Teror di Papua hanya tindak kriminal biasa

Rabu, 13 Juni 2012 - 09:03 WIB
Teror di Papua hanya...
Teror di Papua hanya tindak kriminal biasa
A A A
Sindonews.com - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai tindakan teror di Provinsi Papua tidak bersifat masif sehingga bumi Cendrawasih masih aman dan terkendali.

Pernyataan ini diungkapkan Mahfud MD di sela-sela kegiatan kunjungan kenegaraan dalam rangka sosialisasi tentang konstitusional di Provinsi Papua dan Papua Barat, Selasa (12/6/2012). Dalam kunjungannya kali ini, Mahfud MD bukan hanya semata-mata untuk mengetahui kondisi Papua secara langsung melainkan untuk menghadiri Rakernas Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Kota Manokwari Papua Barat dan seminar nasional di Universitas Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Jayapura.

Kunjungan ini pun diikuti oleh Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva beserta Sekretaris Jenderal Janedjri M Gaffar. Mengenai teror, lebih lanjut Mahfud mengatakan teror yang terjadi di Provinsi Papua itu memang ada, akan tetapi tidak semua kawasan di bumi cendrawasih ini berbahaya. "Saya meyakini tidak ada sesuatu yang luarbiasa, dan saya meyakini pemerintah bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, karena itulah dibentuk pemerintahan," ujar Mahfud MD disela-sela kunjungan kenegaraan di Kota Manokwari Provinsi Papua Barat dan Jayapura Provinsi Papua.

Selain itu, Mahfud menganggap tidak ada keadaan mencekam yang luar biasa seperti yang diberitakan oleh beberapa media. Tindak teror yang sedang terjadi di bumi Papua hanyalah tindak kriminal biasa bukan tindak teror yang seakan-akan menggambarkan Provinsi Papua tidak aman secara keseluruhan. "Saya melihat kondisi masyarakat berjalan seperti biasa, sehingga orang Indonesia harus tahu kalo di sini aman," lanjut Mahfud.

Menurut Mahfud, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah untuk menertibkan penggunaan senjata resmi. Tetapi yang jelas, aparat keamanan dan negara harus memiliki standar atau protap yang jelas. Namun, tanggungjawab keamanan tidak hanya bisa dibebankan kepada aparat kepolisian, akan tetapi masyarakat juga wajib menjaga keamanan secara bersama-sama.

"Gangguan keamanan seperti itukan tidak masif, orang melakukannya dengan sembunyi, sehingga sebenarnya tidak terlalu berat rasanya untuk diselesaikan, kalau ini kan orang ngaco dan bersembunyi sehingga tidak banyak," tutur Mahfud. Sedangkan untuk motif di balik tindakan teror di Papua, Mahfud belum mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan dari tindakan tersebut.

Kalaupun ada yang mengatakan bahwa teror ini berhubungan dengan Pemilihan Umun Kepala Daerah (Pemilukada), itu belom bisa dibuktikan karena belom ada pengumuman resmi. "Jadi kita serahkan saja kepihak aparat kepolisian yang mengungkap insiden ini," tandasnya. Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Papua Syamsul Arif Rivai mengatakan kedatangan Ketua MK bisa memberikan informasi sekaligus indikator kalau Papua dalam keadaan aman terkendali.

Syamsul memang membenarkan teror yang sedang terjadi Papua tetapi kejadian itu hanya berlangsung di Jayapura. Sehingga tindakan teror yang terjadi tidak dapat dikatakan kalau seluruh Provinsi Papua dalam keadaan berbahaya. "Kita lihat saja dari fungsi pelayanan pemerintahan dan fungsi produksi masih berjalan seperti biasa. Dan teror itu tidak terlalu mengganggu masyarakat," tuturnya.

Untuk menindaklanjuti teror tersebut, Syamsul menegaskan telah menanganinya secara prosedural sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan meningkatkan intensitas penangannya. Salah satu cara untuk untuk mempertahankan keamanan yaitu dengan melakukan upaya-upaya prementif seperti sweeping oleh pihak berwenang.

"Pihak kami juga telah merencanakan untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan tokoh agama guna bersamasama menjaga ketentraman keamanan di Papua khususnya Jayapura," tandas Syamsul. Lebih lanjut Syamsul menjamin tindak teror yang terjadi di Papua tidak memecah hubungan harmonis yang telah tercipta di masyarakat Papua. Menurut penuturannya, perbedaan pendapat yang ada tidak mungkin sampai pada tindakan teror yang sedang terjadi sekarang.

Hal ini terlihat karena toleransi antar umat beragama yang sangat tinggi di Papua. "Ini hanya perbuatan orang yang hanya ingin membuat cemas masyarakat, yang motifnya akan segera kita ketahui, jadi kita tunggu saja hasil pemeriksaannya" tutur Syamsul. (lil)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0466 seconds (0.1#10.140)