Jagonya bisnis rumah murah
A
A
A
Di usia yang relatif muda, pria ini sukses menjadi salah satu pengusaha properti sukses di Indonesia. Dalam waktu singkat bisnis properti besutannya mampu bersaing dengan beberapa perusahaan bergengsi.
Dalam dunia wirausaha, khususnya di bidang properti, nama Elang Gumilang rasanya sudah tidak asing lagi di telinga publik. Betapa tidak, di usianya yang baru menginjak 27 tahun, pengusaha muda ini dikabarkan telah mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.
Elang juga berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi dalam dunia wirausaha Indonesia. Naluri bisnis Elang sudah muncul sejak usia belia. Saat duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah umum (SMU), Elang memulai dunia usaha, menjadi penjual donat keliling di sejumlah sekolah dasar di Bogor tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Aksi ini dia lakukan karena ingin memenuhi target yang dia inginkan, memiliki uang Rp10 juta untuk modal kuliah. Tetapi, akhirnya dia ketahuan berjualan donat. Kedua orangtuanya pun meminta Elang berhenti berjualan karena ingin memasuki ujian akhir.
Kemudian pada 2003 dia bisa mendapat sejumlah uang setelah memenangi ajang Java Economic Competition se-Jawa yang digelar fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Dia juga menyabet hadiah ketiga di ajang kompetisi Ekonomi yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hadiah uang yang diperolehnya dia kumpulkan untuk modal kuliah.
Setelah lulus SMU, Elang melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Saat itulah bermodalkan uang sejuta rupiah, ia kembali berniat untuk memiliki sebuah usaha. Awalnya, uang itu dia belanjakan sepatu, yang lantas dijual di Asrama Mahasiswa IPB.
Hanya perlu waktu sebulan, ia sudah bisa mengantongi uang Rp3 jutaan. Tetapi, bisnis sepatunya tak bertahan lama. Lalu dia banting setir berbisnis pengadaan lampu. Bisnis ini dia geluti karena melihat di kampus IPB sangat redup.
Lewat bisnisnya ini dia bisa meraih keuntungan hingga Rp15 juta. Itu setelah dia bisa meyakinkan perusahaan lampu ternama untuk memberikan stok penyediaan lampu di kampusnya. Tetapi, bisnis ini sifatnya musiman.
Tidak setiap saat orang membutuhkan lampu. Elang kemudian banting setir lagi berbisnis minyak goreng yang di jajakan ke warung-warung. Tetapi, bisnis ini juga tak bertahan lama karena mengganggu kuliahnya. “Saya memang bercita-cita jadi mahasiswa yang pengusaha, makanya segala jenis usaha saya jalani,” terang Elang.
Menurut Elang, ketertarikannya untuk menggeluti dunia bisnis juga didorong karena adanya keinginan besar untuk tidak menyusahkan kedua orang tua. “Keinginan inilah yang paling besar mendorong saya untuk menjadi wirausahawan,” tegasnya.
Setelah berkecimpung di berbagai bisnis, sejak 2006 lalu akhirnya Elang fokus untuk merambah bisnis properti dengan nama Elang Group. Dia mengungkapkan, modal awal untuk menjalankan usaha ini dia dapat dari hasil patungan dengan beberapa orang teman.
Konsep bisnis properti yang Elang bangun ialah berupa kompleks perumahan murah dengan model Rumah Sehat Sederhana (RSS), rumah yang tertata rapi dengan harga yang terjangkau. Perumahan ini ditujukan bagi masyarakat dengan keadaan ekonomi menegah ke bawah, dengan gaji tidak lebih dari Rp2,5 juta per bulan.
Menurutnya, konsep properti murah ini dipilih karena di samping peluangnya masih sangat besar, dirinya juga dapat membantu masyarakat tidak mampu. “Ada 75 juta penduduk kita yang membutuhkan rumah, di samping dapat menuai keuntungan. Bisnis ini juga sebagai ibadah karena bisa membantu orang,” kata pria kelahiran, Bogor,6 April 1985 ini.
Dengan slogan rumah murah, Elang membanderol rumah buatannya dengan harga Rp23 sampai Rp33 juta per unit. Ke depan, Elang menargetkan bisa membangun lebih banyak unit rumah lagi. Di balik pribadinya yang tenang dan rendah hati, Elang memiliki gerak progresif dalam naluri bisnis.
Sehingga, tak heran bila dengan kekuatan intuisi berwirausaha, kini dia berhasil meraih omzet hingga puluhan miliar rupiah per tahun. Kendati demikian, perjalanan bisnis Elang bukanlah berjalan mulus tanpa hambatan.
Dia mengaku pernah mengalami berbagai kendala, mulai dari kesusahan mencari modal, pengajuan pinjaman yang ditolak pihak bank,hingga ditipu rekan kerja. Tetapi,semua kendala yang pernah dihadapinya sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik. “Kebetulan latar pendidikan saya dari ekonomi, sedikit-sedikit tahu jurusnya,” katanya.
Kemahiran elang dalam menjalankan bisnis properti memang patut diacungi jempol. Betapa tidak, kini Elang Group berkembang sangat pesat. Hal tersebut terlihat dari kemajuan jumlah unit rumah yang dibangun dan dari jumlah karyawan yang meningkat.
Tak kurang dari 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap proyek siap membantunya. Menurut Elang, selain butuh kerja keras untuk meraih kesuksesan, seseorang juga membutuhkan konsistensi. “Orang yang menang bukan mereka yang pintar dan cerdas, tetapi mereka yang konsisten melakukan sesuatu,” jelasnya.
Kesuksesan juga bukan hanya berfokus pada hasil, melainkan berorientasi pada niat dan proses yang tepat. Elang menjelaskan, agar sukses, seseorang juga perlu melihat persaingan secara global, bukan lokal. “Buat dunia sendiri,jangan bergantung pada orang lain,” tegas Pemenang I tingkat nasional Wirausaha Mandiri 2007 ini.
Kini,selain sibuk menjalankan berbagai proyek bisnisnya, Elang pun dikabarkan tengah menjalani profesi barunya sebagai pembicara dan motivator di berbagai acara kewirausahaan.
Dalam dunia wirausaha, khususnya di bidang properti, nama Elang Gumilang rasanya sudah tidak asing lagi di telinga publik. Betapa tidak, di usianya yang baru menginjak 27 tahun, pengusaha muda ini dikabarkan telah mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.
Elang juga berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi dalam dunia wirausaha Indonesia. Naluri bisnis Elang sudah muncul sejak usia belia. Saat duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah umum (SMU), Elang memulai dunia usaha, menjadi penjual donat keliling di sejumlah sekolah dasar di Bogor tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Aksi ini dia lakukan karena ingin memenuhi target yang dia inginkan, memiliki uang Rp10 juta untuk modal kuliah. Tetapi, akhirnya dia ketahuan berjualan donat. Kedua orangtuanya pun meminta Elang berhenti berjualan karena ingin memasuki ujian akhir.
Kemudian pada 2003 dia bisa mendapat sejumlah uang setelah memenangi ajang Java Economic Competition se-Jawa yang digelar fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Dia juga menyabet hadiah ketiga di ajang kompetisi Ekonomi yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hadiah uang yang diperolehnya dia kumpulkan untuk modal kuliah.
Setelah lulus SMU, Elang melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Saat itulah bermodalkan uang sejuta rupiah, ia kembali berniat untuk memiliki sebuah usaha. Awalnya, uang itu dia belanjakan sepatu, yang lantas dijual di Asrama Mahasiswa IPB.
Hanya perlu waktu sebulan, ia sudah bisa mengantongi uang Rp3 jutaan. Tetapi, bisnis sepatunya tak bertahan lama. Lalu dia banting setir berbisnis pengadaan lampu. Bisnis ini dia geluti karena melihat di kampus IPB sangat redup.
Lewat bisnisnya ini dia bisa meraih keuntungan hingga Rp15 juta. Itu setelah dia bisa meyakinkan perusahaan lampu ternama untuk memberikan stok penyediaan lampu di kampusnya. Tetapi, bisnis ini sifatnya musiman.
Tidak setiap saat orang membutuhkan lampu. Elang kemudian banting setir lagi berbisnis minyak goreng yang di jajakan ke warung-warung. Tetapi, bisnis ini juga tak bertahan lama karena mengganggu kuliahnya. “Saya memang bercita-cita jadi mahasiswa yang pengusaha, makanya segala jenis usaha saya jalani,” terang Elang.
Menurut Elang, ketertarikannya untuk menggeluti dunia bisnis juga didorong karena adanya keinginan besar untuk tidak menyusahkan kedua orang tua. “Keinginan inilah yang paling besar mendorong saya untuk menjadi wirausahawan,” tegasnya.
Setelah berkecimpung di berbagai bisnis, sejak 2006 lalu akhirnya Elang fokus untuk merambah bisnis properti dengan nama Elang Group. Dia mengungkapkan, modal awal untuk menjalankan usaha ini dia dapat dari hasil patungan dengan beberapa orang teman.
Konsep bisnis properti yang Elang bangun ialah berupa kompleks perumahan murah dengan model Rumah Sehat Sederhana (RSS), rumah yang tertata rapi dengan harga yang terjangkau. Perumahan ini ditujukan bagi masyarakat dengan keadaan ekonomi menegah ke bawah, dengan gaji tidak lebih dari Rp2,5 juta per bulan.
Menurutnya, konsep properti murah ini dipilih karena di samping peluangnya masih sangat besar, dirinya juga dapat membantu masyarakat tidak mampu. “Ada 75 juta penduduk kita yang membutuhkan rumah, di samping dapat menuai keuntungan. Bisnis ini juga sebagai ibadah karena bisa membantu orang,” kata pria kelahiran, Bogor,6 April 1985 ini.
Dengan slogan rumah murah, Elang membanderol rumah buatannya dengan harga Rp23 sampai Rp33 juta per unit. Ke depan, Elang menargetkan bisa membangun lebih banyak unit rumah lagi. Di balik pribadinya yang tenang dan rendah hati, Elang memiliki gerak progresif dalam naluri bisnis.
Sehingga, tak heran bila dengan kekuatan intuisi berwirausaha, kini dia berhasil meraih omzet hingga puluhan miliar rupiah per tahun. Kendati demikian, perjalanan bisnis Elang bukanlah berjalan mulus tanpa hambatan.
Dia mengaku pernah mengalami berbagai kendala, mulai dari kesusahan mencari modal, pengajuan pinjaman yang ditolak pihak bank,hingga ditipu rekan kerja. Tetapi,semua kendala yang pernah dihadapinya sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik. “Kebetulan latar pendidikan saya dari ekonomi, sedikit-sedikit tahu jurusnya,” katanya.
Kemahiran elang dalam menjalankan bisnis properti memang patut diacungi jempol. Betapa tidak, kini Elang Group berkembang sangat pesat. Hal tersebut terlihat dari kemajuan jumlah unit rumah yang dibangun dan dari jumlah karyawan yang meningkat.
Tak kurang dari 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap proyek siap membantunya. Menurut Elang, selain butuh kerja keras untuk meraih kesuksesan, seseorang juga membutuhkan konsistensi. “Orang yang menang bukan mereka yang pintar dan cerdas, tetapi mereka yang konsisten melakukan sesuatu,” jelasnya.
Kesuksesan juga bukan hanya berfokus pada hasil, melainkan berorientasi pada niat dan proses yang tepat. Elang menjelaskan, agar sukses, seseorang juga perlu melihat persaingan secara global, bukan lokal. “Buat dunia sendiri,jangan bergantung pada orang lain,” tegas Pemenang I tingkat nasional Wirausaha Mandiri 2007 ini.
Kini,selain sibuk menjalankan berbagai proyek bisnisnya, Elang pun dikabarkan tengah menjalani profesi barunya sebagai pembicara dan motivator di berbagai acara kewirausahaan.
(kur)