Ani punya kapasitas sebagai capres
A
A
A
Sindonews.com – Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarif Hasan mengakui bahwa Ibu Negara Ani Yudhoyono memang memiliki ketokohan dan kapasitas untuk diusung sebagai calon presiden (capres).
Syarif mengatakan, pihaknya sangat menghargai berbagai lembaga survei yang selalu menyertakan Ani sebagai salah satu figur pilihan setiap kali menyelenggarakan survei elektabilitas dan popularitas bakal capres. Dia bahkan melihat jajak pendapat terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan elektabilitas Ani berada di posisi keempat sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi publik terhadap ketokohan dan kefigurannya.
"Memang beliau (Ani) mumpuni karena punya kapasitas. Kami menghargai hasil survei itu. Publik melihat kapasitas Bu Ani,” kata Syarif di sela menghadiri pameran lukisan Bung Karno di Jakarta, Minggu 24 Juni 2012.
Pengakuan publik atas ketokohan Ani, lanjut Syarif, juga dicermati oleh para kader Demokrat. Karena itu, tak mengherankan bila mayoritas kader pun mendukung pengusungan Ani sebagai capres Demokrat 2014. Hal ini dibuktikan dengan elektabilitas Ani yang menempati posisi tertinggi di antara jajaran kader Demokrat yang potensial menjadi capres/calon wakil presiden (cawapres).
Berdasarkan hasil survei LSI Juni ini, elektabilitas Ani di antara nama-nama tokoh parpol yang masuk bursa capres sebesar 6,5% dari 1.200 responden. Posisi Ani di bawah Megawati Soekarnoputri yang memperoleh dukungan 18,3%, Prabowo 18%, dan Aburizal Bakrie 17,5%.
Sementara itu, dari enam nama kandidat kuat dan potensial capres dari kalangan Demokrat, Ani Yudhoyono mendapat dukungan tertinggi dengan 12,6%. Di bawahnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum 4%, Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng 3,8%, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo 3,3%, Menkopolhukam Djoko Suyanto 3,3%, dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie 2,5%.
Meski begitu, Syarif Hasan menekankan bahwa saat ini sebaiknya para kader jangan dulu terlalu dalam membahas kandidat bakal capres dari Demokrat. Terlebih, rakyat sebagai pemilih bisa saja berpandangan bahwa figur lain dari kalangan eksternal partai lebih layak diusung menjadi kandidat RI-1 dari Demokrat.
Yang jelas, kata dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah berulang kali menyatakan bahwa keluarganya tidak akan ada yang bakal menjadi kandidat Pilpres 2014. "Anak atau istrinya tidak akan maju,” kata Syarif.
Bagaimana jika hasil survei elektabilitas menunjukkan bahwa elektabilitas Ani terus menanjak? Syarif enggan berspekulasi. Pada prinsipnya, kata dia, Demokrat tetap akan melihat dinamika terakhir dan aspirasi yang berkembang di publik. "Biarin saja kehendak publik. Bagi kami, semua kembali kepada SBY,” jawab Menteri Koperasi dan UKM ini.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana mengatakan, partainya tidak mau berandai-andai soal elektabilitas Ani ke depan. Namun jika saat ini nama Ani terus berkibar dalam bursa capres dan berbagai survei, maka Demokrat tidak bisa membendungnya meski SBY sudah berkali-kali mengungkapkan penolakannya.
"Setuju tidak setuju, kalau (pada) 2013 semakin tinggi, itu bagus. Bisa jadi itu barang,” tandas Sutan.
Dia mengungkapkan, Demokrat nantinya akan menggelar survei internal yang tertutup. Hasil rangkaian survei ini dan hasil survei-survei independen akan menjadi referensi dalam penetapan capres Demokrat.
Ketua Bidang Komunikasi dan Publikasi DPP Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, elektabilitas Ani sebenarnya tidak lebih rendah dibandingkan tokoh partai lain seperti Megawati, Prabowo, apalagi Aburizal Bakrie.
"Dalam survei LSI, mereka tidak dibandingkan. Tapi, masing-masing tokoh memang memiliki elektabilitas tertinggi di parpol masing-masing. Jadi tidak bisa dikatakan Ibu Ani lebih rendah dibandingkan tokoh partai lain,” kilah Andi.
Dia juga menegaskan bahwa sebenarnya tidak perlu melakukan langkah apa pun dalam rangka menaikkan elektabilitas Ani. Itu karena istri Presiden SBY ini sudah dipastikan tak akan maju dalam Pilpres 2014. "Tak perlu ada langkah selanjutnya,” tandas Andi.
Pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes mengatakan, hasil survei yang menunjukkan Ani Yudhoyono mendapatkan elektabilitas tertinggi di Demokrat bukan satu-satunya indikator untuk menetapkan capres. "Saya melihat capres Demokrat mendatang harus menjadi jangkar atau perekat di antara tokoh-tokoh yang tengah berkonflik dan dapat membangkitkan soliditas partai,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut dia, masih panjangnya waktu menjelang 2014 memberikan kesempatan bagi setiap kandidat untuk meningkatkan elektabilitas. Begitu juga bagi para bakal capres lainnya di internal Demokrat. "Kekuatan pesan kampanye, figur, jaringan partai, dan manajemen kampanye yang profesional akan mempengaruhi tingkat elektabilitas capres,” urainya. (lil)
Syarif mengatakan, pihaknya sangat menghargai berbagai lembaga survei yang selalu menyertakan Ani sebagai salah satu figur pilihan setiap kali menyelenggarakan survei elektabilitas dan popularitas bakal capres. Dia bahkan melihat jajak pendapat terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan elektabilitas Ani berada di posisi keempat sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi publik terhadap ketokohan dan kefigurannya.
"Memang beliau (Ani) mumpuni karena punya kapasitas. Kami menghargai hasil survei itu. Publik melihat kapasitas Bu Ani,” kata Syarif di sela menghadiri pameran lukisan Bung Karno di Jakarta, Minggu 24 Juni 2012.
Pengakuan publik atas ketokohan Ani, lanjut Syarif, juga dicermati oleh para kader Demokrat. Karena itu, tak mengherankan bila mayoritas kader pun mendukung pengusungan Ani sebagai capres Demokrat 2014. Hal ini dibuktikan dengan elektabilitas Ani yang menempati posisi tertinggi di antara jajaran kader Demokrat yang potensial menjadi capres/calon wakil presiden (cawapres).
Berdasarkan hasil survei LSI Juni ini, elektabilitas Ani di antara nama-nama tokoh parpol yang masuk bursa capres sebesar 6,5% dari 1.200 responden. Posisi Ani di bawah Megawati Soekarnoputri yang memperoleh dukungan 18,3%, Prabowo 18%, dan Aburizal Bakrie 17,5%.
Sementara itu, dari enam nama kandidat kuat dan potensial capres dari kalangan Demokrat, Ani Yudhoyono mendapat dukungan tertinggi dengan 12,6%. Di bawahnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum 4%, Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng 3,8%, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo 3,3%, Menkopolhukam Djoko Suyanto 3,3%, dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie 2,5%.
Meski begitu, Syarif Hasan menekankan bahwa saat ini sebaiknya para kader jangan dulu terlalu dalam membahas kandidat bakal capres dari Demokrat. Terlebih, rakyat sebagai pemilih bisa saja berpandangan bahwa figur lain dari kalangan eksternal partai lebih layak diusung menjadi kandidat RI-1 dari Demokrat.
Yang jelas, kata dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah berulang kali menyatakan bahwa keluarganya tidak akan ada yang bakal menjadi kandidat Pilpres 2014. "Anak atau istrinya tidak akan maju,” kata Syarif.
Bagaimana jika hasil survei elektabilitas menunjukkan bahwa elektabilitas Ani terus menanjak? Syarif enggan berspekulasi. Pada prinsipnya, kata dia, Demokrat tetap akan melihat dinamika terakhir dan aspirasi yang berkembang di publik. "Biarin saja kehendak publik. Bagi kami, semua kembali kepada SBY,” jawab Menteri Koperasi dan UKM ini.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana mengatakan, partainya tidak mau berandai-andai soal elektabilitas Ani ke depan. Namun jika saat ini nama Ani terus berkibar dalam bursa capres dan berbagai survei, maka Demokrat tidak bisa membendungnya meski SBY sudah berkali-kali mengungkapkan penolakannya.
"Setuju tidak setuju, kalau (pada) 2013 semakin tinggi, itu bagus. Bisa jadi itu barang,” tandas Sutan.
Dia mengungkapkan, Demokrat nantinya akan menggelar survei internal yang tertutup. Hasil rangkaian survei ini dan hasil survei-survei independen akan menjadi referensi dalam penetapan capres Demokrat.
Ketua Bidang Komunikasi dan Publikasi DPP Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, elektabilitas Ani sebenarnya tidak lebih rendah dibandingkan tokoh partai lain seperti Megawati, Prabowo, apalagi Aburizal Bakrie.
"Dalam survei LSI, mereka tidak dibandingkan. Tapi, masing-masing tokoh memang memiliki elektabilitas tertinggi di parpol masing-masing. Jadi tidak bisa dikatakan Ibu Ani lebih rendah dibandingkan tokoh partai lain,” kilah Andi.
Dia juga menegaskan bahwa sebenarnya tidak perlu melakukan langkah apa pun dalam rangka menaikkan elektabilitas Ani. Itu karena istri Presiden SBY ini sudah dipastikan tak akan maju dalam Pilpres 2014. "Tak perlu ada langkah selanjutnya,” tandas Andi.
Pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes mengatakan, hasil survei yang menunjukkan Ani Yudhoyono mendapatkan elektabilitas tertinggi di Demokrat bukan satu-satunya indikator untuk menetapkan capres. "Saya melihat capres Demokrat mendatang harus menjadi jangkar atau perekat di antara tokoh-tokoh yang tengah berkonflik dan dapat membangkitkan soliditas partai,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut dia, masih panjangnya waktu menjelang 2014 memberikan kesempatan bagi setiap kandidat untuk meningkatkan elektabilitas. Begitu juga bagi para bakal capres lainnya di internal Demokrat. "Kekuatan pesan kampanye, figur, jaringan partai, dan manajemen kampanye yang profesional akan mempengaruhi tingkat elektabilitas capres,” urainya. (lil)
()