Profil Partai Hanura
A
A
A
Partai Hanura resmi berdiri pada tanggal 14 November 2006 dengan inisiator Wiranto. Selain itu, beberapa tokoh seperti Fuad Bawazier, Jus Usman Sumanegara, Subagyo HS, Samuel Koto, Tuti Alawiyah, Anwar Fuady, Elza Syarief, Suaidi Marasabessy dan Djafar Badjeber juga turut andil dalam mendirikan partai tersebut.
Para pendiri ini sepakat memilih Pancasila sebagai asas partai.
Dalam proses mendirikan Partai Hanura, dari kalangan militer, Wiranto merangkul Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS, Jenderal Pol (Purn) Chaeruddin Ismail, Letjen TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso, dan Letjen TNI (Purn) Ary Mardjono.
Alamat sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura sendiri saat ini berlokasi di Sekretariat DPP Partai Hanura Jalan Tanjung Karang no 7 Jakarta Pusat. Sebelumnya berada di Jalan Diponegoro No. 1 Menteng, Jakarta Pusat.
Lahirnya partai ini berawal dari kegagalan mantan Panglima TNI Wiranto meraih posisi Ketua Umum Partai Golkar untuk meraih kursi Presiden pada Pemilu 2004.
Dalam menjalankan perjuangan partainya, Hanura mengemban dua visi yakni kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat. Pada visi pertama, Hanura memandang Indonesia saat ini terasa tidak mandiri lagi.
Banyak tekanan dan intervensi asing yang sudah merajalela merugikan kehidupan seluruh bangsa. Sehingga, Hanura merasa harus merebut kembali dan membangun kembali kemandirian bangsa.
Visi kedua, seluruh kader Partai Hanura dituntut untuk memiliki pemikiran harus bisa membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Sekaligus mampu berusaha menghadirkannya.
Sementara, yang menjadi misi Partai Hanura adalah mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui penyelenggaraan negara yang demokratis, transparan, akuntabel, dengan senantiasa berdasar pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, Hanura berusaha melahirkan pemimpin yang bertakwa, jujur, berani, tegas, dan berkemampuan, yang dalam menjalankan tugas selalu mengedepankan hati nurani. Hanura juga fokus dalam penegakan hak asasi manusia dan supremasi hukum yang berkeadilan secara konsisten.
Hanura memiliki tujuan mulia membangun sumber daya manusia yang sehat dan terdidik yang didasari akhlak dan moral yang baik. Partai ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kaum perempuan dan pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
Membangun ekonomi nasional yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan turut menjadi misi lainnya Hanura. Tujuannya membuka kesempatan usaha dan lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat.
Misi berikutnya yang tak kalah penting, memberantas korupsi secara total dalam rangka mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, dan bermartabat. Misi selanjutnya mengembangkan otonomi daerah untuk lebih memacu pembangunan di seluruh tanah air dalam kerangka NKRI.
Berikut pengurus pusat Partai Hanura;
Ketua Dewan Penasihat: Bambang W. Soeharto
Ketua Dewan Pertimbangan: Hary Tanoesoedibjo
Ketua Umum: Wiranto
Sekretaris Jenderal: Dossy Iskandar Prasetyo
Bendahara Umum: Bambang Sujagat
Ketua DPP:
Wasekjen:
Para pendiri ini sepakat memilih Pancasila sebagai asas partai.
Dalam proses mendirikan Partai Hanura, dari kalangan militer, Wiranto merangkul Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS, Jenderal Pol (Purn) Chaeruddin Ismail, Letjen TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso, dan Letjen TNI (Purn) Ary Mardjono.
Alamat sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura sendiri saat ini berlokasi di Sekretariat DPP Partai Hanura Jalan Tanjung Karang no 7 Jakarta Pusat. Sebelumnya berada di Jalan Diponegoro No. 1 Menteng, Jakarta Pusat.
Lahirnya partai ini berawal dari kegagalan mantan Panglima TNI Wiranto meraih posisi Ketua Umum Partai Golkar untuk meraih kursi Presiden pada Pemilu 2004.
Dalam menjalankan perjuangan partainya, Hanura mengemban dua visi yakni kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat. Pada visi pertama, Hanura memandang Indonesia saat ini terasa tidak mandiri lagi.
Banyak tekanan dan intervensi asing yang sudah merajalela merugikan kehidupan seluruh bangsa. Sehingga, Hanura merasa harus merebut kembali dan membangun kembali kemandirian bangsa.
Visi kedua, seluruh kader Partai Hanura dituntut untuk memiliki pemikiran harus bisa membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Sekaligus mampu berusaha menghadirkannya.
Sementara, yang menjadi misi Partai Hanura adalah mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui penyelenggaraan negara yang demokratis, transparan, akuntabel, dengan senantiasa berdasar pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, Hanura berusaha melahirkan pemimpin yang bertakwa, jujur, berani, tegas, dan berkemampuan, yang dalam menjalankan tugas selalu mengedepankan hati nurani. Hanura juga fokus dalam penegakan hak asasi manusia dan supremasi hukum yang berkeadilan secara konsisten.
Hanura memiliki tujuan mulia membangun sumber daya manusia yang sehat dan terdidik yang didasari akhlak dan moral yang baik. Partai ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kaum perempuan dan pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
Membangun ekonomi nasional yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan turut menjadi misi lainnya Hanura. Tujuannya membuka kesempatan usaha dan lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat.
Misi berikutnya yang tak kalah penting, memberantas korupsi secara total dalam rangka mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, dan bermartabat. Misi selanjutnya mengembangkan otonomi daerah untuk lebih memacu pembangunan di seluruh tanah air dalam kerangka NKRI.
Berikut pengurus pusat Partai Hanura;
Ketua Dewan Penasihat: Bambang W. Soeharto
Ketua Dewan Pertimbangan: Hary Tanoesoedibjo
Ketua Umum: Wiranto
Sekretaris Jenderal: Dossy Iskandar Prasetyo
Bendahara Umum: Bambang Sujagat
Ketua DPP:
- Subagyo HS
- Chaeruddin Ismail
- Fuad Bawazier
- Suhaedi Marassabessy
- Elsa Syarif
- Samuel Kotto
- Yus Usman Sumanegara
- Djafar Badjeber
- Yuddy Chrisnandi
- Mutia Sani
- Teguh Samudra
- Sri Rahma
- Berliana Karta kusuma
- AS Hikam
- Kasta Surata
- Siti Hatijah
- Ali Kastella
- Tari Siwi Utami
- Izzul Muslimin
- Nurdin Tampubolon
- Wahyu Dewanto
- Wisnu Dewanto
- Jurmaini Syakur
- Gusti Randa
- MTF ARief
Wasekjen:
- Dhani P Thaharsyah
- Miryam Haryani
- Saleh Husin
- Kusnandar
- Astasia
- Syaful Nur
- Natalis Situmorang
- Reni Jayusman
(hyk)