KPK tak punya standar baku perkara korupsi?
A
A
A
Sindonews.com - Pernyataan Kompol Hendy F Kurniawan yang menyebutkan Ketua KPK Abraham Samad tidak memiliki kompetensi memimpin lembaga antikorupsi dan seringkali melanggar standar operasional prosedur (SOP) dinilai menunjukkan lembaga antikorupsi itu tidak memiliki standar baku penanganan kasus korupsi.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PAN Yahdil Abdi Harahap menyatakan, pernyataan Kompol Hendy bisa secara jelas menunjukkan standar yang ada di KPK tidak berjalan dengan baik. Dalam pandangannya, proses sebuah perkara yang terungkap ke publik harus diterima sebagai masukan dan kritikan yang positif untuk perbaikan kinerja.
"Itu dapat kita artikan KPK tidak memiliki standar baku dalam memproses suatu perkara yang mereka tangani. Sehingga memunculkan tuduhan seperti yang disampaikan oleh Kompol Hendy tersebut," kata Yahdil saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (29/11/12).
Dia menuturkan, KPK sebagai sebuah lembaga tentu seperti organisasi yang menjalankan sistem dan prosedur yang melibatkan pimpinan dan staf, yang disebutnya sebagai sebuah dinamika dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Menurutnya, dinamika yang terjadi itu pun tergantung bagaimana orang menafsirkannya.
"Mungkin penafsiran Kompol Hendy seperti itu. Tapi banyak juga yang menafsirkan sebagai dinamika yang terjadi dalam sebuah organisasi. Jadi memang tergantung bagaimana itu ditafsirkan oleh masing-masing," tandasnya.
Sebelumnya, Kompol Hendy F Kurniawan menuding Abraham Samad tidak memiliki kompetensi memimpin lembaga antikorupsi. Dalam melaksanakan fungsinya, Abraham seringkali dinilai melanggar standar operasional prosedur (SOP). Hendy sebelumnya bertugas di KPK sejak 2008 dan mengundurkan diri per 1 November 2012. Menurut dia, Abraham hanya mementingkan popularitasnya di mata publik.
Sedangkan Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, pernyataan mantan penyidik KPK Kompol Hendy F Kurniawan di media massa yang menyudutkan dirinya sebagai upaya mencari popularitas.
Menurut Abraham, tidak ada perlakuan berbeda yang diberikan seluruh jajaran pimpinan KPK kepada para penyidik. Semua penyidik dan penyelidik yang bertugas di KPK dianggap sama dan memberikan andil penting bagi pemberantasan korupsi.
“Hendy itu hanya cari popularitas untuk menyerang saya supaya bisa terkenal muncul di televisi dan dimuat media,” kata Abraham saat dihubungi SINDO.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PAN Yahdil Abdi Harahap menyatakan, pernyataan Kompol Hendy bisa secara jelas menunjukkan standar yang ada di KPK tidak berjalan dengan baik. Dalam pandangannya, proses sebuah perkara yang terungkap ke publik harus diterima sebagai masukan dan kritikan yang positif untuk perbaikan kinerja.
"Itu dapat kita artikan KPK tidak memiliki standar baku dalam memproses suatu perkara yang mereka tangani. Sehingga memunculkan tuduhan seperti yang disampaikan oleh Kompol Hendy tersebut," kata Yahdil saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (29/11/12).
Dia menuturkan, KPK sebagai sebuah lembaga tentu seperti organisasi yang menjalankan sistem dan prosedur yang melibatkan pimpinan dan staf, yang disebutnya sebagai sebuah dinamika dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Menurutnya, dinamika yang terjadi itu pun tergantung bagaimana orang menafsirkannya.
"Mungkin penafsiran Kompol Hendy seperti itu. Tapi banyak juga yang menafsirkan sebagai dinamika yang terjadi dalam sebuah organisasi. Jadi memang tergantung bagaimana itu ditafsirkan oleh masing-masing," tandasnya.
Sebelumnya, Kompol Hendy F Kurniawan menuding Abraham Samad tidak memiliki kompetensi memimpin lembaga antikorupsi. Dalam melaksanakan fungsinya, Abraham seringkali dinilai melanggar standar operasional prosedur (SOP). Hendy sebelumnya bertugas di KPK sejak 2008 dan mengundurkan diri per 1 November 2012. Menurut dia, Abraham hanya mementingkan popularitasnya di mata publik.
Sedangkan Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, pernyataan mantan penyidik KPK Kompol Hendy F Kurniawan di media massa yang menyudutkan dirinya sebagai upaya mencari popularitas.
Menurut Abraham, tidak ada perlakuan berbeda yang diberikan seluruh jajaran pimpinan KPK kepada para penyidik. Semua penyidik dan penyelidik yang bertugas di KPK dianggap sama dan memberikan andil penting bagi pemberantasan korupsi.
“Hendy itu hanya cari popularitas untuk menyerang saya supaya bisa terkenal muncul di televisi dan dimuat media,” kata Abraham saat dihubungi SINDO.
(rsa)