Bekali mereka dengan kemampuan
A
A
A
Penduduk usia muda di Indonesia terus bertambah. Fenomena ini merupakan tantangan sekaligus peluang untuk membuktikan kontribusi mereka.
Sebenarnya, pemuda Indonesia sangat mungkin bersaing di kancah global asal mereka dibekali kemampuan yang mumpuni. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah anak muda Indonesia yang mampu berprestasi di dunia internasional lewat bidang masing-masing.
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief, mereka yang produktif harus diberi iklim kondusif agar bisa berkembang. Jangan kemudian dihambat dengan aturan (regulasi) yang menyebabkan mereka tidak bisa berkembang. Berikut ini petikan wawancara dengan Sugiri Syarief.
Populasi pemuda di Indonesia jumlahnya mencapai 64 juta jiwa. Seberapa produktif mereka?
Ada dua pengertian mengenai produktivitas. Produktif dalam artian reproduksi, masa di mana mereka subur untuk memiliki keturunan. Kita berkeinginan pemuda itu sekolah setinggitingginya. Berkreasi dan berkarya untuk menunjukkan jati dirinya.
Kemudian produktif dalam arti memiliki kemampuan menghasilkan sesuatu untuk kepentingan bangsa dengan kreativitas dan segala kemampuannya. Tumbuhkan kebebasan agar mereka bisa mengekspresikan diri supaya mereka bisa menjadi manusia yang berkarya dan berprestasi.
Pemuda Indonesia banyak yang potensial, tetapi mereka memilih brain drain. Bagaimana ini?
Ini harus menjadi perhatian kita semua, tidak hanya pemerintah, tetapi seluruh masyarakat. Padahal itu merupakan investasi sumber daya manusia yang cukup besar. Karena itu, mereka harus difasilitasi agar karya-karya mereka berguna bagi Indonesia.
Anda yakin pemuda Indonesia bisa kompetitif di tingkat global?
Sangat bisa. Lihat saja mereka yang memilih brain drain. Sekarang rata-rata memiliki posisi yang baik di institusi masing-masing. Kalau pemuda kita yang berkemampuan diberi pilihan-pilihan yang bisa membuat mereka terus berkembang, saya optimistis pemuda Indonesia sangat bisa bersaing di tingkat internasional.
Bagaimana posisi pemuda dikaitkan dengan bonus demografi?
Menempatkan mereka-mereka yang produktif pada sisi di mana mereka bisa memberikan kontribusi pada upaya pembangunan bangsa. Bila bonus demografi itu tiba dan mereka ditempatkan di situ, saya yakin pertumbuhan ekonomi itu bisa jauh lebih besar karena mereka mendapatkan peluang untuk berkembang.
Yang berat itu adalah merekamereka yang asal sekolah, kemudian memasuki lapangan pekerjaan pada segmen tertentu di mana kompetisinya sangat berat karena semua ingin masuk di situ. Mereka ini yang perlu difasilitasi agar tidak berebut pekerjaan.
Lalu bagaimana memfasilitasinya agar mereka bisa lebih kompetitif?
Ya mereka diberi kemampuan (skill) yang diarahkan pada peluang lapangan pekerjaan yang ada. Banyak pemuda yang mencari pekerjaan dengan level tertentu, sementara segmen lowongan pekerjaannya sedikit.
Mereka tidak bisa masuk ke level pekerjaan yang lebih tinggi karena tidak memiliki skill. Karena itu perlu ada peningkatan kemampuan mereka supaya bisa mengisi lowongan pekerjaan di level yang lebih tinggi.
Saat ini tenaga kerja asing bisa masuk ke Indonesia. Bagaimana menyikapinya?
Ini tantangan, bukan sesuatu yang menakutkan. Agar bisa menjadi peluang, kita harus berjuang untuk membenahi kekurangan. Kita harus menyusun kekuatan agar tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja asing.
Peran pemuda Indonesia ke depan di tingkat global seperti apa?
Seharusnya lebih baik. Karena saat ini banyak pemuda Indonesia yang sudah berani terjun dan merebut peluang pekerjaan di percaturan internasional. Jumlah mereka yang semakin kreatif dan produktif semacam itu makin besar.
Maka itu, generasi muda kita harus dibina dan diberi peluang dengan baik. Lembaga pendidikan juga menjadi salah satu kunci untuk menciptakan generasi muda yang produktif.
Sebenarnya, pemuda Indonesia sangat mungkin bersaing di kancah global asal mereka dibekali kemampuan yang mumpuni. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah anak muda Indonesia yang mampu berprestasi di dunia internasional lewat bidang masing-masing.
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief, mereka yang produktif harus diberi iklim kondusif agar bisa berkembang. Jangan kemudian dihambat dengan aturan (regulasi) yang menyebabkan mereka tidak bisa berkembang. Berikut ini petikan wawancara dengan Sugiri Syarief.
Populasi pemuda di Indonesia jumlahnya mencapai 64 juta jiwa. Seberapa produktif mereka?
Ada dua pengertian mengenai produktivitas. Produktif dalam artian reproduksi, masa di mana mereka subur untuk memiliki keturunan. Kita berkeinginan pemuda itu sekolah setinggitingginya. Berkreasi dan berkarya untuk menunjukkan jati dirinya.
Kemudian produktif dalam arti memiliki kemampuan menghasilkan sesuatu untuk kepentingan bangsa dengan kreativitas dan segala kemampuannya. Tumbuhkan kebebasan agar mereka bisa mengekspresikan diri supaya mereka bisa menjadi manusia yang berkarya dan berprestasi.
Pemuda Indonesia banyak yang potensial, tetapi mereka memilih brain drain. Bagaimana ini?
Ini harus menjadi perhatian kita semua, tidak hanya pemerintah, tetapi seluruh masyarakat. Padahal itu merupakan investasi sumber daya manusia yang cukup besar. Karena itu, mereka harus difasilitasi agar karya-karya mereka berguna bagi Indonesia.
Anda yakin pemuda Indonesia bisa kompetitif di tingkat global?
Sangat bisa. Lihat saja mereka yang memilih brain drain. Sekarang rata-rata memiliki posisi yang baik di institusi masing-masing. Kalau pemuda kita yang berkemampuan diberi pilihan-pilihan yang bisa membuat mereka terus berkembang, saya optimistis pemuda Indonesia sangat bisa bersaing di tingkat internasional.
Bagaimana posisi pemuda dikaitkan dengan bonus demografi?
Menempatkan mereka-mereka yang produktif pada sisi di mana mereka bisa memberikan kontribusi pada upaya pembangunan bangsa. Bila bonus demografi itu tiba dan mereka ditempatkan di situ, saya yakin pertumbuhan ekonomi itu bisa jauh lebih besar karena mereka mendapatkan peluang untuk berkembang.
Yang berat itu adalah merekamereka yang asal sekolah, kemudian memasuki lapangan pekerjaan pada segmen tertentu di mana kompetisinya sangat berat karena semua ingin masuk di situ. Mereka ini yang perlu difasilitasi agar tidak berebut pekerjaan.
Lalu bagaimana memfasilitasinya agar mereka bisa lebih kompetitif?
Ya mereka diberi kemampuan (skill) yang diarahkan pada peluang lapangan pekerjaan yang ada. Banyak pemuda yang mencari pekerjaan dengan level tertentu, sementara segmen lowongan pekerjaannya sedikit.
Mereka tidak bisa masuk ke level pekerjaan yang lebih tinggi karena tidak memiliki skill. Karena itu perlu ada peningkatan kemampuan mereka supaya bisa mengisi lowongan pekerjaan di level yang lebih tinggi.
Saat ini tenaga kerja asing bisa masuk ke Indonesia. Bagaimana menyikapinya?
Ini tantangan, bukan sesuatu yang menakutkan. Agar bisa menjadi peluang, kita harus berjuang untuk membenahi kekurangan. Kita harus menyusun kekuatan agar tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja asing.
Peran pemuda Indonesia ke depan di tingkat global seperti apa?
Seharusnya lebih baik. Karena saat ini banyak pemuda Indonesia yang sudah berani terjun dan merebut peluang pekerjaan di percaturan internasional. Jumlah mereka yang semakin kreatif dan produktif semacam itu makin besar.
Maka itu, generasi muda kita harus dibina dan diberi peluang dengan baik. Lembaga pendidikan juga menjadi salah satu kunci untuk menciptakan generasi muda yang produktif.
(kur)