Manuver elite berbahaya bagi Demokrat

Kamis, 21 Juni 2012 - 08:19 WIB
Manuver elite berbahaya bagi Demokrat
Manuver elite berbahaya bagi Demokrat
A A A
Sindonews.com - Manuver sejumlah elite Partai Demokrat yang terus berupaya menggulingkan Anas Urbaningrum dari posisi ketua umum sangat berbahaya bagi masa depan partai itu sendiri.

Menurut pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf, ulah para elite ini bukan membuat Demokrat semakin solid, melainkan justru berpotensi hancur. “Jangan pernah remehkan Anas. Dia punya kekuatan dan sangat mudah melakukan perlawanan jika memang mau,” kata Asep saat dihubungi di Jakarta, Rabu 20 Juni 2012.

Menurut dia, melorotnya popularitas Partai Demokrat lebih disebabkan sikap pemerintah yang cenderung tidak tegas. Asep juga meminta Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar berhati-hati dalam mengambil keputusan soal Anas.

SBY juga harus bersikap arif menyikapi pertarungan antarfaksi di internal partainya dan perlu berupaya memberikan solusi pembenahan, jangan menjadi salah satu aktor yang memperkeruh situasi.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, ada aspirasi dari sejumlah kader Demokrat yang menuntut Anas mundur dari jabatan ketua umum karena sering disebut-sebut dalam kasus Nazaruddin. Namun, tuntutan itu tidak mudah dipenuhi.

"Di Demokrat, tidak ada yang bisa dengan mudah menggeser posisi Anas karena ada aturan main organisasi dan proses. Misalnya, seorang kader bisa diberhentikan dari jabatan setelah jadi tersangka,” ungkapnya.

Di tempat terpisah, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Nurhayati Ali Assegaf membantah kabar ada hubungan yang tidak harmonis antara Anas dan SBY. Ketidakhadiran Anas dalam pertemuan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) Partai Demokrat beberapa waktu lalu bukanlah bentuk perlawanan atau lantaran tidak diundang.

Menurut Nurhayati, Anas absen karena dalam waktu bersamaan sibuk dengan agenda DPP Partai Demokrat. “Saya juga tidak hadir karena ada agenda di DPR. Fungsi kedewanan tentu lebih penting jadi (antara) Pak SBY dan Mas Anas tidak ada yang berlawanan,” tandasnya.

Nurhayati justru mengaku selama ini melihat Anas dan SBY cukup dekat. Hampir di setiap agenda partai yang dihadiri SBY selalu ada Anas bersama Sekjen DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Dia juga mengingatkan agar para kader Demokrat tidak terbawa arus isu menyangkut proses hukum M Nazaruddin yang membawa-bawa beberapa nama elite partai. (lil)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6711 seconds (0.1#10.140)
pixels