Bisnis politik di dunia maya

Selasa, 05 Februari 2013 - 11:07 WIB
Bisnis politik di dunia maya
Bisnis politik di dunia maya
A A A
Panggung politik memang menarik perhatian bagi banyak kalangan. Perhatian yang besar itu membuka kesempatan kalangan spekulan domain untuk membuat situs dengan nama politik. Terdapatribuandomainyang memakai nama politik di dunia.

Pada laman BuyDomain.com, sebuah situs yang menawarkan penjualan nama domain, ada sekira 4 juta domain yang di dalamnya memuat ribuan domain dengan nama politik. Tertanggal 02 Februari 2013, pukul 17:00, BuyDomains.com melelang sejumlah domain bernama politik dengan harga yang menggiurkan.

Di anta-ranya ada IslamicPolitics.com dilelang senilai USD4.188,PoliticalReport. com (USD4.288), partypolitics.com (USD40.000), PoliticalSpectrum . c o m (USD4.088), NewsPolitics.com (USD2,188),EuropeanPolitics.org (USD2,188), dan politicalbookstore. com(USD3.200).

Hal ini karena fenomena politik di mana pun menjadi bahan perbincangan yang menarik setiap hari. Karena itu, peluang ini dimanfaatkan benar-benar oleh kalangan spekulan domain. Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Gatot Dewa Broto mengatakan, tidak perlu dipersoalkan dengan munculnya kalangan spekulan domain.

Sejauh ini realitas tersebut mencerminkan fenomena dan dinamika masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

“Model spekulan seperti ini banyak terjadi di negara-negara luar. Di Australia dan Amerika Serikat juga banyak yang memanfaatkannya,” lanjut Gatot kepada SINDO, Minggu, 3 Februari 2013.

Sejak iklim pemilihan presiden di AS pada 2008 menguat, nama-nama kandidat presiden seperti Barack Obama, Hillary Clinton, dan Mc Cain menjadi “santapan”menarik dijadikan nama sejumlah domain oleh para spekulan.

Tujuannya tentu saja mereka ingin mendapatkan keuntungan besar. Data yang dilaporkan sebuah perusahaan pengelola nama domain NetNames saat itu menyebutkan, ada lebih dari 1.900 nama domain yang berhubungan dengan para kandidat presiden AS yang diregistrasi para spekulan. Di antara nama itu ada yang malah menjatuhkan dan ada pula yang benar-benar mengampanyekan mereka.

Data survei yang dikeluarkan Koalisi Melawan Penyalahgunaan Nama Domain (Collation Against Domain Name Abuse/CADNA) pada 2010 menyebutkan, ada sedikitnya 50 dari 100 anggota senat dan hanya 40% dari anggota DPR AS memiliki domain dengan nama FullName.com. Sementara hanya 32% senator dan 22% dari DPR yang bisa membuat domain nama mereka FullName.org.

“Laporan ini bertujuan untuk memfokuskan perhatian anggota parlemen pada praktik yang dikenal sebagai cybersquatting, di mana individu membeli nama domain dan kemudian menggunakannya untuk mengambil uang atau terlibat dalam penipuan,” seperti diungkap penulis artikel Michael Berkens dalam thedomains.com.

Kondisi yang sama juga terjadi di Indonesia. Ketika persaingan politik menuju RI 1 dan RI 2 menghangat pada 2009, muncul domain dengan nama sbyboediono.com dan sbyboediono. com.

Kedua nama domain tersebut menarik perhatian publik dan tim sukses duet SBY-Boediono ketika itu hingga domain ini dilelang seharga Rp300 juta. Kini menghadapi Pemilu 2014 tampaknya peluang itu akan kembali diminati kalangan spekulan domain.

Apalagi mayoritas kini masyarakat tengah menyadari pentingnya memiliki alamat domain sebagai media promosi atau kampanye politik. “Ketika memasuki masa pemilu 2014, ada ketentuan khusus untuk domain .id nantinya.

Jika Anda ingin membuat domain nama partai .id misalnya, kami akan tanya ada hubungan apa Anda dengan partai tersebut. Serta, apakah Anda sudah mendapatkan izin dari pihak yang bersangkutan atau belum,” ungkap Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi.

Menurutnya, jika memang ternyata spekulan domain tersebut tidak memiliki kepentingan dengan nama domain yang ingin dibeli, tidak akan mendapatkan izin.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2419 seconds (0.1#10.140)