PKB perlu tuntaskan konflik masa lalu
A
A
A
Sindonews.com – Konflik internal masa lalu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) antara pendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan pendukung almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dapat memengaruhi perolehan suara partai berlambang sembilan bintang ini pada Pemilu 2014.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Gun Gun Heryanto memprediksi, PKB akan mengalami penurunan pada 2014 karena konflik internal masa lalu yang sudah dinyatakan selesai masih terasa di internal. Pendukung Gus Dur yang masih berada di PKB merasa tidak puas dengan kepemimpinan Cak Imin.
"PKB juga ada konflik antarfaksi yang buntu. Ini membuat suara partai terpecah, di mana banyak kader PKB yang pindah partai bahkan ada yang membentuk partai baru," ujarnya di Jakarta, Rabu 20 Juni 2012.
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini melanjutkan, konflik yang terjadi pada 2008 berawal saat Gus Dur sebagai ketua Dewan Syura PKB memberhentikan Cak Imin dari posisi ketua Dewan Tanfidz.
Putri kandung Gus Dur, Yenny Wahid, berkeinginan partai tetap dipegang oleh pendukung Gus Dur yang biasa disebut Gusdurian. Namun dalam proses hukum, Mahkamah Agung (MA) menetapkan Cak Imin sebagai pemimpin partai. Yenny akhirnya membentuk partai baru yakni Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN). Menurut Gun Gun, suara Nahdlatul Ulama (NU) berpengaruh besar terhadap PKB.
Namun, PKB tidak memiliki electoral vote. Dosen Universitas Al Azhar Jakarta ini menambahkan, solusi utama untuk mencegah suara PKB menurun pada 2014 yakni dengan mediasi antara pendukung Cak Imin dan para pendukung Gus Dur agar suara kaum nahdliyyin kembali satu. Apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan, PKB terancam gagal masuk parlemen pada 2014.
Guru besar psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Moeloek mengatakan, selain rekonsiliasi, PKB sebagai salah satu partai juga menengah perlu pula melakukan revitalisasi. Dengan menambah amunisi baru, membangun kiprah baru, dan membuat terobosan, publik bisa tersadarkan lagi bahwa PKB tetap layak menjadi pilihan.
Ketua Fraksi PKB DPR Marwan Jafar mengatakan, permasalahan internal PKB saat ini benar-benar sudah selesai dan semua pihak solid mendukung Cak Imin sebagai ketua umum.
Dia memastikan proses rekonsiliasi PKB berjalan sukses dan pihaknya siap masuk ke posisi tiga atau empat. "Masa lalu tidak perlu diungkit kembali, PKB sekarang fokus pikirkan kinerja untuk rakyat dan upaya pemenangan pemilu," kata Marwan.
Anggota Komisi III DPR ini menambah kan, konflik yang pernah terjadi sebenarnya bukan disebabkan faktor internal, namun lebih pada faktor eksternal. Banyak yang menginginkan PKB tidak menjadi parpol yang besar. (lil)
Pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Gun Gun Heryanto memprediksi, PKB akan mengalami penurunan pada 2014 karena konflik internal masa lalu yang sudah dinyatakan selesai masih terasa di internal. Pendukung Gus Dur yang masih berada di PKB merasa tidak puas dengan kepemimpinan Cak Imin.
"PKB juga ada konflik antarfaksi yang buntu. Ini membuat suara partai terpecah, di mana banyak kader PKB yang pindah partai bahkan ada yang membentuk partai baru," ujarnya di Jakarta, Rabu 20 Juni 2012.
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini melanjutkan, konflik yang terjadi pada 2008 berawal saat Gus Dur sebagai ketua Dewan Syura PKB memberhentikan Cak Imin dari posisi ketua Dewan Tanfidz.
Putri kandung Gus Dur, Yenny Wahid, berkeinginan partai tetap dipegang oleh pendukung Gus Dur yang biasa disebut Gusdurian. Namun dalam proses hukum, Mahkamah Agung (MA) menetapkan Cak Imin sebagai pemimpin partai. Yenny akhirnya membentuk partai baru yakni Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN). Menurut Gun Gun, suara Nahdlatul Ulama (NU) berpengaruh besar terhadap PKB.
Namun, PKB tidak memiliki electoral vote. Dosen Universitas Al Azhar Jakarta ini menambahkan, solusi utama untuk mencegah suara PKB menurun pada 2014 yakni dengan mediasi antara pendukung Cak Imin dan para pendukung Gus Dur agar suara kaum nahdliyyin kembali satu. Apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan, PKB terancam gagal masuk parlemen pada 2014.
Guru besar psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Moeloek mengatakan, selain rekonsiliasi, PKB sebagai salah satu partai juga menengah perlu pula melakukan revitalisasi. Dengan menambah amunisi baru, membangun kiprah baru, dan membuat terobosan, publik bisa tersadarkan lagi bahwa PKB tetap layak menjadi pilihan.
Ketua Fraksi PKB DPR Marwan Jafar mengatakan, permasalahan internal PKB saat ini benar-benar sudah selesai dan semua pihak solid mendukung Cak Imin sebagai ketua umum.
Dia memastikan proses rekonsiliasi PKB berjalan sukses dan pihaknya siap masuk ke posisi tiga atau empat. "Masa lalu tidak perlu diungkit kembali, PKB sekarang fokus pikirkan kinerja untuk rakyat dan upaya pemenangan pemilu," kata Marwan.
Anggota Komisi III DPR ini menambah kan, konflik yang pernah terjadi sebenarnya bukan disebabkan faktor internal, namun lebih pada faktor eksternal. Banyak yang menginginkan PKB tidak menjadi parpol yang besar. (lil)
()