Duka yang dialami Demokrat, dialami juga oleh PKS
A
A
A
Sindonews.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan merasakan pukulan hebat dengan ditetapkannya Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka dugaan suap.
Diketahui, Luthfi Hasan bersama tiga orang lainnya berinisial AAE (Arya Arby Effendi) dari PT Indoguna Utama , AF (Ahmad Fathanah), dan JE (Juard Effendi) ditetapkan sebagai tersangka. Mereka diduga terlibat dalam kasus suap menyuap dalam impor daging.
"PKS akan seperti Demokrat, akan rasakan pukulan seperti Demokrat, ada efek ke sana," kata pengamat politik dan hukum dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusuf kepada wartawan, Kamis (31/1/2013).
Menurutnya, selama ini PKS mengklaim sebagai partai yang bersih dari korupsi. Tetapi dengan ditetapkannya presidennya langsung sebagai tersangka, maka pupus sudah citra bersih partai ini. "Ini menegaskan persepsi, bahwa semua parpol itu kotor dan korup," ucapnya.
Masyarakat, sambungnya, sudah tidak bisa memilih partai untuk memperbaiki negeri ini. "Sebelumnya kan Priyo Budi Santoso dari Golkar kena, Demokrat babak belur luar biasa," ujarnya.
Sehingga, hampir tidak ada parpol yang bersih dari korupsi. Efeknya, akan makin banyak masyarakat yang apatis. Dampaknya, angka golongan putih (golput) akan makin besar.
Gambaran tersebut dapat dilihat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang, maupun di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Diketahui, Luthfi Hasan bersama tiga orang lainnya berinisial AAE (Arya Arby Effendi) dari PT Indoguna Utama , AF (Ahmad Fathanah), dan JE (Juard Effendi) ditetapkan sebagai tersangka. Mereka diduga terlibat dalam kasus suap menyuap dalam impor daging.
"PKS akan seperti Demokrat, akan rasakan pukulan seperti Demokrat, ada efek ke sana," kata pengamat politik dan hukum dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusuf kepada wartawan, Kamis (31/1/2013).
Menurutnya, selama ini PKS mengklaim sebagai partai yang bersih dari korupsi. Tetapi dengan ditetapkannya presidennya langsung sebagai tersangka, maka pupus sudah citra bersih partai ini. "Ini menegaskan persepsi, bahwa semua parpol itu kotor dan korup," ucapnya.
Masyarakat, sambungnya, sudah tidak bisa memilih partai untuk memperbaiki negeri ini. "Sebelumnya kan Priyo Budi Santoso dari Golkar kena, Demokrat babak belur luar biasa," ujarnya.
Sehingga, hampir tidak ada parpol yang bersih dari korupsi. Efeknya, akan makin banyak masyarakat yang apatis. Dampaknya, angka golongan putih (golput) akan makin besar.
Gambaran tersebut dapat dilihat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang, maupun di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
(maf)