BIN selidiki dana asing dalam kekerasan di Papua
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah menanggapi dugaan keterlibatan pihak asing dalam kekerasan di Papua. Badan Intelijen Nasional (BIN) pun sekarang ini tengah menyelidiki dugaan adanya pihak asing dibalik kekerasan itu, terutama soal pendanaan.
Namun sejauh penyelidikan yang telah dilakukan, BIN memastikan pihak asing tidak terlibat secara fisik dalam teror itu.
"Kami mengidentifikasi, ada organisasi sama dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) jumlahnya beberapa di Papua. Karena masih dalam penyelidikan juga tidak akan saya disclose. Keterlibatan pendanaan asing ada, dan ini akan kami telusuri," kata Kepala BIN Marciano Norman di DPR, Jakarta, Senin (10/6/2012).
Sampai saat ini, BIN belum mendeteksi serangkaian kekerasan yang terjadi terkait dengan rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 3 Juli 2012 lalu.
"Kalau untuk 1 Juli iya, untuk menarik perhatian dunia, bilang kami ini ada. Kalau kaitannya dengan kunjungan SBY mereka juga belum tahu kapan SBY datang," ujarnya.
Marciano menduga, sejumlah aksi kekerasan itu hanya untuk menarik perhatian dunia international. "Tapi upaya untuk menarik perhatian internasional itu ada, menarik perhatian jurnalis asing untuk menulis berita-berita tentang Papua," tukasnya.(lin)
Namun sejauh penyelidikan yang telah dilakukan, BIN memastikan pihak asing tidak terlibat secara fisik dalam teror itu.
"Kami mengidentifikasi, ada organisasi sama dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) jumlahnya beberapa di Papua. Karena masih dalam penyelidikan juga tidak akan saya disclose. Keterlibatan pendanaan asing ada, dan ini akan kami telusuri," kata Kepala BIN Marciano Norman di DPR, Jakarta, Senin (10/6/2012).
Sampai saat ini, BIN belum mendeteksi serangkaian kekerasan yang terjadi terkait dengan rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 3 Juli 2012 lalu.
"Kalau untuk 1 Juli iya, untuk menarik perhatian dunia, bilang kami ini ada. Kalau kaitannya dengan kunjungan SBY mereka juga belum tahu kapan SBY datang," ujarnya.
Marciano menduga, sejumlah aksi kekerasan itu hanya untuk menarik perhatian dunia international. "Tapi upaya untuk menarik perhatian internasional itu ada, menarik perhatian jurnalis asing untuk menulis berita-berita tentang Papua," tukasnya.(lin)
()