan lainnya.
"Akses yang sulit dan keterbatasan peralatan, seperti perahu karet menjadi salah satu kendala penanganan darurat. Alokasi anggaran APBD untuk BPBD terbatas. Tim Reaksi Cepat BNPB memberikan pendampingan dan perkuatan BPBD di beberapa daerah," ucap Sutopo.
Lebih lanjut dia mengatakan, sejak Desember 2012 hingga awal Februari 2013, BNPB telah mendistribusikan bantuan dana siap pakai untuk penanganan banjir dan longsor kepada BPBD sekitar Rp180 miliar.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, akibat banjir tersebut, ribuan rumah dan sawah yang terendam banjir.
"Ketinggian banjir di berbagai daerah bervariatif, mulai dari 20 centimeter (cm) hingga dua meter," ucap Sutopo, lewat rilis yang diterima Sindonews, Minggu (17/2/2013).
Berikut data BNPB, mengenai daerah yang masih terendam banjir.
1) Bojonegoro (Jatim). Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak Sabtu hingga sekarang. Sebanyak 59 desa di 12 Kecamatan mengalami banjir. 1.461 rumah, 1.725 hektar sawah dan jalan desa sepanjang 30 kilometer (km) terendam banjir.
Tanggul sungai Bengawan Solo di Desa Ngrape, Kec Kanor mengalami penurunan. Alat berat dan karung pasir disiapkan mengatasi hal itu. Masyarakat telah mengamankan barang-barangnya dan belum mengungsi. Masyarakat Tuban, Lamongan, Gresik diminta waspada karena banjir di Bojonegoro dapat berimbas ke hilirnya.
2) Kota Manado (Sulut), banjir pada 17 Februari 2013, merendam enam Kecamatan (Singkil, Paal Dua, Sario, Tumintung, Malalayang, Wenang). Tinggi banjir 60-70 cm. Masyarakat mengungsi ke rumah ibadah.
3) Tiga wilayah di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Sungai Penuh, Muaro Jambi, dan Kota Jambi terendam banjir sejak Kamis 14 Februari. Di Kota Jambi 1.074 rumah terendam banjir dan dua orang meninggal. Di Muaro Jambi merendam 5.438 rumah dan di Sungai Penuh 900 rumah dan 350 hektar are (ha) sawah.
4) Bolaang Mongondow Timur (Sulut) banjir bandang pada 17 Februari di Desa Togid, Kecamatan Tutuyan. Masih pendataan.
5) Manggarai Barat (NTT) di Desa Golo Bilas, Kec Komodo pada 17 Februari yang disebabkan meluapnya bendungan Wae Mese, masih pendataan.
6) Aceh Barat (NAD) pada 16 Februari, menggenangi lima Kecamatan (Panton, Reu, Woyla Barat, Meurubo, Johan Pahlawan) yang langganan banjir. Sungai Woyla meluap dan merendam ribuan rumah hingga satu meter.
7) Bandung (Jabar), yang terjadi sejak 11 Februari hingga sekarang akibat luapan Sungai Citarum Hulu. 3.808 jiwa masih mengungsi, yaitu 1.809 di Baleendah, 1.599 jiwa di Dayeuhkolot, dan 400 jiwa di Bojongsoang. Pengungsi ada di 17 titik.
8) Tabalong (Kalsel), banjir yang terjadi sejak 14 Februari masih merendam 10 desa, empat Kecamatan (Bintang Ara, Tanjung, Kluak, Juai) dengan tinggi 30-100 cm. Pendataan masih dilakukan.
9) Samarinda (Kaltim), banjir menggenangi jalan-jalan dan permukiman pada 16 Februari. Tidak ada pengungsi.
10) Kapuas Hulu (Kalbar), banjir yang terjadi 11 Februari di Kecamatan Silat Hulu dan Silat Hilir mulai menggenangi daerah-daerah hilir. Ada delapan kecamatan yang terdampak. Pendataan masih dilakukan.
Untuk mengatasi banjir tersebut, saat ini Badan BPBD bersama dengan TNI, Polri, Tagana, SKPD terkait, masyarakat dan lainnya, masih melakukan penanganan darurat bencana. Sebagian besar telah didirikan posko, dapur umum, posko, dan lainnya.
"Akses yang sulit dan keterbatasan peralatan, seperti perahu karet menjadi salah satu kendala penanganan darurat. Alokasi anggaran APBD untuk BPBD terbatas. Tim Reaksi Cepat BNPB memberikan pendampingan dan perkuatan BPBD di beberapa daerah," ucap Sutopo.
Lebih lanjut dia mengatakan, sejak Desember 2012 hingga awal Februari 2013, BNPB telah mendistribusikan bantuan dana siap pakai untuk penanganan banjir dan longsor kepada BPBD sekitar Rp180 miliar.
(maf)