Pendekatan militer semakin memicu konflik Papua

Sabtu, 16 Juni 2012 - 11:41 WIB
Pendekatan militer semakin memicu konflik Papua
Pendekatan militer semakin memicu konflik Papua
A A A
Sindonews.com - Pendekatan militer yang represif dalam menyelesaikan permasalahan di Papua semakin menyuburkan konflik yang terjadi di Bumi cenderawasih itu.

"Selama ini pemerintah salah menggunakan pendekatan. Pengendalian keamanan yang dilakukan secara represif harusnya dapat diberlakukan dengan lebih komprehensif," kata anggota tim kajian Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth dalam diskusi polemik Sindo Radio di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/6/2012).

Dia menegaskan, seharusnya pemerintah sudah meninggalkan pendekatan militer yang represif untuk menangani persoalan di Papua. "Pemerintah seharusnya mulai melihat kebutuhan masyarakat Papua untuk mendapatkan pengakuan dan kesetaraan. karena ini adalah masalah martabat dan harga diri," ujarnya.

Tokoh intelektual muda dari Papua, Natalis Pigay mengatakan, pemerintah sudah sangat gagal dalam melakukan pendekatan keamanan dalam menata kehidupan bermasyarakat di Papua. "Pendekatan keamanan di Papua itu berlebihan. Padahal kami rakyat papua sudah berniat untuk menyarungkan senjata, tapi pemerintah justru melakukan pendekatan permasalahan keamanan yang berlebihan," ungkapnya.

Dia juga mempersoalkan penembakan salah satu pimpinan Komite Nasional Papua Barat, Mako Tabuni. Padahal yang dia ketahui, Mako tengah duduk tanpa perlawanan saat ditembak.

"Laporan yang kita terima penembakan tidak boleh. Seharusnya ditangkap, diadili, dihukum mati tidak masalah, asal melalui proses pengadilan. Jangan ditembak langsung, itu menimbulkan ketidakpercayaan. Pendekatan keamanan yang keji menimbulkan luka yang dalam," tukasnya. (lil)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5150 seconds (0.1#10.140)