Anas punya jurus jitu selamatkan Demokrat

Sabtu, 23 Juni 2012 - 09:21 WIB
Anas punya jurus jitu...
Anas punya jurus jitu selamatkan Demokrat
A A A
Sindonews.com – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku memiliki strategi jitu untuk mendongkrak elektabilitas partai yang merosot lantaran rendahnya performa pemerintah. Dia yakin Demokrat kembali melesat ke posisi puncak.

Menurut Anas, Demokrat dapat memenangi lagi pemilu bila langkah-langkah yang disiapkannya bisa berjalan baik serta didukung soliditas dan kinerja seluruh elemen partai. Namun, mantan anggota DPR dari daerah pemilihan Blitar, Kediri, dan Tulungagung ini enggan menjelaskan lebih terperinci 'jurus' yang saat ini mulai dijalankannya.

“Soal teknisnya bagaimana, itu ya rumus. Ibarat masakan, itu resep. Resep kan tidak boleh diobral. Bisa bangkrut warungnya,” kelit Anas saat ditanya wartawan seusai melantik pengurus Barisan Massa Demokrat (BMD) di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat 22 Juni 2012.

Meski merahasiakan strategi jitu penguatan kembali Demokrat, Anas menekankan bahwa pada intinya para kader perlu memastikan berbagai program institusionalisasi, konsolidasi, dan pengakaran partai berjalan on the track.

Bila agenda ini berhasil, akan sangat mudah bagi Demokrat untuk berkibar kembali di kancah politik Tanah Air. Dia menyinggung peran BMD yang sebagai anak organisasi partai khusus melakukan tugas-tugas nonpolitik seperti kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, keagamaan, dan pelayanan lain kepada rakyat.

“Pengabdian dan kerja produktif kita harus mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Dengan begitu, isu-isu negatif soal Demokrat dan pemerintah dapat terkikis. Nama baik, kehormatan, dan kebesaran Demokrat terjaga,” tandas mantan anggota Tim Revisi Paket Undang-Undang Politik di awal masa Reformasi ini.

Berkaca dari dinamika terkini yang terjadi di lingkup internal Demokrat, Anas juga mengingatkan para kadernya agar tidak membuat partai di dalam partai.

Berdasarkan hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 2 Juni 2012 hingga 11 Juni 2012, elektabilitas Demokrat hanya 11,3%. Padahal, berdasarkan hasil survei per Januari 2012, elektabilitas Demokrat masih 13,7%, bahkan per Oktober 2011 angkanya 16,5%. Saat ini, elektabilitas Demokrat berada di posisi ketiga di bawah PDIP dan Partai Golkar.

Sebagaimana dipaparkan LSI, salah satu penyebab menurunnya elektabilitas Demokrat adalah kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang gagal menjalankan pemerintahan yang efektif. Pakar hukum tata negara dari Universitas Indonesia Esa Unggul Irman Putra Sidin mengemukakan, persoalan internal Demokrat sudah jauh terseret seolah menjadi permasalahan negara dan bangsa lantaran sosok sentralnya adalah presiden.

“Apalagi para pemilih cenderung melihat figur ketimbang parpolnya. Kalau figur itu bekerja bagus, parpolnya pasti dipercaya,” papar Irman.

Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto menilai manuver segelintir elite dan kader Demokrat yang menginginkan Anas lengser dari posisi ketua umum kian eskalatif. Bahkan, gerakannya cenderung kian kasar meski mereka tahu bahwa agenda tersebut terlalu prematur dan dipaksakan.

Karena itu, Gun Gun mengapresiasi sikap Anas yang tidak reaktif menanggapi manuver tersebut. “Langkah pertama dengan memastikan soliditas kepengurusan daerah sudah bagus karena daerah memang basis dukungan terhadap Anas,” kata Gun Gun.

Peneliti senior Akbar Tandjung Institute Alfan Alfian juga mendukung langkah Anas yang berkonsentrasi melakukan pembenahan partai dan tak terlalu terpengaruh manuver beberapa kader dan elite internal di pusat.

“Konsolidasi memang tepat dan lebih penting. Anas harus terus berjuang membuat partainya menjadi partai modern, demokratis, dan punya basis massa yang nyata dan kuat,” ujar Alfian.

Dia berharap Anas pun mampu merangkul semua faksi yang ada dan membangun komunikasi harmonis dengan SBY mengingat Pemilu 2014 semakin dekat.

Anas perlu menjaga terus sikap santun, bijak, dan tidak emosionalnya, terutama atas desakan agar mundur dari posisi ketua umum. “Ini ujian berat. Tapi Anas harus bisa menanamkan keyakinan bahwa Demokrat mampu menjadi pemenang pemilu nanti,” pungkasnya.

Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia Ubedilah Badrun memandang Anas perlu melakukan perlawanan terbuka terhadap orang-orang di elite Demokrat yang sudah menyiapkan skenario pencopotan dirinya dari kursi ketua umum.

Menurut Ubed, ada tiga alasan substantif bagi Anas untuk melakukan hal itu. Pertama, otoritas Anas telah dilangkahi oleh Ketua Dewan Pembina dalam menyelesaikan problem internal partai. Kedua, untuk mendudukan kembali posisi moral politik dirinya di mata publik dan di mata konstituen yang telah diacak-acak pihak internal yang membencinya.

“Ketiga, jika Anas hanya melakukan perlawanan secara halus, hal itu akan merugikan dirinya karena publik akan percaya bahwa tudingan negatif selama ini bisa jadi benar,” kata Ubed.

Sementara itu, pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit mengungkapkan, kelegawaan SBY untuk duduk bersama Anas membahas solusi konflik internal Demokrat saat ini adalah jalan terbaik.

“SBY harus bersedia merendah kalau ingin citra partai membaik, elektabilitasnya naik lagi, dan citra pribadinya juga bagus,” tandas Sukardi.

Tampilnya Anas dan SBY bersama-sama secara terbuka bisa membalikkan persepsi publik yang telanjur menganggap ada perang dingin di antara keduanya. “Konflik ini harus beres sebelum akhir 2012. Kalau tidak, jangan harap Demokrat bisa berbicara banyak di 2014,” tegasnya. (lil)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6621 seconds (0.1#10.140)