Belanja? tak perlu ke mal

Kamis, 18 Oktober 2012 - 12:14 WIB
Belanja? tak perlu ke...
Belanja? tak perlu ke mal
A A A
Dahulu bila ingin berbelanja masyarakat harus pergi ke toko atau tempat belanja. Tetapi, kini semua itu tidak perlu terjadi lagi. Masyarakat bisa berbelanja dari rumah atau dari mana pun selama terdapat fasilitas internet.

Kemajuan perkembangan teknologi (internet) memungkinkan orang melakukan aktivitas dari ujung jari mereka, begitu juga kebutuhan berbelanja.

Cukup di depan komputer atau telepon seluler, masyarakat bisa memilih aneka kebutuhan secara mudah. Terlebih, saat ini semakin banyak ecommerce (layanan untuk sarana jual/ beli online) secara grosir eceran murah dan aman.

Hal ini mengubah pola belanja masyarakat yang awal bersifat konvensional, berubah dengan berbelanja melalui web.

Kendati begitu, keamanan dalam bertransaksi dan produk yang dijual menjadi pertimbangan utama. Perkembangan belanja online kini semakin tumbuh di sejumlah negara berkembang.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian MasterCard bertajuk Master- Card Worldwide Online Shopping Survei yang menyebutkan, kesenjangan belanja online antara pasar negara maju dan berkembang di kawasan Asia Pasifik semakin sempit.

Artinya, beberapa tahun lalu belanja online lebih sering dilakukan pasar negara maju tapi kini di pasar negara berkembang pola belanja online semakin digemari.

Hal ini seiring meningkatnya antusiasme untuk melakukan belanja secara mobile di negara-negara Asia Tenggara. Survei ini dilakukan untuk mengukur kecenderungan konsumen untuk berbelanja online. Penelitian dilakukan di 25 negara selama periode Desember 2011 hingga Februari 2012.

Dalam melakukan survei ini, pihak MasterCard mewawancara 7.373 responden dari 14 negara yang disuguhkan pertanyaan tentang kebiasaan belanja online.

Dalam hal belanja online dan niat pembelian hasilnya menunjukkan, Thailand memimpin dari segi belanja online (80%) dan kemungkinan untuk melakukan pembelian secara online dalam enam bulan ke depan (93%), setara dengan China.

Sementara, Korea (84%) dan Malaysia (79%) juga menunjukkan niat yang tinggi untuk membeli selama enam bulan ke depan, dengan Vietnam juga menunjukkan niat yang sama tinggi untuk membeli (87%) meskipun persentasenya rendah terhadap orang yang menggunakan internet untuk belanja online (61 %).

Sekira 77% responden Indonesia menunjukkan kecenderungan untuk melakukan belanja online. Pertumbuhan berbelanja online di Indonesia meningkat 15%.

Secara keseluruhan, peningkatan besar terjadi di Thailand (13%), Australia (10%), Selandia Baru (9) dan Filipina (15). Sementara, penurunan tercatat pada India (-14%), Singapura (-10%), dan Korea Selatan (- 17%),meskipun Negeri Ginseng masih memiliki niat yang tinggi untuk membeli (84%).

(lihat grafis) Menyertai kenaikan 15% pengakses internet di Indonesia untuk keperluan berbelanja online, terlihat pula peningkatan yang substansial atas transaksi online yang terjadi dalam tiga bulan terakhir.

Persentase responden yang mengakses internet untuk berbelanja online mencapai 57%, meningkat dari 42% pada tahun sebelumnya. Se-jumlah 77% responden Indonesia melakukan setidaknya satu kali pembelian online dalam tiga bulan terakhir saat survei dilakukan–naik dari angka 56% di tahun sebelumnya.

Sementara, terkait instrumen yang digunakan untuk berbelanja online, meski mayoritas responden (71%) mengatakan mereka lebih suka menggunakan laptop, penggunaan telepon seluler meningkat pesat sebagai perangkat pilihan bagi pembeli di pasar negara berkembang di Asia, dengan responden di Thailand (59%), China (37% ), Vietnam (32%),dan India (32%).

Di antara alasan yang diberikan untuk menggunakan ponsel untuk belanja, sebagian besar mengatakan lebih nyaman (57%) dan juga adanya ketersediaan pertumbuhan aplikasi yang memudahkan untuk melakukan belanja online (46%).

Musik (24%) dan aplikasi (31%) menduduki puncak daftar belanja melalui ponsel. Diikuti kupon (17%), pengecer untuk pakaian dan aksesori (17%), dan tiket bioskop (16% ).

“Survei ini menunjukkan, pasar di Asia Tenggara sekarang faktanya sangat menantang. Dalam beberapa kasus menyalip pasar online tradisional di beberapa negara maju di kawasan ini,” kata Philip Yen, Group Head Emerging Payments, Asia Pacific Middle East Africa MasterCard Worldwide.

Dalam hal keamanan saat berbelanja secara online, keamanan saat bertransaksi masih menjadi salah satu faktor utama bagi para pembeli.

Responden di beberapa negara seperti di Indonesia (76%), Filipina (77%), dan Thailand (78%) mengatakan bahwa keamanan bertransaksi online harus lebih ditingkatkan.

Sekitar 51% responden di Indonesia yang selama tiga bulan terakhir tidak melakukan transaksi belanja mengatakan, mereka mengkhawatirkan aspek keamanan saat bertransaksi online.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0790 seconds (0.1#10.140)