Gerindra sangat kepincut Hary Tanoesoedibjo
A
A
A
Sindonews.com - Kemelut yang mendera Partai Nasional Demokrat (NasDem) ternyata di sambut senyuman oleh Partai Gerindra.
Hal itu lantaran partai besutan Prabowo Subianto tersebut merasa memiliki peluang untuk meminang Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Hary Tanoesoedibjo (HT) yang menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan dan keanggotaannya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, sosok HT akan membawa keberuntungan bagi partainya jika HT mau berlabuh dengan partainya.
"Kami sangat terbuka untuk Pak HT, karena tentu akan menambah kekuatan kami untuk memajukan Indonesia," jelas Fadli Zon kepada Sindonews melaui sambungan telepon, Selasa (22/1/2013).
Menurutnya, meski belum membuka komunikasi dengan HT secara langsung, Fadli berharap HT membuat keputusan cepat untuk berintegrasi satu payung dengan partainya.
"Meski begitu, semua-kan tergantung beliau (HT), mau berlabuh atau tidak," jelasnya.
Hal yang akan mendatangkan keuntungan bagi partainya jika HT bergabung, lanjutnya, terletak dari sisi kepemilikan media yang dimiliki HT. Hal itu sudah barang tentu menjadi alat yang baik untuk publikasi Gerindra, mengingat saat ini partai tersebut sangat lemah dari sisi media.
"Ya tentu, HT itu kan punya tiga stasiun televisi, hal itu tentu sangat penting bagi kita. Terutama untuk iklan partai," tandasnya.
Selain itu, Fadli merasa visi dan misi yang ada dalam diri HT sangat mirip dengan Gerindra, yakni membangun dan memajukan Indonesia.
Terkait nasib Partai NasDem pasca ditinggalkan HT, Fadli tak mau berkomentar banyak. Namun menurutnya, dalam dinamika politik internal sebuah partai, hal itu menjadi sebuah kewajaran.
Sedangkan menyoal perpecahan yang akan semakin meluas dalam tubuh NasDem, Fadli menjawab semua akan tergantung dari infrastruktur partai yang ada dalam tubuh NasDem sendiri.
"Ya, tergantung infrastruktur yang mereka bangun, kuat atau tidak," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Hary Tanoesoedibjo menyatakan mundur dari keanggotaan Partai NasDem. Hal itu disampaikannya secara resmi dalam jumpa pers, di Museum Adam Malik, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2013, kemarin.
"Saya menyatakan mundur dalam kapasitas saya sebagai Ketua Dewan Pakar. Mulai hari ini, saya bukan lagi anggota dari Partai NasDem. Keputusan ini saya lakukan dengan berat hati," ungkap HT.
Menurutnya, sejak bergabung dengan Partai Nasdem pada 9 Oktober 2011, HT merasa telah melakukan upaya terbaik, baik energi, pikiran, dana, maupun risiko, untuk berpartisipasi membesarkan Partai NasDem.
"Target utamanya lolos verifikasi dan lolos sebagai partai peserta pemilu. Saya merupakan bagian yang ikut meloloskan NasDem. Keputusan saya ini tidak mengenakkan, tapi pada satu titik saya harus memutuskan ini. Aktivitas politik harus tetap dijalankan,".
"Destiny (perjalanan) dan keterlibatan saya di politik adalah menjadi bagian dari perubahan untuk Bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Saya ingin ikut andil secara nyata, langsung. Karena bagaimanapun politik menjadi satu bagian ideologi dan bagian dari masa depan kita," ujar bos MNC Grup ini.
Diketahui, perpecahan di tubuh NasDem mulai merebak ketika beredar kabar adanya faksi di dalam partai itu. Dikabarkan, Surya Paloh yang akan menjadi ketua umum partai NasDem berseberangan dengan faksi Hary Tanoesoedibjo.
Beberapa waktu lalu, kelompok Surya Paloh juga telah melakukan pemecatan terhadap Sekjen Garda Pemuda Nasional Demokrat (GPND), Saiful Haq.
Hal itu lantaran partai besutan Prabowo Subianto tersebut merasa memiliki peluang untuk meminang Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Hary Tanoesoedibjo (HT) yang menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan dan keanggotaannya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, sosok HT akan membawa keberuntungan bagi partainya jika HT mau berlabuh dengan partainya.
"Kami sangat terbuka untuk Pak HT, karena tentu akan menambah kekuatan kami untuk memajukan Indonesia," jelas Fadli Zon kepada Sindonews melaui sambungan telepon, Selasa (22/1/2013).
Menurutnya, meski belum membuka komunikasi dengan HT secara langsung, Fadli berharap HT membuat keputusan cepat untuk berintegrasi satu payung dengan partainya.
"Meski begitu, semua-kan tergantung beliau (HT), mau berlabuh atau tidak," jelasnya.
Hal yang akan mendatangkan keuntungan bagi partainya jika HT bergabung, lanjutnya, terletak dari sisi kepemilikan media yang dimiliki HT. Hal itu sudah barang tentu menjadi alat yang baik untuk publikasi Gerindra, mengingat saat ini partai tersebut sangat lemah dari sisi media.
"Ya tentu, HT itu kan punya tiga stasiun televisi, hal itu tentu sangat penting bagi kita. Terutama untuk iklan partai," tandasnya.
Selain itu, Fadli merasa visi dan misi yang ada dalam diri HT sangat mirip dengan Gerindra, yakni membangun dan memajukan Indonesia.
Terkait nasib Partai NasDem pasca ditinggalkan HT, Fadli tak mau berkomentar banyak. Namun menurutnya, dalam dinamika politik internal sebuah partai, hal itu menjadi sebuah kewajaran.
Sedangkan menyoal perpecahan yang akan semakin meluas dalam tubuh NasDem, Fadli menjawab semua akan tergantung dari infrastruktur partai yang ada dalam tubuh NasDem sendiri.
"Ya, tergantung infrastruktur yang mereka bangun, kuat atau tidak," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Hary Tanoesoedibjo menyatakan mundur dari keanggotaan Partai NasDem. Hal itu disampaikannya secara resmi dalam jumpa pers, di Museum Adam Malik, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2013, kemarin.
"Saya menyatakan mundur dalam kapasitas saya sebagai Ketua Dewan Pakar. Mulai hari ini, saya bukan lagi anggota dari Partai NasDem. Keputusan ini saya lakukan dengan berat hati," ungkap HT.
Menurutnya, sejak bergabung dengan Partai Nasdem pada 9 Oktober 2011, HT merasa telah melakukan upaya terbaik, baik energi, pikiran, dana, maupun risiko, untuk berpartisipasi membesarkan Partai NasDem.
"Target utamanya lolos verifikasi dan lolos sebagai partai peserta pemilu. Saya merupakan bagian yang ikut meloloskan NasDem. Keputusan saya ini tidak mengenakkan, tapi pada satu titik saya harus memutuskan ini. Aktivitas politik harus tetap dijalankan,".
"Destiny (perjalanan) dan keterlibatan saya di politik adalah menjadi bagian dari perubahan untuk Bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Saya ingin ikut andil secara nyata, langsung. Karena bagaimanapun politik menjadi satu bagian ideologi dan bagian dari masa depan kita," ujar bos MNC Grup ini.
Diketahui, perpecahan di tubuh NasDem mulai merebak ketika beredar kabar adanya faksi di dalam partai itu. Dikabarkan, Surya Paloh yang akan menjadi ketua umum partai NasDem berseberangan dengan faksi Hary Tanoesoedibjo.
Beberapa waktu lalu, kelompok Surya Paloh juga telah melakukan pemecatan terhadap Sekjen Garda Pemuda Nasional Demokrat (GPND), Saiful Haq.
()