Iberamsjah: Kesetiaan para pendukung Anas goyah
A
A
A
Sindonews.com - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Profesor Iberamsjah meragukan, pendukung Anas benar-benar melakukan perlawanan jika sang ketua umum dilengserkan. Menurutnya, pernyataan keras SBY membuat goyah kesetiaan DPP, DPD, dan DPW yang selama ini menjadi loyalis Anas.
"Akhirnya politik itu kepentingan, bukan kesetiaan. Loyalitas itu hanya kepada Tuhan, Anas kan bukan. Saya pikir enggak ada kader yang benar-benar loyal dan setia mati-matian kepada partai. Mereka akan mencari keuntungan dari setiap momen," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (9/2/2013).
Andai pun kata ada pendukung Anas, lanjutnya, bentuk perlawanannya bukan terhadap SBY tetapi mereka akan keluar dari Partai Demokrat. Namun, perlawanan itu hanyalah riak-riak kecil dan tak sampai mengganggu soliditas partai.
"Kalau mendongkel SBY, tidak ada kuasanya mereka. Mungkin bentuk protesnya keluar dari Demokrat. Seperti kader-kader NasDem yang keluar kemarin. Jadinya nanti begitu," kata dia.
Iberamsjah menambahkan, hanya tinggal menunggu waktu Anas akan ditinggal para pendukung setianya. Ketika Anas ditinggal para pengikutnya, tamat sudah riwayatnya di Partai Demokrat.
"Ini satu-satu akan mundur teratur. Politik itu kan mengajarkan sesorang untuk pragmatis. Maka mereka akan mencari jalan lain untuk menyaluran kepentingannya," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina yang juga sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan akan mengambil alih seluruh kendali partai berlambang mercy ini. Kata dia, keputusan Majelis Tinggi Partai mutlak dijalankan oleh seluruh kader.
Dia pun secara tegas mempersilahkan siapapun kader Partai Demokrat keluar dari partai, jika ada yang tak suka dengan kebijakannya dalam penyelamatan partai.
"Dan yang tidak menjalankan akan diberikan sanksi tegas. Termasuk yang tidak nyaman dengan kondisi elektabilitas Partai Demokrat sekarang ini, dan atau yang tidak suka dengan kebijakan penyelamatan partai yang dipimpin ketua Majelis Tinggi partai. Kita silahkan meninggalkan partai," ujar SBY dalam konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/2/2013) malam.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, posisi yang ditinggal kader-kader yang tak patuh tersebut akan diisi orang baru. "Kita ucapkan terimakasih dan kita isi dengan pejabat partai yang baru," ujarnya.
SBY menambahkan, bahwa penertiban partai oleh Majelis Tinggi berakhir setelah nama baik dan kondisi partai kembali pulih dan normal.
"Akhirnya politik itu kepentingan, bukan kesetiaan. Loyalitas itu hanya kepada Tuhan, Anas kan bukan. Saya pikir enggak ada kader yang benar-benar loyal dan setia mati-matian kepada partai. Mereka akan mencari keuntungan dari setiap momen," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (9/2/2013).
Andai pun kata ada pendukung Anas, lanjutnya, bentuk perlawanannya bukan terhadap SBY tetapi mereka akan keluar dari Partai Demokrat. Namun, perlawanan itu hanyalah riak-riak kecil dan tak sampai mengganggu soliditas partai.
"Kalau mendongkel SBY, tidak ada kuasanya mereka. Mungkin bentuk protesnya keluar dari Demokrat. Seperti kader-kader NasDem yang keluar kemarin. Jadinya nanti begitu," kata dia.
Iberamsjah menambahkan, hanya tinggal menunggu waktu Anas akan ditinggal para pendukung setianya. Ketika Anas ditinggal para pengikutnya, tamat sudah riwayatnya di Partai Demokrat.
"Ini satu-satu akan mundur teratur. Politik itu kan mengajarkan sesorang untuk pragmatis. Maka mereka akan mencari jalan lain untuk menyaluran kepentingannya," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina yang juga sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan akan mengambil alih seluruh kendali partai berlambang mercy ini. Kata dia, keputusan Majelis Tinggi Partai mutlak dijalankan oleh seluruh kader.
Dia pun secara tegas mempersilahkan siapapun kader Partai Demokrat keluar dari partai, jika ada yang tak suka dengan kebijakannya dalam penyelamatan partai.
"Dan yang tidak menjalankan akan diberikan sanksi tegas. Termasuk yang tidak nyaman dengan kondisi elektabilitas Partai Demokrat sekarang ini, dan atau yang tidak suka dengan kebijakan penyelamatan partai yang dipimpin ketua Majelis Tinggi partai. Kita silahkan meninggalkan partai," ujar SBY dalam konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/2/2013) malam.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, posisi yang ditinggal kader-kader yang tak patuh tersebut akan diisi orang baru. "Kita ucapkan terimakasih dan kita isi dengan pejabat partai yang baru," ujarnya.
SBY menambahkan, bahwa penertiban partai oleh Majelis Tinggi berakhir setelah nama baik dan kondisi partai kembali pulih dan normal.
(kri)