Sinterklas, pelindung pelaut & anak yatim

Rabu, 28 November 2012 - 15:51 WIB
Sinterklas, pelindung pelaut & anak yatim
Sinterklas, pelindung pelaut & anak yatim
A A A
SIAPA yang tidak mengenal sosok Sinterklas? Sosok pria yang diilustrasikan baik hati ini, identik dengan tubuh besar, jenggot putih panjang, topi salju, dan menunggang rusa. Dia juga selalu digambarkan sebagai sosok orang tua yang suka membawa banyak mainan dalam karung, dan membagikannya kepada anak-anak malang.

Namun banyak orang lupa, atau bahkan tidak mengenal siapa sebenarnya sosok Sinterklas yang melegenda itu. Sinterklas bernama asli Nicolaas, lahir di Arab, pada 280 sesudah Masehi, di Patara, tidak jauh dari Myra (Demre) di Turki. Bapak dan Ibu Nicolaas, Ephiphanius, dan Nonna, merupakan orang Arab.

Merujuk pada tempat Nicolaas dilahirkan, dan orangtuanya yang berkebangsaan Arab, sangat wajar jika banyak yang mengenalnya sebagai orang Arab. Namun, dibanding di tanah kelahirannya, nama Sinterklas justru lebih ngetop di Eropa, terutama Holland, Italy, Yunani dan Rusia. Bahkan, banyak anak laki-laki di negara itu yang diberi nama Nicolaas.

Dikisahkan, ibunda Nicolaas, sebelum melahirkan selalu memohon dan berdoa kepada Tuhan. Sampai akhirnya doa sang ibu dikabulkan dan sang anak diberi nama Nicolaas. Sejak bayi, Nicolaas sudah menunjukkan keanehan. Pada setiap Rabu dan Jumat, bayi Nicolaas tidak mau menyusu kepada ibunya dan memilih untuk berpuasa layaknya orang dewasa.

Pada usianya yang ke-18, Nicolaas ditasbihkan menjadi pastor di Katedral, karena sifat belas kasihnya yang besar untuk membela umat dan fakir miskin, sampai akhirnya dia diangkat menjadi uskup.

Saat Nicolaas mengadakan perjalanan ke tanah suci, dalam perjalanan kapalnya dilanda angin ribut, sehingga salah satu tiang layarnya patah, dan menimpa kepala dari seorang kelasi di kapal tersebut hingga tewas.

Di kapal ini, keajaiban Nicolaas selanjutnya diperlihatkan. Dengan memohon, dan berdoa kepada Tuhan, dia bisa meredakan angin ribut, dan menghidupkan kembali kelasi yang telah meninggal. Sejak saat itu, Nicolaas dikenal sebagai Saint atau orang suci pelindung, dari para pelaut dan semua kapal dagang.

Mulai saat itu, Nicolaas dianggap sebagai wakil Tuhan untuk melindungi para pelaut Yunani maupun Italy. Tepatnya pada 9 Mei 1087, para pemilik kapal dari Italy, mengambil semua tulang-tulang dan semua sisa tubuhnya untuk dipindahkan dari Turki ke Italy ke Kota Bari.

Sebagai tanda kehormatan, di tempat itu, dibangun satu gereja besar yang diberi nama St Nicolaas Katedral. Oleh sebab itu, tiap 9 Mei, orang Italy merayakan hari St Nicolaas sebagai pelindung para pelaut.

Kisah Sinterklas sebagai pelindung para pelaut, mungkin terdengar kurang populer di telinga masyarakat tanah air. Lantas bagaimana dengan kisah Sinterklas pembawa mainan yang melegenda itu? Seperti apa kisahnya? Kenapa harus menaruh hadiah dalam kaus kaki?

Dikisahkan, sebelumnya mayat Sinterklas dipindahkan ke Italy, orang Italy percaya akan cerita mengenai seorang nenek sihir yang bernama Befana. Penyihir ini, mendapatkan tugas dari malaikat untuk memberikan hadiah kepada Tuhan Yesus pada saat Tuhan Yesus dilahirkan, seperti juga orang Majus, tetapi karena kelalaiannya dia datang terlambat.

Sebagai hukuman, tiap tahun sebelum kelahiran Yesus, penyihir itu harus memberikan hadiah sebanyak mungkin kepada anak-anak kecil yang tidak mampu. Namun, cerita terhadap penyihir itu dialihkan oleh para pemuka agama di Italy kepada Sinterklas. Hal itu dimaksudkan untuk membuang kepercayaan animisme, agar lebih percaya Tuhan.

Semasa hidupnya, Nicolaas dikenal sebagai orang yang suka membantu kaum fakir. Namun dalam memberikan bantuan, dan pertolongan, dia selalu berusaha agar tidak diketahui oleh orang yang ditolongnya. Hal ini sejurus dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab.

Pada suatu hari, dia berusaha untuk membantu seseorang dari sebuah atap rumah dengan menjatuhkan sekantung uang melalui cerobong asap. Kebetulan, uang tersebut jatuh ke dalam kaos kaki yang sedang digantungkan oleh anak si pemilik rumah untuk dikeringkan di dekat api pemanas. Hal ini rupanya diketahui oleh si pemilik rumah.

Sejak saat itu, timbul kepercayaan bahwa Sinterklas selalu datang melalui cerobong asap di waktu tengah malam, dan memberi hadiah untuk anak-anak di kaos kaki, atau kantong di dekat ranjang atau di bawah pohon Natal. Demikian sejarah singkat Sinterklas. (berbagai sumber)
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6719 seconds (0.1#10.140)