Tensi politik memanas, kabinet tak boleh terpengaruh
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang Pemilu 2014, diakui tensi partai politik (parpol) akan memanas, namun demikian kinerja kabinet sesungguhnya tidak boleh terpengaruh oleh situasi itu. Waktu yang tersisa setidaknya dua tahun ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan bangsa.
"Saya kira kinerja kabinet tidak boleh terpengaruh dengan tensi parpol yang meningkat menjelang Pemilu 2014 ini ya," tukas Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI Arwani Thomafi ketika dihubungi, Rabu (30/1/2013).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lanjut Arwani, harus bisa memastikan komitmen kabinetnya dapat bekerja secara maksimal di waktu yang tersisa dua tahun ini.
Terkait ketidakyakinan publik soal kondisi Indonesia setahun ke depan menjelang Pemilu 2014 akan semakin baik, Arwani enggan menanggapi. Menurutnya, 2013 baru saja berjalan, tentu saja jika terus memegang komitmen yang ada, kabinet dapat mengakhiri masa baktinya sesuai dengan harapan masyarakat.
Sebelumnya, LSI menilai saat ini sudah tak ada lagi harapan yang bisa dibanggakan oleh masyarakat Indonesia untuk perbaikan bangsa ini. Karena publik sudah merasa apatis dengan kepemimpinan SBY memperbaiki bangsa.
Peneliti dari LSI Ardian Sopan mengatakan, dari hasil riset diketahui sebanyak 66,55 persen publik tidak yakin kondisi Indonesia setahun ke depan menjelang Pemilu 2014 akan semakin baik.
Publik juga makin khawatir dengan kinerja kabinet di 2013 yang disebut sebagai tahun politik. Berkenaan itu, publik berharap dengan tidak fokusnya para menteri di tahun politik dapat dikompensasi dengan kepemimpinan SBY yang semakin tegas.
"Jika tidak, maka SBY akan meneruskan tradisi buruk semua presiden Indonesia, menjadi presiden dengan tepuk tangan meriah, namun di cemooh publik ketika selesai masa jabatannya," ujar Ardian Selasa (29/1/2013).
"Saya kira kinerja kabinet tidak boleh terpengaruh dengan tensi parpol yang meningkat menjelang Pemilu 2014 ini ya," tukas Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI Arwani Thomafi ketika dihubungi, Rabu (30/1/2013).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lanjut Arwani, harus bisa memastikan komitmen kabinetnya dapat bekerja secara maksimal di waktu yang tersisa dua tahun ini.
Terkait ketidakyakinan publik soal kondisi Indonesia setahun ke depan menjelang Pemilu 2014 akan semakin baik, Arwani enggan menanggapi. Menurutnya, 2013 baru saja berjalan, tentu saja jika terus memegang komitmen yang ada, kabinet dapat mengakhiri masa baktinya sesuai dengan harapan masyarakat.
Sebelumnya, LSI menilai saat ini sudah tak ada lagi harapan yang bisa dibanggakan oleh masyarakat Indonesia untuk perbaikan bangsa ini. Karena publik sudah merasa apatis dengan kepemimpinan SBY memperbaiki bangsa.
Peneliti dari LSI Ardian Sopan mengatakan, dari hasil riset diketahui sebanyak 66,55 persen publik tidak yakin kondisi Indonesia setahun ke depan menjelang Pemilu 2014 akan semakin baik.
Publik juga makin khawatir dengan kinerja kabinet di 2013 yang disebut sebagai tahun politik. Berkenaan itu, publik berharap dengan tidak fokusnya para menteri di tahun politik dapat dikompensasi dengan kepemimpinan SBY yang semakin tegas.
"Jika tidak, maka SBY akan meneruskan tradisi buruk semua presiden Indonesia, menjadi presiden dengan tepuk tangan meriah, namun di cemooh publik ketika selesai masa jabatannya," ujar Ardian Selasa (29/1/2013).
(lns)