Tak permasalahkan blusukan, bersyukur SBY sadar
A
A
A
Sindonews.com - Blusukan yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu dipermasalahkan. Tapi, patut disyukuri apa yang dilakukan oleh SBY belum lama ini ke Tangerang, Banten.
"Blusukan SBY itu tidak perlu dipermasalahkan. Kalau SBY sadar itu bagus. Jangan dipermasalahkan terus," kata Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego saat berbincang dengan Sindonews, Minggu (6/12/2013).
Dia juga menerangkan, sebagai seorang pemimpin memang harus mendengarkan suara rakyat. Jangan hanya duduk di tempat yang mewah dan tempat yang dingin. Karena, masa kepemimpinan SBY hanya tersisa 1,5 tahun lagi, jadi berbuatlah yang baik-baik.
"Pemimpin itu memang harus seperti itu (melakukan blusukan ke kampung-kampung). Bukan duduk di tempat yang penuh dengan fasilitas mewah, ruangan yang ber-Ac (Air conditioning)," ucapnya.
Jadi, kata Indria, blusukan SBY itu jangan sampai disamakan dengan blusukan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). "Blusukan SBY, sebelumnya fenomena SBY. Tidak perlu dikatakan dia (SBY) meniru gayanya Jokowi," katanya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan blusukan ke perkampungan, tepatnya di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat 4 Januari 2013 lalu.
Presiden SBY pun dicap meniru gaya blusukan atau inspeksi mendadak Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan turun langsung menemui masyarakat tanpa protokoler resmi. Bahkan di sana, SBY memberi bantuan sebesar Rp100 juta untuk para pedagang ikan.
Akan tetapi, pihak Istana Kepresidenan melalui Staf Khusus Presiden Daniel Sparringa menyebut, gaya kunjungan kerja ala SBY adalah turba atau singkatan dari turun ke bawah, melihat dari dekat aktivitas maupun kondisi masyarakat di daerah.
Menurut Daniel Presiden SBY akan memakai waktu terbaiknya dalam dua tahun ke depan untuk turun ke bawah.
"Blusukan SBY itu tidak perlu dipermasalahkan. Kalau SBY sadar itu bagus. Jangan dipermasalahkan terus," kata Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego saat berbincang dengan Sindonews, Minggu (6/12/2013).
Dia juga menerangkan, sebagai seorang pemimpin memang harus mendengarkan suara rakyat. Jangan hanya duduk di tempat yang mewah dan tempat yang dingin. Karena, masa kepemimpinan SBY hanya tersisa 1,5 tahun lagi, jadi berbuatlah yang baik-baik.
"Pemimpin itu memang harus seperti itu (melakukan blusukan ke kampung-kampung). Bukan duduk di tempat yang penuh dengan fasilitas mewah, ruangan yang ber-Ac (Air conditioning)," ucapnya.
Jadi, kata Indria, blusukan SBY itu jangan sampai disamakan dengan blusukan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). "Blusukan SBY, sebelumnya fenomena SBY. Tidak perlu dikatakan dia (SBY) meniru gayanya Jokowi," katanya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan blusukan ke perkampungan, tepatnya di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat 4 Januari 2013 lalu.
Presiden SBY pun dicap meniru gaya blusukan atau inspeksi mendadak Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan turun langsung menemui masyarakat tanpa protokoler resmi. Bahkan di sana, SBY memberi bantuan sebesar Rp100 juta untuk para pedagang ikan.
Akan tetapi, pihak Istana Kepresidenan melalui Staf Khusus Presiden Daniel Sparringa menyebut, gaya kunjungan kerja ala SBY adalah turba atau singkatan dari turun ke bawah, melihat dari dekat aktivitas maupun kondisi masyarakat di daerah.
Menurut Daniel Presiden SBY akan memakai waktu terbaiknya dalam dua tahun ke depan untuk turun ke bawah.
(mhd)