Konflik Papua butuh penanganan berbeda
A
A
A
Sindonews.com - Butuh penanganan khusus dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di Papua, karena bukan lagi perkara kriminal biasa.
"Kalau terjadi penembakan di Jakarta, kita tahu pelakunya siapa, motifnya apa, bisa langsung ditangkap dan diproses hukum. Kalau di Papua tidak, itu di mobilisasi, karena ada kelompok bersenjata dan politik," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/6/2012).
Menurutnya, tewasnya Wakil Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni tidak akan menyelesaikan masalah keamanan di Papua. Sebaliknya, tewasnya Mako justru akan meningkatkan perlawanan kelompok-kelompok tertentu di Papua terhadap pemerintah.
"Tewasnya Mako Tabuni bisa dianggap martir dari perjuangan mereka dan menghidupkan sel-sel perjuangan mereka," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota tim kajian Papua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth mengatakan, permasalahan keamanan dan tindak kejahatan yang tidak selesai di Papua disebabkan tidak adanya tindak tegas dari pemerintah, dan pihak berwenang untuk mengungkap pelaku kejahatan.
"Pelaku kekerasan tidak pernah diungkap, selalu saja menyebut pelaku kekerasan tersebut sebagai OTK (orang tak dikenal). Padahal kalau di Jakarta, pihak berwenang selalu mengungkap identitas pelaku atau tersangka," ujarnya.
Untuk itu menurutnya, harus ada langkah berani dalam mengungkap setiap tindak kejahatan yang ada di Papua. (lil)
"Kalau terjadi penembakan di Jakarta, kita tahu pelakunya siapa, motifnya apa, bisa langsung ditangkap dan diproses hukum. Kalau di Papua tidak, itu di mobilisasi, karena ada kelompok bersenjata dan politik," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/6/2012).
Menurutnya, tewasnya Wakil Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni tidak akan menyelesaikan masalah keamanan di Papua. Sebaliknya, tewasnya Mako justru akan meningkatkan perlawanan kelompok-kelompok tertentu di Papua terhadap pemerintah.
"Tewasnya Mako Tabuni bisa dianggap martir dari perjuangan mereka dan menghidupkan sel-sel perjuangan mereka," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota tim kajian Papua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth mengatakan, permasalahan keamanan dan tindak kejahatan yang tidak selesai di Papua disebabkan tidak adanya tindak tegas dari pemerintah, dan pihak berwenang untuk mengungkap pelaku kejahatan.
"Pelaku kekerasan tidak pernah diungkap, selalu saja menyebut pelaku kekerasan tersebut sebagai OTK (orang tak dikenal). Padahal kalau di Jakarta, pihak berwenang selalu mengungkap identitas pelaku atau tersangka," ujarnya.
Untuk itu menurutnya, harus ada langkah berani dalam mengungkap setiap tindak kejahatan yang ada di Papua. (lil)
()