Pintu masuk yang terus menggeliat

Jum'at, 06 Juli 2012 - 08:55 WIB
Pintu masuk yang terus menggeliat
Pintu masuk yang terus menggeliat
A A A
Saat ini potensi permintaan terhadap transportasi jalur udara kian meningkat. Karena kebutuhan itu, diperlukan sebuah usaha maksimal untuk menggenjot penyediaan sarana dan prasarana bandara di berbagai wilayah di Indonesia.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan siap membangun dan merelokasi 45 bandara baru di sejumlah wilayah. Pada tahap pertama, target sampai 2017 akan dibangun 24 bandara dan sisanya akan diselesaikan secara bertahap sampai 2022. Dari situ, sampai 10 tahun ke depan,akan ada 45 bandara baru di Indonesia. Kebutuhan untuk terus melakukan perbaikan dan pembangunan bandara dinilai punya alasan kuat bagi pemerintah.

Jika potensi pasar angkutan udara terus bertambah, bisa dipastikan dampak positif akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di kawasan di mana bandara itu dibangun. Selain itu, akan memungkinkan transaksi perdagangan dalam kuantitas yang lebih jika jumlah bandara semakin diperbanyak.

“Sampai saat ini kami selalu melakukan perkembangan dan perbaikan bandara secara berkelanjutan. Perbaikan itu sudah pasti ada,dan pembangunan bandara itu juga pasti ada,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti S Gumay kepada harian SINDO, akhir pekan lalu.

Kebijakan pemerintah yang ingin merelokasi dan membangun bandara baru merupakan sebuah upaya kinerja yang ditunggu-tunggu banyak pihak.Tidak hanya oleh pengusaha di bidang transportasi udara, juga para pelaku ekonomi mikro yang berharap banyak wisatawan yang berkunjung dan melakukan transaksi di daerah setempat.

Herry mengatakan, kebijakan yang diambil tetap pada standar-standar yang diberlakukan. Segala kebijakan yang berkaitan soal ini terus dijalankan dan dikembangkan secara konsisten. Kebijakan yang diambil Kemenhub sekarang ini merupakan langkah antisipatif terhadap pertumbuhan industri penerbangan yang semakin melonjak. Pasar ekonomi semakin sulit ditoleransi.

Untuk itu perlu kesiapan negara dalam memfasilitasi kelengkapan infrastrukturnya. Hal ini agar mempermudah akses terutama bagi para pelancong, yang akan turut mendorong pergerakan ekonomi ke arah positif.

Implementasi kebijakan ini sudah disiapkan anggarannya. Selanjutnya akan diambil langkah aplikatif secara cepat dan berkelanjutan. “Tahun ini kami telah mempersiapkan alokasi anggaran senilai Rp3 triliun guna pembangunan infrastruktur. Untuk perkiraannya, dalam pembangunan satu bandara, akan dianggarkan minimal Rp200 miliar.Dengan begitu, pembangunan secara berlanjut akan bisa selesai sesuai target yang sudah dicanangkan,” lanjut Herry.

Terkait dana proyek pembangunan ini, masih ada pendanaan lain yang bisa diharapkan. Kemenhub akan tetap mengharapkan pendanaan dari APBN karena dana ini belum ada sampai kini. Sementara dana yang lain masih diupayakan seperti memanfaatkan skema kerja sama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan badan usaha milik negara (BUMN). Sementara itu, hal yang sama juga diutarakan Direktur Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Bambang Tjahjono.

Menurut dia, bandara Indonesia sampai saat ini terus melakukan perkembangan,pembangunan fasilitas, dan penunjang kebandarudaraan. “Untuk pemenuhan standar atau regulasi, kami mengakomodasi jenis pesawat baru yang dioperasikan pihak maskapai nasional misalnya perpanjangan dan pelebaran landas pacu (runway), perluasan apron dan reposisi standparkir,serta pengadaan atau penggantian fasilitas keselamatan (rescue)dan pemadam kebakaran (fire fighting),” kata Bambang.

Dengan demikian, upaya pembangunan dan relokasi sejumlah bandara baru yang sedang dioptimalkan pemerintah sekarang ini akan berpotensi bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Proyek ini akan menguntungkan banyak pihak, tidak hanya bagi pelaku ekonomi, tetapi juga para wisatawan asing. Mereka bisa mengakses objek-objek wisata yang selama ini sulit dijangkau seperti wisata Raja Ampat di Papua.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9409 seconds (0.1#10.140)