Industri diprediksi tetap tumbuh
A
A
A
Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh bagus pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi ini turut memberikan sumbangan pada pertumbuhan sejumlah industri di Indonesia tahun 2013.
Bank Indonesia (BI) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berkisar 6,2% hingga 7,1%.Sedangkan, pada tahun 2014 pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 6,3–7,3%. Besaran prediksi pertumbuhan yang disampaikan BI ini lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi yang telah terjadi pada tahun lalu.
Menurut data BPS sebelumnya, selama tiga triwulan 2012,pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6%. Pada triwulan I pertumbuhan sebesar 6,3% kemudian menjadi 6,4% pada triwulan II. Sedangkan, pada triwulan III pertumbuhan sebesar 6,17%. Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi masih on the trackini memberikan sumbangan berarti pada pertumbuhan sejumlah industri.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini salah satunya ditopang oleh investasi. Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menyatakan, investasi akan memberikan kontribusi pada peningkatan sejumlah industri.
Contoh industri yang akan meningkat pada 2013 adalah sektor konstruksi sebab investasi di Indonesia terus meningkat. Peningkatan investasi ini sudah menjadi tren pada tahuntahun sebelumnya dan beberapa tahun ke depan.
Pertumbuhan bidang konstruksi ini juga dapat terlihat dari impor barang modal yang semakin besar tiap tahunnya. ”Konstruksi di Indonesia prospektif untuk tahun 2013. Saya perkirakan bisa tumbuh di atas 7,5%,” kata Sunarsip.
Sunarsip juga memprediksi, sektor transportasi dan komunikasi akan mengalami pertumbuhan bagus. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan para pengguna alat komunikasi dan kendaraan bermotor.
Sektor ini diperkirakan akan tumbuh di atas 10%. Prospek cerah juga akan dialami sektor keuangan. Pertumbuhan sektor ini tecermin dari pertumbuhan pembiayaan, pendanaan, dan perolehan laba perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di sektor keuangan. Sektor-sektor tersebut kemungkinan punya potensi bagus di tahun 2013, sementara yang lainnya relatif standar.
Seperti sektor pertanian yang tumbuh tidak terlalu signifikan,tetapi akan sedikit lebih bagus karena kemungkinan akan lebih banyak ditopang oleh kenaikan harga komoditas pertanian di tahun 2013.
Sementara, Kementerian Perindustrian memproyeksikan industri manufaktur akan tumbuh hingga 7,1% pada tahun ini. Ada sejumlah peningkatan investasi pada beberapa sektor yaitu sektor automotif, pupuk, kimia, serta semen.
Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, meski kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian, Pemerintah Indonesia optimistis kinerja sektor industri manufaktur pada tahun depan akan tumbuh bagus.
Menurut menteri yang bernama lengkap Mohamad Suleman Hidayat ini, tantangan yang akan dihadapi pada 2013 masih berkisar pada minimnya infrastruktur dan tingginya biaya investasi.
Demi mengatasi hambatan di sektor industri, pemerintah telah mengoptimalkan pemberian insentif fiskal seperti pengurangan pajak dalam bentuk tax holiday, tax allowance, bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP), dan pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Selain itu, pemerintah akan menyelesaikan masalah hambatan investasi seperti masalah tata ruang wilayah.
Terkait pertumbuhan industri manufaktur, lanjut Hidayat,penetrasi pasar ekspor baru harus segera ditingkatkan. Peningkatan upaya pengendalian impor dengan kebijakan non-tariff barrier (hambatan nontarif) juga dinilai akan mendorong sektor industri.
”Pembukaan pasar ekspor ke Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin harus dilakukan produsen manufaktur.Pengendalian impor melalui penerapan standar nasional Indonesia (SNI) wajib,” papar Hidayat (SINDO,18 Desember 2012).
Hidayat juga menyatakan, pemerintah meminta seluruh instansi, BUMN, dan swasta memakai produk dalam negeri untuk mendukung daya saing industri.Penggunaan produk dalam negeri bisa meningkatkan permintaan produk manufaktur nasional sehingga harus didukung oleh seluruh stakeholderdan pemangku kebijakan.
Namun, di tengah optimisme ada peningkatan industri manufaktur,ada beberapa hal yang perlu diantisipasi pemerintah dan pelaku industri. Seperti masalah kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang bisa menghambat pertumbuhan, khususnya untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor manufaktur.
Bank Indonesia (BI) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berkisar 6,2% hingga 7,1%.Sedangkan, pada tahun 2014 pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 6,3–7,3%. Besaran prediksi pertumbuhan yang disampaikan BI ini lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi yang telah terjadi pada tahun lalu.
Menurut data BPS sebelumnya, selama tiga triwulan 2012,pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6%. Pada triwulan I pertumbuhan sebesar 6,3% kemudian menjadi 6,4% pada triwulan II. Sedangkan, pada triwulan III pertumbuhan sebesar 6,17%. Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi masih on the trackini memberikan sumbangan berarti pada pertumbuhan sejumlah industri.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini salah satunya ditopang oleh investasi. Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menyatakan, investasi akan memberikan kontribusi pada peningkatan sejumlah industri.
Contoh industri yang akan meningkat pada 2013 adalah sektor konstruksi sebab investasi di Indonesia terus meningkat. Peningkatan investasi ini sudah menjadi tren pada tahuntahun sebelumnya dan beberapa tahun ke depan.
Pertumbuhan bidang konstruksi ini juga dapat terlihat dari impor barang modal yang semakin besar tiap tahunnya. ”Konstruksi di Indonesia prospektif untuk tahun 2013. Saya perkirakan bisa tumbuh di atas 7,5%,” kata Sunarsip.
Sunarsip juga memprediksi, sektor transportasi dan komunikasi akan mengalami pertumbuhan bagus. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan para pengguna alat komunikasi dan kendaraan bermotor.
Sektor ini diperkirakan akan tumbuh di atas 10%. Prospek cerah juga akan dialami sektor keuangan. Pertumbuhan sektor ini tecermin dari pertumbuhan pembiayaan, pendanaan, dan perolehan laba perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di sektor keuangan. Sektor-sektor tersebut kemungkinan punya potensi bagus di tahun 2013, sementara yang lainnya relatif standar.
Seperti sektor pertanian yang tumbuh tidak terlalu signifikan,tetapi akan sedikit lebih bagus karena kemungkinan akan lebih banyak ditopang oleh kenaikan harga komoditas pertanian di tahun 2013.
Sementara, Kementerian Perindustrian memproyeksikan industri manufaktur akan tumbuh hingga 7,1% pada tahun ini. Ada sejumlah peningkatan investasi pada beberapa sektor yaitu sektor automotif, pupuk, kimia, serta semen.
Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, meski kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian, Pemerintah Indonesia optimistis kinerja sektor industri manufaktur pada tahun depan akan tumbuh bagus.
Menurut menteri yang bernama lengkap Mohamad Suleman Hidayat ini, tantangan yang akan dihadapi pada 2013 masih berkisar pada minimnya infrastruktur dan tingginya biaya investasi.
Demi mengatasi hambatan di sektor industri, pemerintah telah mengoptimalkan pemberian insentif fiskal seperti pengurangan pajak dalam bentuk tax holiday, tax allowance, bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP), dan pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Selain itu, pemerintah akan menyelesaikan masalah hambatan investasi seperti masalah tata ruang wilayah.
Terkait pertumbuhan industri manufaktur, lanjut Hidayat,penetrasi pasar ekspor baru harus segera ditingkatkan. Peningkatan upaya pengendalian impor dengan kebijakan non-tariff barrier (hambatan nontarif) juga dinilai akan mendorong sektor industri.
”Pembukaan pasar ekspor ke Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin harus dilakukan produsen manufaktur.Pengendalian impor melalui penerapan standar nasional Indonesia (SNI) wajib,” papar Hidayat (SINDO,18 Desember 2012).
Hidayat juga menyatakan, pemerintah meminta seluruh instansi, BUMN, dan swasta memakai produk dalam negeri untuk mendukung daya saing industri.Penggunaan produk dalam negeri bisa meningkatkan permintaan produk manufaktur nasional sehingga harus didukung oleh seluruh stakeholderdan pemangku kebijakan.
Namun, di tengah optimisme ada peningkatan industri manufaktur,ada beberapa hal yang perlu diantisipasi pemerintah dan pelaku industri. Seperti masalah kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang bisa menghambat pertumbuhan, khususnya untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor manufaktur.
(kur)