Homeschooling alternatif bagi siswa sibuk
A
A
A
Homeschooling alternatif bagi siswa sibuk
MENJADI atlet membutuhkan waktu banyak untuk berlatih dan bertanding. Hal ini terkadang membuat para atlet kesulitan berbagi waktu dengan kegiatan sekolah. Akhirnya sejumlah atlet menjatuhkan pilihan pada homeschooling untuk pendidikan mereka.
Dari sejumlah atlet, Yulia Yosephine Susanto, pebulu tangkis yang akhirnya memilih homeschooling sebagai alternatif untuk pendidikan. Yulia menjalani pendidikan setara SMA dengan sistem homeschooling. Kini Yulia sudah dua tahun lulus dari SMA. Kala SMA, Yulia mengaku aktivitas berlatih dan bertanding cukup padat. Setiap hari dia latihan mulai pagi hingga sore. Hal ini belum ditambah jika ada pertandingan di dalam maupun di luar negeri.
“Waktu SMP saya masih di Tasikmalaya dan sekolah di SMP BPK Penabur. Memang ada dispensasi yang diberikan namun sangat terbatas. Ketika SMA dan tinggal di Jakarta, saya memutuskan untuk mengikuti homeschooling,” kata Yulia kepada harian Seputar Indonesia (Sindo), kemarin. Dengan mengikuti homeschooling, Yulia tetap bisa belajar dan mengejar prestasi. Terbukti ketika lulus dari SMA homeschooling.
Yulia berhasil menembus pelatnas bulu tangkis yang banyak diidamkan pebulu tangkis nasional. “Setahun yang lalu saya di pelatnas, sebelum akhirnya cedera dan bergabung dengan PB Shamrock Medan,” ujar pebulu tangkis kelahiran Tasikmalaya, 19 Oktober 1993 ini. Dalam meniti karier bulu tangkis, prestasi yang pernah diraihnya adalah semifinalis Kejuaraan Asia Junior 2011 (Beregu Campuran) dan perempat finalis Kejuaraan Asia Junior 2011 (Perorangan).
“Untuk kejuaraan nasional, saya hanya sering berada di delapan besar. Hal ini karena saya sering dimasukkan dalam kategori dewasa, padahal masih bisa dalam kategori taruna,” kata Yulia. Saat mengikuti homeschooling, Yulia memilih program Distance Learning, yaitu pembelajaran di rumah tanpa perlu hadir ke sekolah. Dia kadang mendatangkan tutor ke apartemennya dan kadang juga belajar sendiri dengan modul yang sudah disediakan penyelenggara homeschooling. Saat itu Yulia biasanya memilih Rabu, Sabtu, atau Senin untuk belajar.
Dia belajar seusai latihan. “Kalau belajar dengan tutor biasanya menghabiskan waktu tiga jam, yaitu sejak pukul 18.00 hingga 21.00, sedangkan jika sendiri dilakukan selama dua jam yaitu mulai pukul 19.00 hingga 21.00,” jelas pebulu tangkis, yang pada saat kelas IX homeschooling ini pernah menjuarai kejuaraan yang diadakan di Singapura. Bagi Yulia, homeschooling terbukti membuatnya lebih leluasa untuk bertanding dan belajar. Dia bisa menentukan sendiri kapan harus belajar.
Karena itu, kegiatan belajar ini bisa tetap dilakukannya di tengah kesibukannya dalam meniti karier sebagai pebulu tangkis andalan Indonesia di masa mendatang. Hal yang sama juga diakui Agi Agasi, atlet motocross. Ketika SMA, Agi memilih ikut homeschooling dengan program semi komunitas. Kalau lagi belajar di kelas, dia memilih waktu siang mulai pukul 14.00 WIB, jika tutor ke rumah, dia memilih waktu belajar malam.
“Saat itu saya biasanya latihan pada pagi hari, dan memilih belajar pada siang hari,” kata Agi kepada SINDO. Agi mengaku memilih homeschooling agar waktu untuk belajar lebih longgar serta upaya mengejar prestasi tidak terpengaruh. “Saya sekolah SMP di negeri, kemudian pindah ke homeschooling agar waktu lebih longgar. Sejak kelas III SMP, saya juara nasional dan begitu juga ketika mengikuti pendidikan homeschooling selama SMA,” jelas Agi, yang saat ini mengikuti kuliah dengan program karyawan.
Perhatian besar pada karier juga dilakoni artis pendatang baru Surya Andinaningtias yang saat ini banyak terlibat di film FTV. Karena itu, Andina memilih homeschooling dan saat ini duduk di kelas XI. Andina mengaku lebih mudah mengatur waktu dengan belajar melalui sistem homeschooling.
Dia memilih program semikomunitas, yaitu hanya datang ke kelas dua kali seminggu. “Dengan homeschooling, saya jadi lebih mudah mengatur waktu dengan kegiatan lain, seperti syuting dan berbagai kursus yang saya ikuti,” kata Andina.
(hyk)