Protes, korban Lapindo jalan kaki ke Jakarta

Jum'at, 15 Juni 2012 - 08:05 WIB
Protes, korban Lapindo...
Protes, korban Lapindo jalan kaki ke Jakarta
A A A
Sindonews.com - Salah satu korban semburan lumpur Lapindo Hari Suwandi mulai Kamis 14 Juni 2012 kemarin berjalan kaki menempuh rute Sidoarjo–Jakarta. Dengan bekal seadanya, Hari dilepas keluarga dan masyarakat Sidoarjo.

"Bapak, aku doakan perjuanganmu berhasil dan korban lumpur segera mendapat pelunasan. Saya ikhlas pas melepas kepergianmu," ujar istri Hari Suwandi, Sribati.

Hari nekat berjalan kaki sejauh 827 km melalui jalur pantai utara Jawa, demi menuntut pelunasan ganti rugi aset korban lumpur Lapindo yang belum tuntas sejak enam tahun lalu.

Sejak pukul 10.00 WIB kemarin, bapak tiga anak itu sudah bersiap di tanggul Desa Siring, ditemani istrinya. Selain keluarga dan para korban lumpur, hadir pula dalam seremoni pelepasan sederhana itu pendeta Leonard Tanalepy dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sidoarjo, Pendeta Natael Hermawan dari Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Sidoarjo, serta anggota Fraksi PDIP DPR Indah Kurnia.

Indah Kurnia mengaku mendukung penuh aksi yang dilakukan oleh korban lumpur dalam menuntut haknya. "Penderitaan korban lumpur tidak bisa dihitung tahun, tapi per menit. Tinggal menjumlahkan saja berapa juta menit korban lumpur menderita," ujar anggota Komisi XI DPR tersebut.

Indah juga sempat berorasi di hadapan puluhan korban lumpur yang ikut melepas keberangkatan Hari Suwandi. Dia berharap korban lumpur Lapindo tidak berhenti berjuang untuk menuntut hak. "Yang merasakan penderitaan itu adalah korban lumpur. Kami hanya bisa membantu perjuangan ini. Selamat jalan Pak Hari!," ujar anggota dewan dari dapil Surabaya-Sidoarjo itu.

Ditemani Harto Wiyono (41), warga Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, tepat pukul 11.00 WIB, Hari dilepas secara simbolis. Dia akan menempuh perjalanan darat dengan jalan kaki sejauh 827 kilometer, melalui 17 kabupaten/kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Untuk membiaya perjalanannya, Hari akan menjual VCD berisi penderitaan korban lumpur di kota/kabupaten yang dilalui Hari membawa sekitar 100 keping VCD film dokumenter. Sementara Harto Wiyono yang mengawal Hari mengendarai sepeda motor, mengikuti Hari dari belakang.

"Kita tidak banyak bawa bekal. Hanya VCD ini yang akan kami jual," ujar Harto sembari meletakkan keping-keping VCD di kotak belakang motornya.

Di Jakarta, Hari akan menuju Bundaran Hotel Indonesia, Istana Negara, Gedung DPR, Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, dan tak lupa Wisma Bakrie. Hari menegaskan tetap bertahan di Jakarta hingga memperoleh kepastian ganti rugi seluruh korban lumpur dilunasi.

Untuk keamanan selama perjalanan, Hari juga mengganti nomor teleponnya, dan hanya orang tertentu yang tahu nomor tersebut. "Kami tidak ingin ada intimidasi terhadap Hari dan Harto, sehingga tidak semua orang tahu nomor teleponnya," ujar Paring Waluyo, pendamping korban lumpur.

Rencana hari untuk membawa 50 botol lumpur dibatalkan dengan pertimbangan kenyamanan selama perjalanan. "Bekal saya hanya baju secukupnya," tandas kata Hari sesaat sebelum berangkat. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0457 seconds (0.1#10.140)