Pramono lebih unggul dibanding Ani
A
A
A
Sindonews.com – Peluang Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo untuk diusung sebagai calon presiden (capres), terutama dari Partai Demokrat, cukup tinggi.
Bahkan, Pramono diprediksi mengungguli kakak kandungnya, Ani Yudhoyono. Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto menilai kemunculan nama Ani Yudhoyono dan Pramono Edhie Wibowo bukanlah tidak disengaja. Menurut dia, kedua nama ini sengaja dimunculkan sebagai bagian strategi uji publik yang dilakukan Partai Demokrat. Meski demikian, Gun Gun memperkirakan, peluang Pramono untuk diusung sebagai capres lebih tinggi dibandingkan dengan Ani Yudhoyono.
“Kita akui, memang di Partai Demokrat belum ada figur sekuat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemunculan Ibu Ani dan Pramono Edhie sekadar tes pasar saja. Tapi, menurut saya, Ibu Ani kemungkinan sulit maju, sedangkan Pramono masih sangat memungkinkan, bahkan peluangnya lebih tinggi,” tandas Gun Gun di Jakarta, Sabtu (9/6/2012). Hal senada diungkapkan peneliti Akbar Tandjung Institute Alfan Alfian.
Menurut dia, faktor militer masih dipandang penting oleh sebagian masyarakat Indonesia. Karena itu, Pramono Edhie yang memiliki karier militer bagus punya kans besar untuk terpilih menjadi presiden. Alfian melihat situasi perkembangan politik saat ini sangat memungkinkan bagi Pramono Edhie untuk diusung sebagai capres. Hal ini mengingat tidak ada ketentuan jarak masa pensiun anggota TNI dengan bolehnya yang bersangkutan berpolitik praktis.
“Begitu mundur, asal ada partai politik yang memenuhi syarat untuk mendukung dia (Pramono Edhie), maka peluangnya terbuka,” ujarnya. Hanya saja, menurut dia, jika Pramono memutuskan maju sebagai capres, konsekuensinya harus bersaing dengan calon lain yang mungkin sudah jauh lebih dikenal publik seperti Prabowo Subianto yang juga berasal dari militer.
“Soal pengenalan tokoh memang membutuhkan waktu. Ini yang menjadi kendala bagi Pramono. Kalaupun dia mau mengandalkan dukungan SBY, belum tentu seoptimal daya magnet politiknya pada 2014. Semua tetap tergantung kepada sang tokoh itu sendiri,” paparnya.
Ketua Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla mengakui figur Pramono Edhie merupakan salah satu nama yang masuk dalam observasi yang sedang dilakukan partainya. Meski demikian, dia mengaku hingga saat ini partainya belum memiliki kandidat capres.
Ulil mengatakan, Partai Demokrat tidak dalam posisi mencalonkan capres, melainkan masih membaca perkembangan politik, termasuk mengamati sejumlah nama capres yang muncul di sejumlah media. “Nama Pak Promono Edhie itu masuk menjadi salah satu yang kita observasi. Kita lihat semua nama yang ada dulu. Posisi kita observer karena kita belum punya kandidat yang kuat sekali seperti SBY,” tandas Ulil.
Menurut dia, dari sejumlah nama calon yang disebut-sebut media, Partai Demokrat juga menilai belum ada satu pun figur yang layak diusung menjadi capres. Itu sebabnya, Partai Demokrat memilih bersikap terbuka dengan kandidat mana pun nantinya yang akan diusung. Ulil menambahkan, beredarnya 10 nama capres yang dimunculkan elite Partai Demokrat sejatinya belum final.
Dari nama tersebut, ujarnya, tidak tertutup kemungkinan bisa bertambah atau berkurang. “Jadi, Partai Demokrat sekarang terbuka dengan kandidat mana pun, jumlah 10 nama itu tidak penting. Ini kan dinamis, bisa berubah, bisa bertambah dan berkurang,” paparnya. Yang jelas, ujar Ulil, saat ini Partai Demokrat masih fokus memperbaiki citra yang sedang terpuruk akibat sejumlah elite yang tersangkut kasus korupsi.
Partai Demokrat juga sedang fokus menyukseskan program pemerintah, terutama di sektor ekonomi. “Kita percaya jika pemerintah SBY, terutama sektor ekonomi, berhasil, maka Partai Demokrat juga akan ikut besar. Itu sebabnya, kita bekerja keras menyukseskan program pemerintah,” tandasnya.
Ulil juga menegaskan bahwa Partai Demokrat menjamin tidak akan mengajukan Ibu Negara Ani Yudhoyono sebagai capres. Menurut dia, pengalaman Ibu Ani dalam mendampingi Presiden SBY selama dua periode dinilai cukup untuk mengabdi kepada negara.
PKB Bidik Mahfud
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diam-diam mulai membidik Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD untuk disiapkan menjadi calon presiden pada 2014 mendatang. Hal ini dibuktikan melalui komunikasi intensif yang dilakukan keduanya akhirakhir ini. Ketua DPP PKB Malik Haramain mengakui hingga saat ini Mahfud merupakan kader PKB dan sampai kapan pun tidak akan melupakan PKB.
Bahkan keberadaan Mahfud dinilai sebagai salah satu kader terbaik PKB. “Sebagai kader Pak Mahfud nggak akan lupa kulitnya. Beliau salah satu kader terbaik PKB. Yang pasti, PKB terus berkomunikasi dengan Pak Mahfud, termasuk dengan semua calon,” kata Malik.
Malik mengakui bahwa keberadaan Mahfud saat ini merupakan salah satu figur yang menarik hati konstituen PKB. “Banyak yang jatuh cinta ke beliau (Mahfud) karena kegigihannya dalam mengawal konstitusi, kesederhanaan, dan kepolosannya,” katanya.
Malik juga mengapresiasi hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) belum lama ini yang menunjukkan tingkat popularitas dan elektabilitas Mahfud semakin tinggi. Dia mengakui bahwa kekuatan Mahfud ada pada konsistensinya dalam mengawal konstitusi. (lil)
Bahkan, Pramono diprediksi mengungguli kakak kandungnya, Ani Yudhoyono. Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto menilai kemunculan nama Ani Yudhoyono dan Pramono Edhie Wibowo bukanlah tidak disengaja. Menurut dia, kedua nama ini sengaja dimunculkan sebagai bagian strategi uji publik yang dilakukan Partai Demokrat. Meski demikian, Gun Gun memperkirakan, peluang Pramono untuk diusung sebagai capres lebih tinggi dibandingkan dengan Ani Yudhoyono.
“Kita akui, memang di Partai Demokrat belum ada figur sekuat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemunculan Ibu Ani dan Pramono Edhie sekadar tes pasar saja. Tapi, menurut saya, Ibu Ani kemungkinan sulit maju, sedangkan Pramono masih sangat memungkinkan, bahkan peluangnya lebih tinggi,” tandas Gun Gun di Jakarta, Sabtu (9/6/2012). Hal senada diungkapkan peneliti Akbar Tandjung Institute Alfan Alfian.
Menurut dia, faktor militer masih dipandang penting oleh sebagian masyarakat Indonesia. Karena itu, Pramono Edhie yang memiliki karier militer bagus punya kans besar untuk terpilih menjadi presiden. Alfian melihat situasi perkembangan politik saat ini sangat memungkinkan bagi Pramono Edhie untuk diusung sebagai capres. Hal ini mengingat tidak ada ketentuan jarak masa pensiun anggota TNI dengan bolehnya yang bersangkutan berpolitik praktis.
“Begitu mundur, asal ada partai politik yang memenuhi syarat untuk mendukung dia (Pramono Edhie), maka peluangnya terbuka,” ujarnya. Hanya saja, menurut dia, jika Pramono memutuskan maju sebagai capres, konsekuensinya harus bersaing dengan calon lain yang mungkin sudah jauh lebih dikenal publik seperti Prabowo Subianto yang juga berasal dari militer.
“Soal pengenalan tokoh memang membutuhkan waktu. Ini yang menjadi kendala bagi Pramono. Kalaupun dia mau mengandalkan dukungan SBY, belum tentu seoptimal daya magnet politiknya pada 2014. Semua tetap tergantung kepada sang tokoh itu sendiri,” paparnya.
Ketua Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla mengakui figur Pramono Edhie merupakan salah satu nama yang masuk dalam observasi yang sedang dilakukan partainya. Meski demikian, dia mengaku hingga saat ini partainya belum memiliki kandidat capres.
Ulil mengatakan, Partai Demokrat tidak dalam posisi mencalonkan capres, melainkan masih membaca perkembangan politik, termasuk mengamati sejumlah nama capres yang muncul di sejumlah media. “Nama Pak Promono Edhie itu masuk menjadi salah satu yang kita observasi. Kita lihat semua nama yang ada dulu. Posisi kita observer karena kita belum punya kandidat yang kuat sekali seperti SBY,” tandas Ulil.
Menurut dia, dari sejumlah nama calon yang disebut-sebut media, Partai Demokrat juga menilai belum ada satu pun figur yang layak diusung menjadi capres. Itu sebabnya, Partai Demokrat memilih bersikap terbuka dengan kandidat mana pun nantinya yang akan diusung. Ulil menambahkan, beredarnya 10 nama capres yang dimunculkan elite Partai Demokrat sejatinya belum final.
Dari nama tersebut, ujarnya, tidak tertutup kemungkinan bisa bertambah atau berkurang. “Jadi, Partai Demokrat sekarang terbuka dengan kandidat mana pun, jumlah 10 nama itu tidak penting. Ini kan dinamis, bisa berubah, bisa bertambah dan berkurang,” paparnya. Yang jelas, ujar Ulil, saat ini Partai Demokrat masih fokus memperbaiki citra yang sedang terpuruk akibat sejumlah elite yang tersangkut kasus korupsi.
Partai Demokrat juga sedang fokus menyukseskan program pemerintah, terutama di sektor ekonomi. “Kita percaya jika pemerintah SBY, terutama sektor ekonomi, berhasil, maka Partai Demokrat juga akan ikut besar. Itu sebabnya, kita bekerja keras menyukseskan program pemerintah,” tandasnya.
Ulil juga menegaskan bahwa Partai Demokrat menjamin tidak akan mengajukan Ibu Negara Ani Yudhoyono sebagai capres. Menurut dia, pengalaman Ibu Ani dalam mendampingi Presiden SBY selama dua periode dinilai cukup untuk mengabdi kepada negara.
PKB Bidik Mahfud
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diam-diam mulai membidik Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD untuk disiapkan menjadi calon presiden pada 2014 mendatang. Hal ini dibuktikan melalui komunikasi intensif yang dilakukan keduanya akhirakhir ini. Ketua DPP PKB Malik Haramain mengakui hingga saat ini Mahfud merupakan kader PKB dan sampai kapan pun tidak akan melupakan PKB.
Bahkan keberadaan Mahfud dinilai sebagai salah satu kader terbaik PKB. “Sebagai kader Pak Mahfud nggak akan lupa kulitnya. Beliau salah satu kader terbaik PKB. Yang pasti, PKB terus berkomunikasi dengan Pak Mahfud, termasuk dengan semua calon,” kata Malik.
Malik mengakui bahwa keberadaan Mahfud saat ini merupakan salah satu figur yang menarik hati konstituen PKB. “Banyak yang jatuh cinta ke beliau (Mahfud) karena kegigihannya dalam mengawal konstitusi, kesederhanaan, dan kepolosannya,” katanya.
Malik juga mengapresiasi hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) belum lama ini yang menunjukkan tingkat popularitas dan elektabilitas Mahfud semakin tinggi. Dia mengakui bahwa kekuatan Mahfud ada pada konsistensinya dalam mengawal konstitusi. (lil)
()