Penembakan di Ogan Ilir skenario pusat?

Senin, 30 Juli 2012 - 08:02 WIB
Penembakan di Ogan Ilir skenario pusat?
Penembakan di Ogan Ilir skenario pusat?
A A A
Sindonews.com - Kematian bocah malang Angga bin Darmawan (12), menambah coretan hitam kepolisian. Angga tewas ditembus peluru tajam anggota Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel), saat bentrok warga Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu dengan dengan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis, Ogan Ilir.

Aktivis Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi mengatakan, aksi penembakan itu merupakan bagian dari skenario yang dibuat pihak perusahaan dalam membungkam aksi warga dalam mempertahankan tanah ulayatnya.

"Prolog kriminalisasi masyarakat di situ, dengan isu pencurian pupuk milik PTPN VII Cinta Manis, adalah 'skenario teror' terhadap masyarakat. Semua itu pasti bukan dikerjakan atau diilhami oleh orang-orang lokal. Pasti ada keterlibatan orang pusat dalam kasus ini," ujar Adhie saat berbincang dengan Sindonews, Minggu 29 Juli 2012 malam.

Dengan alasan itu lah, sambung Adhie, pihak perusahaan mengusir warga. Namun warga tidak bisa dibodohi begitu saja oleh pihak perusahaan yang ingin mengusir mereka pergi dari tanahnya. Tidak ingin mengotori tangannya dengan darah warga, perusahaan memanggil anggota Brimob.

"Untuk itu, selain Kapolri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga harus mempertanggungjawabkan kebiadaban di Ogan Ilir dan di tempat-tempat lain yang mengalami kejadian serupa. Karena tragedi ini bukan kesalahan prosedur atau oknum (Brimob), tapi kesalahan kebijakan. Kebijakan penguasa yang tidak pernah berpihak kepada rakyat," terang Adhie.

Ditambahkan Adhie, diturunkannya satuan brimob oleh Polda Sumsel untuk menghadapi warga Ogan Ilir harus dilihat sebagai bagian dari skenario untuk menghadapi warga. Seperti diketahui, Brimob merupakan alat perang yang kerap diturunkan saat situasi masyarakat genting. Dengan bersenjata lengkap, anggota Brimob langsung memuntahkan pelurunya ke arah warga.

"Brimob adalah satuan polisi bersenjata yang memang dipersiapkan untuk perang melawan kejahatan seperti teroris atau perlawanan bersenjata lainnya. Jadi pasti akan menimbulkan korban jiwa bila brimob sudah diturunkan. Mereka tidak dilatih untuk melakukan pendekatan persuasif," tukasnya.

Bentrok warga dengan Brimob dipicu oleh sengketa lahan tebu antara warga Ogan Ilir dengan PTPN VII Cinta Manis Ogan Ilir. Bentrokan berawal dari adu mulut yang berujung saling lempar batu antara warga dan anggota Brimob yang melakukan patroli di Desa Limbang Jaya.

Brimob langsung menembaki warga di desa tersebut, sehingga menyebabkan seorang anak berusia 12 tahun tewas tertembus peluru, dan empat warga lainnya menderita luka tembak. ​"Saya takjub, sampai detik ini Presiden dan Kapolri tidak minta maaf kepada rakyat Indonesia, wabil khusus orangtua Angga," tukas Adhie prihatin.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6207 seconds (0.1#10.140)