Pilpres 2014, idealnya diikuti 3 pasangan
A
A
A
Sindonews.com - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 idealnya diikuti tiga pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres).
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, setiap pasangan kandidat sebaiknya mewakili tiga ideologi atau aliran politik, yaitu religius, nasionalis, dan kombinasi nasionalis religius.
”Dengan tiga pasangan calon ini, Pilpres 2014 akan bisa berlangsung satu putaran,” katanya di Jakarta kemarin.
Asep memaparkan, parpol religius diwakili Partai Persatuan Pembangunan (PPP),Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kekuatan nasionalis diwakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai NasDem,Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Gerindra.
Adapun kekuatan nasionalis religius diwakili Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). Dengan pemetaan seperti ini, Asep yakin Demokrat tidak akan mengusung Ani Yudhoyono sebagai calon presiden (capres) meski popularitasnya bisa lebih baik dari Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang juga masuk bursa capres.
Menurut dia, Ani akan menyerahkan posisi capres kepada besannya, Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, yang mewakili kekuatan nasionalis religius.
Peluang mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK), Menkopolhukam Djoko Suyanto, maupun lainnya lebih kecil. Adapun cawapres Demokrat bisa berasal dari kalangan nonparpol seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Pasangan kedua, lanjut Asep, berasal dari Partai Golkar yang sudah hampir pasti mengusung Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Kemungkinan besar, Golkar pun akan menggandeng tokoh nonparpol sebagai cawapres pendamping Ical seperti Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD atau Menteri BUMN Dahlan Iskan.
“Ical perlu orang Jawa sebagai cawapresnya,”jelas Asep. Pasangan ketiga akan diisi capres Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mewakili partai papan tengah.
Pengamat politik dari Charta Politica Yunarto Wijaya (Toto) memiliki prediksi tak jauh berbeda dengan Asep. Berdasarkan UU Pilres yang berlaku saat ini, capres-cawapres 2014 terdiri atas tiga hingga empat pasangan.
“Berapa pasangan kandidat peserta pilpres tak perlu dipermasalahkan.Yang penting diperhatikan adalah transparansi dalam pencapresannya. Seleksi yang ketat dan terbuka melahirkan capres berkualitas baik,” kata Toto.
Pengamat politik dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menilai Pilpres 2014 idealnya diikuti lima pasang kandidat.
“Tiga pasang kurang ideal, lebih dari lima pasang jauh dari ideal. Presidential threshold idealnya 10–15 persen. Para bakal capres lain akan merapat ke lima capres terkuat dan masyarakat pun tidak bingung dalam memilihnya,” terang dosen FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu.(lin)
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, setiap pasangan kandidat sebaiknya mewakili tiga ideologi atau aliran politik, yaitu religius, nasionalis, dan kombinasi nasionalis religius.
”Dengan tiga pasangan calon ini, Pilpres 2014 akan bisa berlangsung satu putaran,” katanya di Jakarta kemarin.
Asep memaparkan, parpol religius diwakili Partai Persatuan Pembangunan (PPP),Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kekuatan nasionalis diwakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai NasDem,Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Gerindra.
Adapun kekuatan nasionalis religius diwakili Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). Dengan pemetaan seperti ini, Asep yakin Demokrat tidak akan mengusung Ani Yudhoyono sebagai calon presiden (capres) meski popularitasnya bisa lebih baik dari Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang juga masuk bursa capres.
Menurut dia, Ani akan menyerahkan posisi capres kepada besannya, Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, yang mewakili kekuatan nasionalis religius.
Peluang mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK), Menkopolhukam Djoko Suyanto, maupun lainnya lebih kecil. Adapun cawapres Demokrat bisa berasal dari kalangan nonparpol seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Pasangan kedua, lanjut Asep, berasal dari Partai Golkar yang sudah hampir pasti mengusung Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Kemungkinan besar, Golkar pun akan menggandeng tokoh nonparpol sebagai cawapres pendamping Ical seperti Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD atau Menteri BUMN Dahlan Iskan.
“Ical perlu orang Jawa sebagai cawapresnya,”jelas Asep. Pasangan ketiga akan diisi capres Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mewakili partai papan tengah.
Pengamat politik dari Charta Politica Yunarto Wijaya (Toto) memiliki prediksi tak jauh berbeda dengan Asep. Berdasarkan UU Pilres yang berlaku saat ini, capres-cawapres 2014 terdiri atas tiga hingga empat pasangan.
“Berapa pasangan kandidat peserta pilpres tak perlu dipermasalahkan.Yang penting diperhatikan adalah transparansi dalam pencapresannya. Seleksi yang ketat dan terbuka melahirkan capres berkualitas baik,” kata Toto.
Pengamat politik dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menilai Pilpres 2014 idealnya diikuti lima pasang kandidat.
“Tiga pasang kurang ideal, lebih dari lima pasang jauh dari ideal. Presidential threshold idealnya 10–15 persen. Para bakal capres lain akan merapat ke lima capres terkuat dan masyarakat pun tidak bingung dalam memilihnya,” terang dosen FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu.(lin)
()