Jadi pemeras BUMN, AQ sebut musibah politik
A
A
A
Sindonews.com - Beredarnya enam inisial anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ke Badan Kehormatan (BK) merupakan musibah.
Salah satu yang inisial beredar adalah AQ (politikus Partai Demokrat). Berdasarkan penelusuran, dari sejumlah nama anggota DPR fraksi Partai Demokrat di DPR, nama yang cocok dengan inisial itu adalah Achsanul Qosasi, Wakil Ketua Komisi XI.
Ketika dikonfirmasi Achasanul Qosasi menuturkan, sebenarnya dirinya meyakini laporan yang disampaikan Dahlan Iskan berdasar pada niat baik dan tanpa pamrih. Namun dia menyayangkan cara yang digunakan Dahlan dengan mengumbar dan menyebutkan nama-nama yang dilaporkan sebagai pemeras BUMN.
"Saya lihat caranya yang kurang baik. Istilah pemerasan itu menggegerkan ulu hati anggota DPR yang sekarang bersiap untuk bertarung di Dapilnya masing-masing. Termasuk saya," kata Achsanul saat dihubungi, Jumat (8/11/12) malam.
Sebagaimana saran yang disampaikan berbagai kalangan, Achsanul pun menyatakan hal yang sama. Sebaiknya, Dahlan Iskan melaporkan hal tersebut ke KPK saja.
"Biar segalanya menjadi jelas, apakah ada pemerasan itu? Bagi saya ini musibah politik yang akan saya jadikan pelajaran dalam proses pendewasaan politik saya," ungkapnya.
Dia menegaskan, dalam kasus seperti itu Menteri BUMN tidak bisa serta merta menyudutkan dan menyalahkan anggota DPR dan DPR secara keseluruhan. Harusnya introspeksi diri oleh internal BUMN harus juga dilakukan. Menurutnya, tindakan Dahlan telah merendahkan martabat seseorang sebagai pejabat rakyat.
"Tentunya para direksi BUMN juga harus introspeksi, jangan mudah melemparkan tuduhan dan merusak martabat lembaga negara atau pejabat negara yang juga memiliki harga diri di mata rakyat," ungkapnya.
"Saya tidak akan mampu melawan DI (Dahlan Iskan), saya sudah kalah posisi dengan DI, apa yang dilakukannya sudah dianggap benar oleh rakyat. Berbeda dengan DPR yang selalu salah di mata rakyat," sambungnya.
Jadi, dia mengaku akan introspeksi diri dengan kejadian itu. Lebih lanjut dia tetap meminta Dahlan untuk membuktikan segala tuduhannya. Karena saat ini kata Achsanul, vonis pengadilan rakyat sudah jatuh menimpa dirinya dan teman-teman DPR. "Mudah-mudahan gerakan saling hujat ini segera berhenti," harapnya.
Sebelumnya beredar inisial enam nama yang sudah dilaporkan Dahlan Iskan pada tahap dua. Enam nama tersebut yakni, AQ, LM, ATP (Partai Demokrat), MIEQ (Partai Amanat Nasional), IGARW (PDI Perjuangan), dan Z (Partai Keadilan Sejahtera).
Berdasarkan penelusuran, didapatkan nama dari inisial itu yakni, AQ (Achsanul Qosasi), LM (Linda Megawati), ATP (A.P.A. Timo Pangerang), MIEQ (M Ichlas El Qudsi), IGARW (I Gusti Agung Ray Wijaya), dan Z (Zulkieflimansyah). Sebagian besar mereka menduduki Komisi XI DPR, yang membidangi keuangan dan perbankan.
Salah satu yang inisial beredar adalah AQ (politikus Partai Demokrat). Berdasarkan penelusuran, dari sejumlah nama anggota DPR fraksi Partai Demokrat di DPR, nama yang cocok dengan inisial itu adalah Achsanul Qosasi, Wakil Ketua Komisi XI.
Ketika dikonfirmasi Achasanul Qosasi menuturkan, sebenarnya dirinya meyakini laporan yang disampaikan Dahlan Iskan berdasar pada niat baik dan tanpa pamrih. Namun dia menyayangkan cara yang digunakan Dahlan dengan mengumbar dan menyebutkan nama-nama yang dilaporkan sebagai pemeras BUMN.
"Saya lihat caranya yang kurang baik. Istilah pemerasan itu menggegerkan ulu hati anggota DPR yang sekarang bersiap untuk bertarung di Dapilnya masing-masing. Termasuk saya," kata Achsanul saat dihubungi, Jumat (8/11/12) malam.
Sebagaimana saran yang disampaikan berbagai kalangan, Achsanul pun menyatakan hal yang sama. Sebaiknya, Dahlan Iskan melaporkan hal tersebut ke KPK saja.
"Biar segalanya menjadi jelas, apakah ada pemerasan itu? Bagi saya ini musibah politik yang akan saya jadikan pelajaran dalam proses pendewasaan politik saya," ungkapnya.
Dia menegaskan, dalam kasus seperti itu Menteri BUMN tidak bisa serta merta menyudutkan dan menyalahkan anggota DPR dan DPR secara keseluruhan. Harusnya introspeksi diri oleh internal BUMN harus juga dilakukan. Menurutnya, tindakan Dahlan telah merendahkan martabat seseorang sebagai pejabat rakyat.
"Tentunya para direksi BUMN juga harus introspeksi, jangan mudah melemparkan tuduhan dan merusak martabat lembaga negara atau pejabat negara yang juga memiliki harga diri di mata rakyat," ungkapnya.
"Saya tidak akan mampu melawan DI (Dahlan Iskan), saya sudah kalah posisi dengan DI, apa yang dilakukannya sudah dianggap benar oleh rakyat. Berbeda dengan DPR yang selalu salah di mata rakyat," sambungnya.
Jadi, dia mengaku akan introspeksi diri dengan kejadian itu. Lebih lanjut dia tetap meminta Dahlan untuk membuktikan segala tuduhannya. Karena saat ini kata Achsanul, vonis pengadilan rakyat sudah jatuh menimpa dirinya dan teman-teman DPR. "Mudah-mudahan gerakan saling hujat ini segera berhenti," harapnya.
Sebelumnya beredar inisial enam nama yang sudah dilaporkan Dahlan Iskan pada tahap dua. Enam nama tersebut yakni, AQ, LM, ATP (Partai Demokrat), MIEQ (Partai Amanat Nasional), IGARW (PDI Perjuangan), dan Z (Partai Keadilan Sejahtera).
Berdasarkan penelusuran, didapatkan nama dari inisial itu yakni, AQ (Achsanul Qosasi), LM (Linda Megawati), ATP (A.P.A. Timo Pangerang), MIEQ (M Ichlas El Qudsi), IGARW (I Gusti Agung Ray Wijaya), dan Z (Zulkieflimansyah). Sebagian besar mereka menduduki Komisi XI DPR, yang membidangi keuangan dan perbankan.
(lns)