Lentik Yosakoi dalam hentakan Tari Remo

Minggu, 08 Juli 2012 - 20:27 WIB
Lentik Yosakoi dalam hentakan Tari Remo
Lentik Yosakoi dalam hentakan Tari Remo
A A A
Sindonews.com - Kekayaan budaya bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam Tari Remo menjadi jati diri yang terus berkembang. Seperti Jepang yang menonjolkan Yosakoi, Tari Remo memberikan arti besar dalam penyambutan tamu kenegaraan.

Ketika dua tari yang memiliki latar sejarah itu berbeda, Remo dan Yosakoi memberikan silauan mata yang mampu menjadikan magnet untuk terus melihatnya. Sister city antara Surabaya dan Kochi, Jepang memberikan kepercayaan baru kalau budaya tak bisa dimakan oleh perubahan zaman.

Ya, Tari Yosakoi dengan ciri khas gerakan tangan dan kaki yang dinamis tetap menyejukan hati. Tari yang berkembang sebagai bentuk modern tari musim panas Awa Odori itu memberikan nuansa baru di Taman Surya Surabaya, Minggu (8/7/2012).

Penampilan Tari Yosakoi semakin sempurna ketika Tari Remo yang mengandalkan gerakan kaki yang rancak dan dinamis membawa ritme riang bagi warga kota yang datang di Taman Surya. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki dan membawa menghentak kasih sayang di atas panggung.

Ratusan penari dari berbagai daerah mengikuti Festival Tari Remo dan Yosakoi yang digelar Pemkot Surabaya dalam rangka memperingati 15 tahun kerjasama sister city antara Kota Surabaya dengan Kochi, Jepang.

Antusis masyarakat di Indonesia akan kesenian asal Jepang yakni Tari Yosakoi ini cukup tinggi. Hal ini diperlihatkan dengan jumlah peserta festival Tari Yosakoi hampir sama dengan Tari Remo.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Surabaya Wiwiek Widayati menuturkan, jumlah peserta Tari Remo sebanyak 38 peserta yang kebanyakan berasal dari sanggar tari dan sekolahan di Surabaya.

Sementara untuk Tari Yosakoi diikuti oleh 37 peserta dari Surabaya dan luar kota seperti Mojokerto, Jombang, Yogyakarta, Kediri, Madiun dan dan Solo.

Ia melanjutkan, festival ini merupakan bagian dari kegiatan cross culture atau pertukaraan seni dan kebudayaan antarkota di dunia yang digagas pemkot sejak beberapa tahun lalu. Keberagaman budaya menjadi kekayaan dunia untuk terus dipertahankan. Semangat itu yang coba dibangun pemkot dengan pelaksaan cross culture yang digelar tiap tahun.

Untuk tahun ini, katanya, pelaksanaan cross culture difokuskan pada peringatan 15 tahun kerja sama sister city antara Kota Surabaya dan Kochi, Jepang. Dengan demikian, banyak perwakilan dari Kochi yang datang ke Indonesia seperti halnya Wali Kota Kochi, Wakil Ketua DPRD Kota Kochi dan sejumlah pengusaha lainnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Kerja Sama Pemkot Surabaya Ifron Hadi mengatakan, pertukaran budaya antara Surabaya dan Kochi sudah berlangsung lama. Bahkan pada 2000, Kochi memperkenalkan Surabaya dengan beberapa pakaian adat Yosakoi.

“Pakaian-pakaian adat ini digunakan untuk mendukung aktifitas-aktifitas seni, sehubungan dengan pertunjukan tari Yosakoi yang digelar di Surabaya,” jelasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5074 seconds (0.1#10.140)