Kuan Yew pun terharu

Minggu, 01 Juli 2012 - 13:55 WIB
Kuan Yew pun terharu
Kuan Yew pun terharu
A A A
DIA rela mendonasikan kekayaannya hingga jutaan dolar untuk dunia pendidikan. Baginya, pendidikan adalah instrumen penting kemajuan sebuah bangsa.

Saat ini banyak pengusaha yang konsisten mendermakan sebagian hartanya bagi orang-orang yang membutuhkan. Aksi filantropi bisa dilakukan atas nama pribadi seiring diberlakukannya Undang-Undang PPh No 36 Tahun 2008. UU ini memberi kesempatan bagi orang pribadi dan badan hukum untuk beramal dari sebagian keuntungan usaha, tanpa perlu beban pajak tambahan. Prof Dr Tahir, pendiri sekaligus pemimpin Mayapada Group, merupakan salah satu konglomerat Indonesia yang kerap mendermakan hartanya bagi kelangsungan dunia pendidikan.

Tak cukup di dalam negeri, beberapa kampus di luar negeri pun kerap mendapatkan dana miliaran rupiah darinya. Tujuannya untuk kelangsungan lembaga pendidikan setempat. Pada awal 2011, seperti dilansir The Sunday Times, pria yang tiga kali menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) ini menyumbang dana sebesar USD30 juta atau setara dengan Rp270 miliar kepada National University of Singapore (NUS).

Dengan nilai yang demikian besar, sumbangan ini dianggap sebagai aksi filantropi terbesar yang pernah diterima NUS dari alumni mereka. Dana ini diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan kedokteran dan penelitian di Yong Loo Lin School of Madicine (YLLSM). “Terdapat banyak orang yang lebih kaya daripada saya. Ini bukan melulu persoalan berapa banyak harta yang Anda miliki atau seberapa kaya Anda,” kata pria yang menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Tujuh Belas Agustus 1945-Surabaya pada 2008 ini.

Sementara pernyataan menantu pemilik Grup Lippo, Mochtar Riady, itu disambut balik Presiden NUS Prof Tan Chorh Chuan dalam situs resmi NUS. “Sebagai alumni yang kerap berdonasi ke universitas, Dr Tahir menginspirasi kita dengan keyakinan yang penuh gairah agar kompetensi NUS bisa memengaruhi masa depan dan memberi dampak positif bagi kehidupan di sekitar kita.” Aksi bederma ke NUS yang dilakukan pria penerima penghargaan dari majalah di Hong Kong sebagai Entrepreneur of the Year 2011 ini bukan yang pertama kalinya.

Periode 2006 sampai 2010, Tahir telah memberikan total sumbangan senilai USD3 juta sebagai dana beasiswa kepada NUS Business School dan University Town. Sumbangan ini ia berikan seiring dengan kelulusan putranya, Jonathan, dari kampus tertua di Singapura tersebut. Donasi ini merupakan bentuk ucapan terima kasihnya, karena putranya bisa mengenyam pendidikan sampai lulus di kampus yang punya nama mendunia.

Kontribusi ini dinilai sebagai donasi terbesar kelima yang diterima NUS dari perseorangan. “Pendidikan adalah salah satu faktor terpenting yang bisa mendukung kemajuan bangsa. Saya berharap tindakan ini akan bisa mengilhami alumni lain dan teman-teman lain untuk melakukan hal yang sama,” kata Tahir seperti dikutip dari situs Asiaone.

Tidak lama setelah mendonasikan kekayaannya kepada NUS, pemimpin Mayapada Group yang mengawali bisnisnya di sektor garmen ini juga menyumbang ke University of California, Barkeley, untuk beasiswa program master bisnis (MBA). Seperti diberitakan di laman resmi kampus ini, senilai USD1 juta digelontorkan Tahir guna membantu mahasiswa, terutama pelajar Asia yang belajar di sana.

Selain karena dia menjadi satu-satunya orang Asia Tenggara yang menjadi Dewan Wali Amanat di UC Barkeley, tiga putrinya juga merupakan lulusan kampus yang berdiri pada 23 Maret 1868 ini. Tahir mengatakan, UC Barkeley dipandang baik oleh Indonesia sebagai salah satu tujuan kampus dengan konsentrasi bisnis terkemuka. Banyak pejabat pemerintah dan pengusaha swasta yang merupakan lulusan sana.

“Saya berharap dana beasiswa ini akan memberikan contoh, terutama bagi mahasiswa yang mendapat beasiswa ini nantinya. Ketika mereka lulus dan menjadi pengusaha sukses, saya ingin mereka bisa mengingat penghargaan atas beasiswa ini agar mereka nantinya juga mau bederma,” kata Tahir. Dekan Haas School of Business UC Barkeley Rich Lyons mengatakan sangat berterima kasih atas sumbangan Dr Tahir untuk sekolah mereka.

“Semoga dengan sumbangan ini, kami bisa mencapai tujuan yang diinginkan sekolah ini, yaitu menjadi sekolah bisnis terunggul yang bisa bersaing menarik mahasiswa dari berbagai negara,” ujar Lyons. Karena pria kelahiran Surabaya, 26 Maret 1952 ini kerap mendonasikan pundi-pundi kekayaannya untuk dunia pendidikan, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew pada 2011 memberinya penghargaan khusus sebagai imbalan dari kontribusinya bagi kemajuan pendidikan.

“Dukungannya (Dr Tahir) akan memungkinkan staf pengajar tambahan yang akan direkrut untuk menjalankan kelompok kecil belajar di perguruan tinggi ini dan memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang layak menerimanya agar mereka tidak kehilangan kesempatan karena persoalan finansial,” ujar Lee seperti dilansir situs resmi NUS. Ditegaskan Lee, sebagai alumni NUS, Dr Tahir menginspirasi banyak orang dengan sikap dermawannya.

Hal ini akan mempengaruhi masa depan dan berdampak positif bagi kehidupan pendidikan, bukan hanya di Singapura tetapi di kawasan regional Asia Tenggara.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6060 seconds (0.1#10.140)