Si Hitam dengan pemikiran kemilau

Jum'at, 07 Desember 2012 - 06:33 WIB
Si Hitam dengan pemikiran...
Si Hitam dengan pemikiran kemilau
A A A
Pandangan yang menyatakan kulit hitam sebagai kelas kedua ditepis dua presiden ini. Mereka memiliki pemikiran cemerlang dalam menjalankan roda kepemimpinan di negara masingmasing.

Presiden Malawi Joyce Hilda Banda kelahiran Zomba, 12 April 1950, merupakan politikus yang dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Pemikir Top Dunia. Wanita paruh baya yang menjabat presiden Malawi sejak 7 April 2012 ini berada di peringkat ke-22. Dia pendidik dan aktivis hak persamaan gender yang beralih menjadi politisi dan menjadi menteri luar negeri (2006-2009) dan wakil presiden Malawi sejak Mei 2009 hingga April 2012.

Banda menggantikan Presiden Bingu wa Mutharika yang wafat pada 6 April 2012. Awalnya Mutharika dan politisi lainnya tidak ingin Banda menjadi presiden setelah Mutharika pensiun pada 2014. Dia ingin adiknya, Peter Mutharika, yang kelak menggantikan posisinya sebagai presiden Malawi.
Namun, Banda yang kini memerintah Malawi dan dia merupakan wanita pertama yang menjadi presiden Malawi dan wanita kedua yang menjadi presiden di Afrika. Ketika sumpah jabatan, Banda berjanji untuk mempertahankan dan memelihara konstitusi dan memberlakukan hak yang sama bagi semua kalangan sesuai hukum.

“Saya menerima tanggung jawab yang telah masyarakat Malawi percayakan kepada saya dengan kehormatan dan kerendahan hati,” ungkapnya saat sumpah jabatan seperti dilansirBBC, (07/04). Beberapa hari sebagai presiden, Banda memerintahkan penangkapan Presiden Sudan Omar al-Bashir jika memasuki Malawi dan mendukung pencabutan Undang-Undang Kriminal Homoseksual Malawi.

Dia telah berkecimpung dalam hak anak dan perempuan sejak tahun 90-an dan mendirikan Joyce Banda Foundation International pada 1997. Yayasan ini diperuntukkan bagi pemberdayaan perempuan untuk menyediakan pendidikan anak yatim serta Asosiasi Nasional Bisnis Wanita di Malawi dan Jaringan Kepemimpinan Wanita Muda. Banda menduduki peringkat ke-71 sebagai Wanita Berpengaruh versi Forbes 2012. Beberapa hari setelah menduduki jabatannya, ia memecat beberapa anggota administrasi inti pemerintahan Mutharika.

Termasuk kepala polisi yang berwenang saat reli oposisi dan menewaskan 19 demonstran Malawi pada 2011. Pada Mei dia mencabut kebijakan hukum Malawi tentang homoseksual disebabkan meningkatnya penganiayaan kaum gay di Afrika. Banda memerintah di Republik Malawi yang merupakan negara terkurung di daratan Afrika bagian selatan. Negara yang 75% penduduknya (lebih dari 15 juta) hidup dengan tidak lebih USD1 per hari.

Langkah awal yang ditempuh Banda untuk memperbaiki kondisi ekonomi Malawi adalah mengatasi devaluasi yang terjadi lebih dari sepertiga. Mutharika meninggalkan Malawi dalam keadaan krisis moneter dan terancam bangkrut. Karena itu, Banda meminta dana pinjaman dari International Monetary Fund (IMF) sebesar USD157 juta pada Juni. Demi mendongkrak perekonomian Malawi,ia memotong 30% gajinya dan menjual pesawat kepresidenan senilai USD12 juta serta 60 mobil dinas.

“Aku bisa saja menggunakan pesawat kepresidenan. Aku pun sudah pernah menumpanginya. Namun, aku harus menunjukkan kepada masyarakat Malawi bahwa kami akan menghadapinya bersamasama,” ucapnya seperti dilansir foreignpolicy.com akhir November.“ Aku harus jadi orang pertama yang memberikan contoh,” katanya kepada Al-Jazeera. Contoh yang ditunjukkan Banda tidak hanya mengarah ke Malawi, tapi juga seluruh dunia. Selain itu, pemerintahan Malawi juga melakukan diversifikasi di sektor pertanian, pariwisata, dan pertambangan.

Hal tersebut cukup efektif memulihkan perekonomian Malawi selang tujuh bulan Banda menjadi presiden. Ia menunjukkan kepada dunia cara mengambil alih kekuasaan dan membalikkan keadaan di negara yang bermasalah. Perubahan yang dilakukan Banda tidak menutup kemungkinan akan menjadi contoh teladan pemimpin Afrika. Ia menyebarkan sindrom kekuatan dan mengembangkan bisnis untuk menolong kaum dhuafa. Banda merupakan satu contoh presiden berkulit hitam yang mampu memulihkan kondisi negara yang ia pimpin.

Presiden berkulit hitam lainnya yang memukau dunia adalah Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Barrack Obama dengan mengukir ulang jejak Amerika di kancah dunia. Presiden AS ke-44 Barrack Obama mengakui tidak mudah untuk memimpin di negara raksasa seperti AS. Ia mengaku sadar tidak ada permasalahan yang datang kepadanya dapat terselesaikan dengan sempurna.

“Setiap keputusan yang Kau buat selalu menyisakan 30-40% kemungkinan gagal. Kau harus memiliki dan merasakan kenyamanan dengan cara kau membuat keputusan,” ucapnya, seperti dilansir foreignpolicy.com. Meski begitu, Obama kini tengah memainkan dua peran baik di dalam negeri (AS) maupun luar negeri.

Di AS, Obama berupaya memulihkan perekonomian AS yang sempat goyah karena meledaknya biaya perawatan negara. Di luar negeri Obama menahan ekses berbahaya dari pendahulunya meski bukan berarti mundur. Obama selalu realis dan berhati-hati terhadap kekuasaan Amerika yang ia pegang saat ini. ema malini
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1162 seconds (0.1#10.140)