Pengajar jadi pesohor
A
A
A
Tidak sedikit dari sejumlah pesohor dunia mulai selebritas, penulis hingga presiden yang memiliki profesi sebagai guru sebelum terkenal. Laman Business Insider, pertengahan November 2012 melansir daftar beberapa pendidik yang akhirnya menjadi tokoh terkenal.
Memilih karier sejatinya adalah sebuah kecenderungan pribadi. Tidak sedikit karier tersebut dijalankan melalui sebuah proses panjang. Banyak juga orang yang kemudian mengubah arah kehidupan profesional mereka karena melihat sebuah “bintang terang”pada karier yang baru. Namun, pilihan membanting setir pada karier tertentu bukan berarti mereka tidak berhasil pada karier atau pekerjaan pertama.
Sebaliknya, mereka berpikir bisa lebih produktif dan berguna pada karier yang selanjutnya dipilih. Hal inilah yang dilakukan sejumlah pesohor dunia yang saat ini menjadi musisi, penulis, aktor, bahkan presiden.
Sebelum menjadi pesohor, mereka sejatinya adalah seorang guru. Sebut saja Sting, basis grup musik asal Inggris,The Police. Dia selalu tampil di berbagai band pada malam hari dan tetap bekerja sebagai guru sekolah pada siang hari.
Sebelumnya, Sting juga sempat bekerja sebagai kondektur bus, pekerja konstruksi, dan petugas pajak. Setelah itu, dia kuliah dalam bidang pendidikan di Universitas Northern Counties (yang kemudian menjadi bagian dari Northumbria University) pada 1971–1974 untuk memenuhi syarat sebagai guru. Sting kemudian bekerja sebagai guru di Sekolah Pertama St Paul di Cramlington selama dua tahun.
Sosok lain yang juga berprofesi sebagai guru sebelum tersohor ialah Stephen Edwin King. Pria kelahiran 21 September 1947 yang kini dikenal sebagai penulis fiksi horor kontemporer, fiksi ilmiah, sastra fantasi, dan skenario asal Amerika Serikat (AS) ini; setelah lulus kuliah,dia memperoleh sertifikat untuk mengajar. Namun, dia tidak segera menemukan pekerjaan itu. King akhirnya bekerja di industri binatu.
Untuk menambah penghasilan, King menjual cerita pendek untuk majalah pria seperti Cavalier. Akhirnya, sosok yang dijuluki “Master Horor”menemukan pekerjaan sebagai guru di Hampden Academy, Hampden, Maine, AS dengan bayaran USD6.400 per tahun.
Selama mengajar inilah,King selalu menyisihkan waktu untuk menulis hingga terbit novelnya yang terkenal “Salem’s Lot”. King menulis novel ini saat tinggal di sebuah trailer. Siang hari mengajar,malamnya menulis novel.
Sementara itu Billy Crystal, komedian sekaligus aktor, menambah panjang pesohor yang sebelumnya berprofesi sebagai guru. Billy sebenarnya bercita-cita ingin menjadi pemain bisbol profesional. Dia menghabiskan waktu berjam-jam dalam musim panas untuk bermain bisbol di Park Avenue bersama saudara-saudaranya dan ayahnya.
Setelah menerima gelar Bachelor of Fine Arts dari New York University pada 1970, Billy bekerja sebagai guru pengganti. Akan tetapi, profesi itu tidak dilakoni lama.
Dia menjadi terkenal karena kinerja di bidang komik untuk acara televisi dan bioskop. Profesi di dunia hiburan akhirnya membawa Billy menjadi seorang komedian terkenal. Sosok guru yang kemudian menjadi sosok terkenal, mungkin juga tidak pernah dibayangkan para murid yang ada di sebuah sekolah di Worcester Massachusetts, AS pada pertengahan abad ke-18.
Mereka mungkin tidak pernah mengira jika salah seorang guru mereka pada akhirnya menjadi presiden AS. Dialah John Adams, presiden ke-2 AS, sosok yang pernah menekuni profesi guru, sebelum akhirnya mengaku tidak cocok menjadi pengajar.
Dia kemudian kuliah hukum dan berkarier di panggung politik. Pada 1862, para murid di sekolah tunarungu di Edinburgh, Skotlandia juga mungkin tidak pernah memprediksi, jika guru mereka yang bernama Alexander Graham Bell akan terkenal sepanjang masa.
Bell dikenal sebagai penemu telepon.Walaupun begitu,dia tidak pernah menelepon istri dan ibunya, karena kedua orang yang sangat disayanginya itu menderita tunarungu. Sebelum menemukan telepon pada 1877, Bell bertekad membantu orangorang tunarungu agar bisa ambil bagian di dunia berbahasa dan bukan diisolasi.
Untuk melakukan hal ini, Bell mendapatkan ide untuk membuat suara dari pengetahuan tentang bagaimana telinga mendengar.
Sebagai seorang pemuda, Bell mengajar siswa tunarungu di sekolah dan universitas serta mengajari mereka untuk berkomunikasi. Pengalaman berinteraksi dengan tunarungu tidak asing bagi Bell, karena dia juga dilatih ibunya yang tunarungu.
Pada 1862, Bell terdaftar sebagai guru di sekolah khusus anak laki-laki. Di sana dia mengajar musik dan seni deklamasi. Dia berusaha agar anakanak bisa melihat apa yang dibicarakan.
Pada April 1871, Bell pergi ke Massachusetts, di mana dia kemudian mengalami sukses besar. Dua pesohor lain yang pernah merasakan dunia mengajar adalah Sylvester Stallone dan Mr T (Laurence Tureaud).
Kedua aktor ini pernah bermain bersama dalam film Rocky III. Stallone menjadi legenda di film-film laga, sementara Mr T merupakan maskot film The A-Team yang sangat sukses pada 1980-an. Kedua jagoan ini tidak hanya pandai berkelahi di depan kamera, tetapi juga pernah mengajar di depan kelas.
Pelajaran yang menjadi spesifikasi dua aktor laga ini adalah olahraga. Pada pertengahan dekade 1970-an Mr T mengajar olahraga di sekolah yang ada di Chicago. Latar belakang Mr T memang seorang olahragawan.
Dia pernah menggeluti gulat dan bermain sepak bola. Sementara itu, Stallone pada dekade 1960-an harus mengajar di American College Swiss untuk mendapatkan uang tambahan.Profesi mengajar itu dilakoni kedua aktor laga ini untuk mendapatkan uang, sebelum mereka terkenal.
Memilih karier sejatinya adalah sebuah kecenderungan pribadi. Tidak sedikit karier tersebut dijalankan melalui sebuah proses panjang. Banyak juga orang yang kemudian mengubah arah kehidupan profesional mereka karena melihat sebuah “bintang terang”pada karier yang baru. Namun, pilihan membanting setir pada karier tertentu bukan berarti mereka tidak berhasil pada karier atau pekerjaan pertama.
Sebaliknya, mereka berpikir bisa lebih produktif dan berguna pada karier yang selanjutnya dipilih. Hal inilah yang dilakukan sejumlah pesohor dunia yang saat ini menjadi musisi, penulis, aktor, bahkan presiden.
Sebelum menjadi pesohor, mereka sejatinya adalah seorang guru. Sebut saja Sting, basis grup musik asal Inggris,The Police. Dia selalu tampil di berbagai band pada malam hari dan tetap bekerja sebagai guru sekolah pada siang hari.
Sebelumnya, Sting juga sempat bekerja sebagai kondektur bus, pekerja konstruksi, dan petugas pajak. Setelah itu, dia kuliah dalam bidang pendidikan di Universitas Northern Counties (yang kemudian menjadi bagian dari Northumbria University) pada 1971–1974 untuk memenuhi syarat sebagai guru. Sting kemudian bekerja sebagai guru di Sekolah Pertama St Paul di Cramlington selama dua tahun.
Sosok lain yang juga berprofesi sebagai guru sebelum tersohor ialah Stephen Edwin King. Pria kelahiran 21 September 1947 yang kini dikenal sebagai penulis fiksi horor kontemporer, fiksi ilmiah, sastra fantasi, dan skenario asal Amerika Serikat (AS) ini; setelah lulus kuliah,dia memperoleh sertifikat untuk mengajar. Namun, dia tidak segera menemukan pekerjaan itu. King akhirnya bekerja di industri binatu.
Untuk menambah penghasilan, King menjual cerita pendek untuk majalah pria seperti Cavalier. Akhirnya, sosok yang dijuluki “Master Horor”menemukan pekerjaan sebagai guru di Hampden Academy, Hampden, Maine, AS dengan bayaran USD6.400 per tahun.
Selama mengajar inilah,King selalu menyisihkan waktu untuk menulis hingga terbit novelnya yang terkenal “Salem’s Lot”. King menulis novel ini saat tinggal di sebuah trailer. Siang hari mengajar,malamnya menulis novel.
Sementara itu Billy Crystal, komedian sekaligus aktor, menambah panjang pesohor yang sebelumnya berprofesi sebagai guru. Billy sebenarnya bercita-cita ingin menjadi pemain bisbol profesional. Dia menghabiskan waktu berjam-jam dalam musim panas untuk bermain bisbol di Park Avenue bersama saudara-saudaranya dan ayahnya.
Setelah menerima gelar Bachelor of Fine Arts dari New York University pada 1970, Billy bekerja sebagai guru pengganti. Akan tetapi, profesi itu tidak dilakoni lama.
Dia menjadi terkenal karena kinerja di bidang komik untuk acara televisi dan bioskop. Profesi di dunia hiburan akhirnya membawa Billy menjadi seorang komedian terkenal. Sosok guru yang kemudian menjadi sosok terkenal, mungkin juga tidak pernah dibayangkan para murid yang ada di sebuah sekolah di Worcester Massachusetts, AS pada pertengahan abad ke-18.
Mereka mungkin tidak pernah mengira jika salah seorang guru mereka pada akhirnya menjadi presiden AS. Dialah John Adams, presiden ke-2 AS, sosok yang pernah menekuni profesi guru, sebelum akhirnya mengaku tidak cocok menjadi pengajar.
Dia kemudian kuliah hukum dan berkarier di panggung politik. Pada 1862, para murid di sekolah tunarungu di Edinburgh, Skotlandia juga mungkin tidak pernah memprediksi, jika guru mereka yang bernama Alexander Graham Bell akan terkenal sepanjang masa.
Bell dikenal sebagai penemu telepon.Walaupun begitu,dia tidak pernah menelepon istri dan ibunya, karena kedua orang yang sangat disayanginya itu menderita tunarungu. Sebelum menemukan telepon pada 1877, Bell bertekad membantu orangorang tunarungu agar bisa ambil bagian di dunia berbahasa dan bukan diisolasi.
Untuk melakukan hal ini, Bell mendapatkan ide untuk membuat suara dari pengetahuan tentang bagaimana telinga mendengar.
Sebagai seorang pemuda, Bell mengajar siswa tunarungu di sekolah dan universitas serta mengajari mereka untuk berkomunikasi. Pengalaman berinteraksi dengan tunarungu tidak asing bagi Bell, karena dia juga dilatih ibunya yang tunarungu.
Pada 1862, Bell terdaftar sebagai guru di sekolah khusus anak laki-laki. Di sana dia mengajar musik dan seni deklamasi. Dia berusaha agar anakanak bisa melihat apa yang dibicarakan.
Pada April 1871, Bell pergi ke Massachusetts, di mana dia kemudian mengalami sukses besar. Dua pesohor lain yang pernah merasakan dunia mengajar adalah Sylvester Stallone dan Mr T (Laurence Tureaud).
Kedua aktor ini pernah bermain bersama dalam film Rocky III. Stallone menjadi legenda di film-film laga, sementara Mr T merupakan maskot film The A-Team yang sangat sukses pada 1980-an. Kedua jagoan ini tidak hanya pandai berkelahi di depan kamera, tetapi juga pernah mengajar di depan kelas.
Pelajaran yang menjadi spesifikasi dua aktor laga ini adalah olahraga. Pada pertengahan dekade 1970-an Mr T mengajar olahraga di sekolah yang ada di Chicago. Latar belakang Mr T memang seorang olahragawan.
Dia pernah menggeluti gulat dan bermain sepak bola. Sementara itu, Stallone pada dekade 1960-an harus mengajar di American College Swiss untuk mendapatkan uang tambahan.Profesi mengajar itu dilakoni kedua aktor laga ini untuk mendapatkan uang, sebelum mereka terkenal.
(kur)