Dari gamer untuk pendidikan
A
A
A
KESUKSESAN tidak membuat salah satu pendiri Zynga.org, Laura Pincus Hartman, terkungkung dalam kemewahan. Kekayaan malah mengantarkannya ke pedalaman negara tertinggal dan berbagi dengan kaum papa.
Dalam suatu kesempatan, Hartman berada di Pignon, sebuah desa yang ada di Haiti. Bersama sejumlah koleganya, seperti aktor Matt Damon, dia berkeliling daerah dan melihat sejumlah ketertinggalan. Di sana Hartman banyak menemukan keprihatinan. Banyak anak yang tidak berpakaian, mereka tidak peduli dengan cuaca yang juga kurang bersahabat. Karena itu, Hartman melibatkan jutaan gamer (pemain game) untuk berkontribusi pada pembangunan sekolah dan infrastruktur penting di Haiti.
Hartman juga menggandeng water.org dalam memberikan sumbangan yang kreatif bagi Haiti. Hartman yang juga profesor dari St Vincent de Paul tentang Etika Bisnis di College de Paul University bertanggung jawab pada program filantropi jaringan permainan Zynga (Zynga Game Network). Para gamer Zynga menyumbangkan lebih dari belasan juta dolar untuk masalah sosial, baik domestik maupun internasional.
Sebagai pendidik dan sarjana yang diakui secara global, pelatih, dan penulis lebih dari 80 buku dan artikel, Hartman menerima konsultasi lembaga profit dan nonprofit multinasional dan lembaga pendidikan di bidang etika bisnis, terkait isu pengentasan masyarakat global dari kemiskinan melalui kemitraan perusahaan, tata kelola perusahaan, tanggung jawab dan budaya, hubungan kerja, kondisi kerja global dan standar, dan dampak teknologi pada hubungan kerja.
Dia merupakan orang pertama yang diizinkan mempelajari kondisi kerja di pabrik-pabrik Nike di Vietnam pada 1990-an. “Saya sangat percaya dapat meyakinkan bahwa keuntungan bisa berdampak pada perbaikan kemiskinan dan melayani strategi keuangan mereka,” ujar Hartman sebagaimana dilansir majalah Fast Company. Pada 2009, bersama adiknya yang juga pendiri Zynga, Mark Pincus, dia memutuskan melakukan sejumlah kegiatan dengan biaya dari Zynga. Pada saat itu diputuskan untuk melibatkan gamer pada sejumlah program sosial.
Maka dibuatkan game filantropis yang diberi nama “Sweet Seeds for Haiti” (Benih Manis untuk Haiti). Gamer membeli benih virtual ubi jalar yang tidak akan pernah layu. Kampanye pertamanya menghasilkan USD584.000 yang memungkinkan Hartman membarui dapur di salah satu sekolah. Kemudian ada program baru yang berhasil mengumpulkan USD1,3 juta untuk membantu membangun sekolah baru, yang disebut L’Ecole de Choix (Sekolah Pilihan).
Hartman juga menyediakan makanan mereka dan merancang kurikulum untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dan mempersiapkan anak-anak untuk memecahkan masalah bangsa. Hal ini juga mengajarkan rasa hormat dan antikekerasan yang diharapkan membantu mengakhiri lingkaran penderitaan yang begitu sering menimpa gadis dan wanita Haiti.
Hartman memberi mereka pilihan dan mengajarkan untuk menjadi inklusif dan bertanggung jawab. “Kita menegaskan martabat mereka,” tandas Hartman.
Dalam suatu kesempatan, Hartman berada di Pignon, sebuah desa yang ada di Haiti. Bersama sejumlah koleganya, seperti aktor Matt Damon, dia berkeliling daerah dan melihat sejumlah ketertinggalan. Di sana Hartman banyak menemukan keprihatinan. Banyak anak yang tidak berpakaian, mereka tidak peduli dengan cuaca yang juga kurang bersahabat. Karena itu, Hartman melibatkan jutaan gamer (pemain game) untuk berkontribusi pada pembangunan sekolah dan infrastruktur penting di Haiti.
Hartman juga menggandeng water.org dalam memberikan sumbangan yang kreatif bagi Haiti. Hartman yang juga profesor dari St Vincent de Paul tentang Etika Bisnis di College de Paul University bertanggung jawab pada program filantropi jaringan permainan Zynga (Zynga Game Network). Para gamer Zynga menyumbangkan lebih dari belasan juta dolar untuk masalah sosial, baik domestik maupun internasional.
Sebagai pendidik dan sarjana yang diakui secara global, pelatih, dan penulis lebih dari 80 buku dan artikel, Hartman menerima konsultasi lembaga profit dan nonprofit multinasional dan lembaga pendidikan di bidang etika bisnis, terkait isu pengentasan masyarakat global dari kemiskinan melalui kemitraan perusahaan, tata kelola perusahaan, tanggung jawab dan budaya, hubungan kerja, kondisi kerja global dan standar, dan dampak teknologi pada hubungan kerja.
Dia merupakan orang pertama yang diizinkan mempelajari kondisi kerja di pabrik-pabrik Nike di Vietnam pada 1990-an. “Saya sangat percaya dapat meyakinkan bahwa keuntungan bisa berdampak pada perbaikan kemiskinan dan melayani strategi keuangan mereka,” ujar Hartman sebagaimana dilansir majalah Fast Company. Pada 2009, bersama adiknya yang juga pendiri Zynga, Mark Pincus, dia memutuskan melakukan sejumlah kegiatan dengan biaya dari Zynga. Pada saat itu diputuskan untuk melibatkan gamer pada sejumlah program sosial.
Maka dibuatkan game filantropis yang diberi nama “Sweet Seeds for Haiti” (Benih Manis untuk Haiti). Gamer membeli benih virtual ubi jalar yang tidak akan pernah layu. Kampanye pertamanya menghasilkan USD584.000 yang memungkinkan Hartman membarui dapur di salah satu sekolah. Kemudian ada program baru yang berhasil mengumpulkan USD1,3 juta untuk membantu membangun sekolah baru, yang disebut L’Ecole de Choix (Sekolah Pilihan).
Hartman juga menyediakan makanan mereka dan merancang kurikulum untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dan mempersiapkan anak-anak untuk memecahkan masalah bangsa. Hal ini juga mengajarkan rasa hormat dan antikekerasan yang diharapkan membantu mengakhiri lingkaran penderitaan yang begitu sering menimpa gadis dan wanita Haiti.
Hartman memberi mereka pilihan dan mengajarkan untuk menjadi inklusif dan bertanggung jawab. “Kita menegaskan martabat mereka,” tandas Hartman.
(hyk)