Masalah Papua harus tuntas

Sabtu, 16 Juni 2012 - 09:18 WIB
Masalah Papua harus tuntas
Masalah Papua harus tuntas
A A A
Sindonews.com – Rentetan kekerasan di Papua bisa mengancam kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Data Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memuat lebih dari 22 kasus kekerasan dan penembakan terjadi di Papua sepanjang 2012.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mengatakan, Papua merupakan bagian terpenting dari nasionalisme Indonesia sejak masa lalu. Menurutnya, Papua sudah menjadi persemaian nasionalisme Indonesia ketika beberapa tokoh nasional seperti Sjahrir diasingkan ke sana. Asvi pun prihatin dengan persoalan kekerasan di Papua yang tidak pernah diselesaikan dengan baik oleh pemerintah dari dulu sampai sekarang.

Menurutnya, masalah muncul terus-menerus karena tidak pernah diselesaikan sejak dulu. "Jadi untuk menyelesaikan ini harus diteguhkan kembali kepercayaan antara Pemerintah Indonesia dan rakyat Papua. Tentunya bisa dengan dialog penyelesaian," ujarnya di Jakarta, Jumat 15 Juni 2012. Diketahui, kerusuhan terbaru terjadi di Jayapura, Papua, terjadi pada Kamis 14 Juni 2012 lalu.

Peristiwa itu dipicu tewasnya Ketua 1 Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni yang ditembak polisi dalam peristiwa penyergapan sekitar pukul 09.45 WIT di kediamannya di Perumnas 3 Waena, Kelurahan Yabansai, Distrik Herom. Mako tewas ditembak karena melakukan perlawanan saat dilakukan upaya penangkapan. Mako Tabuni diduga merupakan pelaku serangkaian teror penembakan di Kota Jayapura dua pekan belakangan ini.

Dalam dua pekan terakhir terjadi enam insiden penembakan di Kota Jayapura yang mengakibatkan jatuhnya tujuh korban, satu di antaranya tewas. Mako diduga menembak warga negara Jerman Dietmar Pieper di Pondok Wisata Port Numbay, Distrik Japut, Kelurahan Tanjung Ria, Jayapura, Selasa 29 Mei 2012 lalu. Hingga kemarin belum ada seorang pun yang ditetapkan sebagai tersangka atas terjadinya kerusuhan.

Sementara sebanyak empat orang warga menjadi korban dalam kerusuhan itu. Kerusuhan berujung pada pembakaran dan perusakan terhadap 6 ruko, 3 warung, 1 bengkel, 26 sepeda motor, dan 4 mobil. Anggota DPR dari daerah pemilihan Papua, Peggi Patrisia Pattipi meminta aparat keamanan dan semua pihak lebih serius lagi menciptakan kondisi keamanan di Papua agar kondusif.

Hingga saat ini setidaknya sudah lebih dari 15 orang meninggal akibat penembakan yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai kondisi seperti ini sangat memprihatinkan dan meresahkan masyarakat. "Aparat kepolisian harus mengusut tuntas pelaku penembakan dan harus berani memublikasikan ke masyarakat," jelasnya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengungkapkan, pascakerusuhan polisi langsung menggelar razia dan mendatangi rumah susun sewa tempat penyergapan Mako. Dari hasil pemeriksaan di beberapa kamar, ditemukan sebuah senjata laras panjang, bendera bintang kejora, bom molotov, dan puluhan dokumen Operasi Papua Merdeka.

"Semua barang bukti dan saksi sudah ambil keterangannya di Polda, kita kini tengah memburu tersangka-tersangka lain untuk membuat jelas siapa-siapa saja pelakunya. Situasi di sana sangat kondusif," papar Saud. (lil)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7022 seconds (0.1#10.140)