Konflik internal Demokrat belum selesai
A
A
A
Sindonews.com - Pasca penetapan tersangka mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, partai berlambang bulan sabit kembar dan padi itu mengalami penurunan elektabilitas yang cukup signifikan.
Bahkan tak hanya PKS, Partai Demokrat juga sedang mengalami krisis di internalnya, belum lagi rentetan kasus korupsi yang masih menjerat beberapa kadernya.
"Di luar itu, ini merupakan kepanikan Demokrat atas hasil survei SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting), Yang memperlihatkan Demokrat dan PKS terjun bebas," kata Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Iding R Hasan kepada Sindonews, Selasa (5/1/2013).
Menurutnya, konflik di internal partai berlambang bintang mercy itu masih kental hingga sekarang. "Pada sisi lain in adalah sinyal bahwa gejolak di internal demokrat masih belum padam," pungkas dosen komunikasi politik UIN Jakarta ini.
Namun, hal tersebut dijadikan segolongan di internal demokrat untuk menyingkirkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. "Hasil survei di atas dijadikan alat untuk menekan anas agar mau mundur dari posisinya," tandasnya.
Seperti diketahui, survei SMRC menyebut posisi Demokrat saat ini merupakan rekor sepanjang sejarah. Jika Pemilu 2014 dilaksanakan hari ini, dukungan suara Demokrat hanya 8,3 persen, di bawah perolehan pada April-Juli 2008 yang mencapai 8,7 persen.
Demokrat juga berada di bawah partai Golkar yang meraih dukungan 21,3 persen, sedangkan PDIP 18,2 persen.
Atas hasil survei itu, Demokrat merespon cepat dan mengharapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera turun tangan, menyelamatkan partai.
Sebelumnya, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Budiatna mengataan, PKS memang sedang dilanda musibah besar, namun, hal itu bukanlah apa-apa dibandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bila dijadikan tersangka korupsi dalam waktu dekat ini.
"Kalau Anas sekarang ini ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK akan lebih menghancurkan Demokrat. Demokrat akan lebih hancur lagi ketimbang PKS yang presidennya sudah ditetapkan tersangka oleh KPK," katanya saat berbincang dengan Sindonews, Selasa (5/2/2013).
Bahkan tak hanya PKS, Partai Demokrat juga sedang mengalami krisis di internalnya, belum lagi rentetan kasus korupsi yang masih menjerat beberapa kadernya.
"Di luar itu, ini merupakan kepanikan Demokrat atas hasil survei SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting), Yang memperlihatkan Demokrat dan PKS terjun bebas," kata Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Iding R Hasan kepada Sindonews, Selasa (5/1/2013).
Menurutnya, konflik di internal partai berlambang bintang mercy itu masih kental hingga sekarang. "Pada sisi lain in adalah sinyal bahwa gejolak di internal demokrat masih belum padam," pungkas dosen komunikasi politik UIN Jakarta ini.
Namun, hal tersebut dijadikan segolongan di internal demokrat untuk menyingkirkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. "Hasil survei di atas dijadikan alat untuk menekan anas agar mau mundur dari posisinya," tandasnya.
Seperti diketahui, survei SMRC menyebut posisi Demokrat saat ini merupakan rekor sepanjang sejarah. Jika Pemilu 2014 dilaksanakan hari ini, dukungan suara Demokrat hanya 8,3 persen, di bawah perolehan pada April-Juli 2008 yang mencapai 8,7 persen.
Demokrat juga berada di bawah partai Golkar yang meraih dukungan 21,3 persen, sedangkan PDIP 18,2 persen.
Atas hasil survei itu, Demokrat merespon cepat dan mengharapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera turun tangan, menyelamatkan partai.
Sebelumnya, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Budiatna mengataan, PKS memang sedang dilanda musibah besar, namun, hal itu bukanlah apa-apa dibandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bila dijadikan tersangka korupsi dalam waktu dekat ini.
"Kalau Anas sekarang ini ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK akan lebih menghancurkan Demokrat. Demokrat akan lebih hancur lagi ketimbang PKS yang presidennya sudah ditetapkan tersangka oleh KPK," katanya saat berbincang dengan Sindonews, Selasa (5/2/2013).
(mhd)